Bagian 20

1.3K 131 0
                                        

Memandang bulir-bulir es putih yang dingin, Sakura duduk bersama Kakashi di atas hamparan rumput hijau yang bertumpukkan dengan jatuhnya salju.

"Aku serius dengan yang kemarin."

Sakura langsung melirik pada Kakashi. Kedua mata Kakashi menatap lurus, membuatnya terlihat seolah serius dengan ucapannya.

"Apa yang membuatmu menyukai Obito? Dia itu ceroboh dan tidak bisa apa-apa."

"Hey, kau ini. Kau dan Obito-kun berteman, 'kan, kenapa kau malah menjelek-jelekkannya? Itu tidak baik, tahu!"

Kakashi mengedikkan bahunya. Kemudian, pandangannya beralih pada Sakura yang beranjak dari duduknya.

"Kau mau ke mana?"

"Aku ingin mengajak Obito-kun makan dango. Kau tahu, kalau kata orang dewasa, itu adalah kencan!" ucap Sakura sambil tersenyum hingga gigi-giginya terlihat dan kedua matanya menyipit.

"Dasar bocah. Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Pokoknya, aku harus ikut."

"Jangan. Yang ada kau malah merusak acaraku. Ini, 'kan, acara pentingku. Kita tidak tahu, 'kan, kapan bisa saling bertemu lagi? Jadi, ini adalah momen yang sakral."

Kakashi menatap Sakura datar, "Kau ini, berbicara seperti itu seolah besok akan mati saja. Kalau begitu, bawa Osaka bersamamu."

"Hey, kau ini tidak paham istilahnya kencan, ya? Aku saja yang masih kecil imut-imut ini tahu apa itu kencan."

Kakashi mendengus, "Justru karena kau masih kecil makanya kau jangan melakukan itu. Menggelikan."

"Tidak ada yang menggelikan dari sebuah kencan. Kau akan merasakan jantungmu berdetak dengan cepat jika bersama dengan orang yang kau suka atau kau cinta."

"Hentikan ucapan menjijikkanmu itu, bocah. Tidak ada yang namanya bahagia karena cinta. Kau hanya akan sakit karena itu," ujar Kakashi, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

"Chotto, Kakashi-niisama!" teriak Sakura yang mengikuti Kakashi dari belakang.

Tok, tok, tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok, tok, tok!

Setelah beberapa kali Sakura mengetuk pintu kamar Kakashi, akhirnya anak laki-laki berambut perak itu membuka pintu dan keluar dari dalam sana.

"Kakashi-niisama, apakah aku cantik?" tanya Sakura. Ia membolak-balikkan badannya, menunjukkan pada Kakashi penampilannya yang baru.

Sempat diam, namun Kakashi tidak ingin Sakura tahu kalau ia merasa cukup terpana padanya.

"Biasa saja. Kau mau ke mana?"

Sakura mendengus, "Ya ampun. Tadi sudah kukatakan, kalau aku akan mengajak Obito-kun berkencan, 'kan?"

"K- kau serius?"

"Hey, apa kau pikir berkencan adalah hal yang main-main? Aku seribu triliun persen serius, tahu!"

Again [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang