Bagian 21

920 101 7
                                    

Lima Tahun Kemudian

Hari ini, tepat di mana Kakashi telah mendapatkan pangkat baru sebagai shinobi. Jounin. Semakin hari, yang Sakura lihat, anak itu juga semakin berubah. Mulai dari penampilannya, suaranya, pun dengan sifat dan cara berperilakunya.

Sakura bahkan tidak mengerti, kenapa anak itu sekarang menjadi suka sekali melarang dirinya berlama-lama dengan Obito. Memang menyebalkan, tapi yang lebih menyebalkan adalah Uchiha itu selalu mengajak Rin dalam acaranya. Dan terkadang, secara diam-diam Kakashi selalu membuntutinya, lalu tiba-tiba saja ikut bergabung dengannya.

"Sakura, jaga rumah. Jangan keluar kalau tidak penting. Saat ini, keadaan desa sedang darurat. Aku tidak ingin bebanku bertambah karenamu."

Sakura mendengus. Bibirnya langsung mengerucut. Memalingkan wajahnya, tak ingin menatap Kakashi yang sedang merapikan pakaiannya. Penampilan anak itu benar-benar berubah. Syal yang selalu digunakan anak itu, kini sudah berpindah tangan padanya.

"Sebagai jounin, aku memberikan peringatan keras padamu karena kau adalah warga Konoha."

Desa saat ini memang sudah berubah. Banyak peperangan antardesa yang terjadi. Konoha pun ikut berpartisipasi dalam perang itu. Entah menjadi sekutu ataukah memang yang melakukan penyerangan tersebut.

Sakura menatap Kakashi, "Terus kenapa kalau aku warga Konoha? Aku juga ingin melakukan semua hal semauku. Kau jadi banyak mengaturku. Lagi pula, kau itu baru jadi jounin. Sombong sekali, sih," katanya dengan ketus. Lalu, kembali memalingkan wajahnya.

Sayup-sayup, telinga Sakura mendengar langkah Kakashi yang mendekat padanya. Posisinya saat ini berada di ambang pintu kamar Kakashi. Tubuhnya mengejang ketika si perak itu menepuk bahunya pelan. Refleks, ia menatap mata hitam anak laki-laki yang kini ada di hadapannya.

"Aku melarangmu demi kebaikanmu juga. Apa kau ingin mati tanpa pernah bisa melakukan apapun? Kau ini bukan siapa-siapa. Kau tidak ingin mati dalam keadaan tidak berguna, 'kan?"

Sakura langsung menundukkan kepalanya. Otaknya berputar, mengingat kejadian-kejadian dahulu yang ia alami. Sebelum menjadi kunoichi terhebat, dia tidak lebih dari hanya beban.

"Baiklah, tapi aku ingin meminta sesuatu padamu. Dan tolong lakukan."

"Apa?"

"Tolong, jangan biarkan Obito-kun mati dalam misi. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya."

Tanpa sadar, bahkan Sakura saat ini pun menjadi beban bagi Kakashi. Permintaan yang dilontarkan gadis itu hanya ditanggapi dengan diam oleh Kakashi.

Mengikuti langkah Kakashi menuju pintu utama, Sakura berjalan di belakang anak itu. Setibanya di sana, Kakashi berbalik dan menatap Sakura.

Puk.

"Aku tidak akan lama," ucap Kakashi. Tubuh Sakura masih mengejang akibat tepukan dari Kakashi. Padahal anak itu sudah tidak ada di hadapannya.

Sakura saat ini sedang terduduk di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakura saat ini sedang terduduk di ruang tengah. Tiba-tiba, matanya menangkap sebuah figura kecil yang berdiri di atas nakas di pojok ruangan itu. Lalu, ia pun merangkak ke sana. Kini, figura itu sudah berada di genggamannya. Sudut bibirnya sedikit terangkat.

Flashback [on]

Tepat di hari Kakashi yang 'memergoki' Sakura sedang bersama Genma. Sakumo yang mengajak kedua anak itu masuk ke dalam rumah, ternyata mengajak mereka untuk berfoto.

"Sakura, Kakashi. Segeralah bersiap."

"Bersiap? Kita akan ke mana, Sakumo-san?" tanya Sakura dengan sumringah.

"Hmm, kita lihat saja nanti. Ayo, cepat kalian berdua. Kita tidak boleh membuat orang lain menunggu."

Namun, pada akhirnya hanya Sakura dan Sakumo lah yang terlihat siap, sedangkan Kakashi masih dengan pakaiannya yang tadi.

"Kakashi-niisama, apa yang kau lakukan? Kenapa kau masih memakai baju itu? Cepat ganti," ucap Sakura kesal.

"Sudah, sudah. Tidak apa-apa. Ayo kita ke depan. Pasti dia sudah menunggu."

Saat ketiga orang itu menuju pintu utama, sudah ada orang asing yang entah siapa dengan kamera berada di genggamannya.

"Apakah semuanya sudah siap?" tanya tukang foto tersebut.

Sakura yang langsung paham ternyata yang dimaksud Sakumo tadi adalah berfoto bersama pun langsung berpose, sedangkan Kakashi malah kebingungan.

"Ya, kami sudah siap," jawab Sakumo.

Ceklek.

Penjual foto tersebut langsung berlari kecil menghampiri Sakumo dan kedua anak yang ada di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjual foto tersebut langsung berlari kecil menghampiri Sakumo dan kedua anak yang ada di sebelahnya. Lalu, menyerahkan hasil jepretannya pada Sakumo.

"Anda sangat beruntung memiliki anak yang tampan dan cantik," ujar tukang foto itu sembari terkekeh.

"Ah, hahaha.. aku pun merasa begitu."

"Kukira tousan terburu-buru memakai pakaian ninja karena ada misi mendadak. Ternyata hanya untuk berfoto," ucap Kakashi. Berkali-kali ia berkedip karena kilatan dari kamera yang menyilaukan matanya.

"Sudahlah, hasil fotonya juga bagus, 'kan!" seru Sakura. Menunjuk foto itu dengan senyum yang merekah.

Setelah itu, tukang foto tersebut pergi dari rumah. Hanya ada Sakumo bersama kedua anak itu sekarang.

"Apa kita akan meletakannya di sini, Sakumo-san?" tanya Sakura, menatap Sakumo yang meletakkan foto tersebut di atas nakas kecil di pojok ruang tengah.

"Tentu saja. Saat orang-orang datang ke rumah, mereka akan langsung tahu kalau aku memiliki putra yang keren dan putri yang cantik. Kakashi dan Sakura."

Flashback [off]

Tersenyum kecut. Sakura meringis dalam hatinya. Tak pernah sekalipun kata, 'tousan', keluar dari bibirnya, tapi pria paruh baya berambut perak itu menganggapnya sebagai anak. Bahkan sejak awal, Sakumo tidak mencurigai atau bahkan melakukan hal jahat padanya. Sosok ayah yang sempurna. Mungkin Kakashi akan setuju dengan pendapatnya itu.

Sakura pun meletakkan kembali foto tersebut di tempatnya. Senyumnya pun ikut kembali terukir. Merasa sangat disayangkan karena kematian Sakumo bukanlah sesuatu yang diharapkan. Bunuh diri hanyalah sesuatu yang menyebabkan penderitaan. Pun dengan yang ditinggalkan.

◎◎◎

Hai, teman-teman!

Itu pict-nya aku edit sendiri. Plis jangan hujat aku, karena aku emang ga bisa gambar ಥ‿ಥ

Btw, itu gambar Kakashi aku screenshot dari anime. Soalnya, nyari pict Kakashi pas masih kecil dan pake pakaian kaya gitu susah.

Maafkan ya, karena aku juga ngakak liatnya ༼;'༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

Oke, sekian. Jaa ne!

Again [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang