Faded (END)

part 30

Happy Reading ❤

Rea membanting pintu dan bersandar disana menyentuh dadanya yang berdenyut nyeri. Ia sangat memimpikan menjadi pengantin pria itu didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Tetapi tidak dapat dipungkiri dia juga begitu kecewa karena ternyata dia bukan kekasih pertama pria itu. Masa lalu yang ternyata membuatnya patah hati begini, yang tidak dapat menghilangkan rasa cintanya.

"Rea?" Suara ketokan pintu dan disusul suara Elang mengagetkannya. Ia menyeka air mata kemudian menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Rea lalu berbalik untuk membuka pintu. Tubuh kaku Elang tepat didepannya setelah pintu itu terbuka, ia dapat melihat tatapan nelangsa pria itu.

"Sayang..." Elang mendekat kemudian membawa tubuh Rea kedalam pelukannya, pria itu mengelus kepalanya dengan penuh perasaan. Rea dapat mendengar dan merasakan detakan didada Elang yang tepat menempel dipipinya seakan ingin mendobrak keluar saking kuatnya.

"Maafin abang Rea, abang tidak bisa hidup tanpa kamu jangan marah" ucap pria itu parau.

"Aku gak marah kok bang" balasan wanita itu malah membuat Elang terasa tercubit.

"Jangan begini sayang"

"Maafin masa lalu abang Rea... please. Abang tidak bisa mengubah masa lalu tapi abang ingin memperbaiki masa depan dengan bersama kamu" Elang tidak tahu lagi bagaimana caranya membuat Rea memahami bahwa hanya wanita itu satu-satunya.

"Beri Rea waktu buat mencerna semua ini bang" ucapnya pelan, ia tetap membiarkan pria itu mendekapnya makin erat. "Sepanjang hidup Rea hanya bersama abang, tetapi ternyata dibagian perjalan hidup kita abang juga menyisipkan kisah sendiri dengan wanita lain" lanjutnya dengan pasrah seakan wanita itu sudah kalah akan kisah singkat Elang dengan wanita lain yang sama sekali tidak diketahuinya. Ia merasa seperti wanita tolol mencintai begitu dalam laki-laki yang tidak jujur.

"Saat itu abang hanya remaja labil"
***
Tbc