Part 12

6.7K 166 1
                                    

Elang masih kesal, Dia sengaja meminta ijin kepada atasannya untuk libur hari ini tetapi ia terpaksa membatalkannya karena entah kenapa saat melihat Rea tidak tergantung kepadanya pagi ini setelah apa yang mereka lakukan semalam, membuat nya kesal. Merasa tidak ada gunanya dia di rumah jika bukan untuk membantu Rea seharian ini. Elang pikir setelah kegiatan mereka semalam, Rea akan makin ketergantungan kepadanya, makin manja dan membutuhkan Elang dalam segala hal yang wanita itu lakukan, tapi apa? Wanita itu.... Arghh... Elang mengacak rambutnya frustasi. 

"bang... bang Elang" Suara Rea terdengar ragu dari belakangnya. Elang menoleh dan menaikkan alisnya seolah bertanya ada apa? tetapi mulutnya tetap terkatup tidak mengeluarkan suara.

Rea yang awalnya panik terburu menyusul Elang dengan hanya mengenakan handuk, tidak sempat mengenakan pakaiannya. Rea terdiam kaku setelah menemukan Elang yang kelihatan marah, ia ragu untuk mendekat. "abang gak makan dulu?" Rea tetap berdiri didepan pintu kamar, tidak manyusul Elang yang duduk di sofa.

"tidak. kamu makan lah" Cuek Elang mengalihkan pandangannya ke ponsel yang berada digenggamannya yang akan digunakan untuk menghubungi atasannya.

"tapi nasi gorengnya ada dua porsi, aku gak akan sanggup ngabisin sebanyak itu" Rea bersikeras.

"kalau tidak habis tinggal kamu buang! repot amat" kerasnya. Elang merutuki sifat kekanakannya yang entah, dia pun tidak mengerti mengapa ia bersifat sekekanakan itu.

Rea sempat tersentak sebelum berucap dengan kesal "abang kenapa sih?! salah Rea apa?" awalnya Rea membentak tetapi kemudian getar dalam suaranya tidak bisa ditutupi.

***
Tbc

Faded (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang