Bagian 2

1.7K 187 3
                                    

Keesokan paginya

Sakura bergegas mandi dan bersiap-siap. Setelah siap, ia duduk di ruang tengah menunggu Kakashi.

"Sakumo-san, Anda mau ke mana?" tanya Sakura yang melihat Sakumo sedang duduk memakai sepatunya di dekat pintu.

"Menjalankan misi."

Sakura manggut-manggut.

"Kau dari Konoha juga, 'kan?" tanya Sakumo, Sakura mengangguk.

"Kalau kau menjadi shinobi, kau pasti akan menjalankan misi juga. Namun, menjalankan misi itu tidak semuanya terasa mudah. Kadangkala, kau harus merelakan nyawamu demi rekanmu."

Sakura tiba-tiba teringat kisah Sakumo yang meninggal karena bunuh diri. Apa jangan-jangan, ini adalah hari terakhir pria tua itu menjalankan misi sebelum kematiannya?

Sakura tidak tinggal diam. Ia langsung memeluk Sakumo dari belakang, seperti pada ayahnya sendiri.

"Sakumo-san, lebih baik jangan pergi saja. Kalau Anda pergi, nanti anak Anda sendirian kalau aku sudah tidak di sini lagi."

"Apakah aku bisa merubah masa lalu?" [batin Sakura]

Sakumo melepas pelukan Sakura, mengenggengam tangan mungil gadis cilik itu sambil tersenyum.

"Dengar ini, Sakura. Menjadi shinobi adalah pekerjaan yang sulit. Hanya saja dibalik itu, kau akan menemukan dan mendapatkan banyak pelajaran untuk kehidupanmu saat ini atau pun nanti."

Sakura merubah posisinya menjadi duduk, mendengarkan ucapan Sakumo dengan seksama.

"Kakashi sudah ditinggal ibunya sejak ia masih sangat kecil. Aku yang selalu menjalankan misi membuatnya mau tidak mau harus mandiri dan bisa merawat diri sendiri. Jadi, Kakashi pasti sudah terbiasa karena itu."

Sakura menunduk. Bisa-bisanya orangtua ini berbicara seperti itu, seperti sudah mempersiapkan segalanya. Seolah tahu kematian akan menghampirinya esok.

Apa lagi cara yang bisa mencegah ayah dari gurunya ini supaya tidak menjalankan misi?

"Sakumo-san, bagaimana kalau kita pergi bersama menemui orangtuaku? Sekalian berterima kasih pada Anda karena sudah membantuku."

Kakashi datang dengan tampangnya yang datar seperti biasa. Sakumo langsung berdiri, begitupula Sakura.

"Tidak bisa, Sakura."

Sakura menunduk.

"Kakashi, tousan titipkan Sakura padamu. Tousan pergi dulu, ya."

***

"Cepatlah."

Sakura menatap Kakashi sedikit jengkel. Anak itu benar-benar tidak sabaran. Saat akan pergi, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan anak laki-laki dan anak perempuan.

"Obito... Rin..."

"Obito? Rin?" [batin Sakura]

Kedua mata Sakura terbelalak. Secara tiba-tiba ngatannya tentang perang ninja keempat dan saat melakukan healing pada Obito langsung muncul.

Sakura mendekat pada Obito, spontan memegang kedua bahu anak berambut hitam dengan pakaian biru-jingga dan kacamata yang bertengger di kepalanya itu. Ia ingat betul wajah Obito. Meski setengah wajahnya tak semulus dulu, tapi ia yakin itu memang Uchiha Obito.

Obito yang merasa bingung karena ditatap oleh Sakura pun akhirnya bertanya, "siapa kau?"

"Ya, mungkin saja aku bisa merubah masa lalu untuk masa depan!" [batin Sakura]

Again [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang