6🐼

37.2K 2.9K 244
                                    

"Deka!"

Saat asik terdiam dalam mengamati tuan mudanya,gio di kagetkan dengan deka yg tiba2 berteriak,membuat dirinya langsung bergegas menghampiri deka yg masih dalam posisi yg sama.

Bagitupun dengan sena yg tadinya memang bertujuan untuk menghampiri sang anak yg terlalu lama bermain.dan tidak sengaja mendengar pekikan yg lumayan keras tersebut dari deka.

"Sayang kenapa nak!?"

Ujar Sena panik saat deka hanya menunduk kan kepalanya.

"Ada ular mama.."

Ujar deka masih fokus menunduk ke arah tanah.

Sena dan gio langsung melihat arah pandangan deka,dan mereka mengerti arah pembicaraan deka.

"Itu cacing deka"

"Ini anak ular Abang!"

gio menghela nafas,mungkin anak itu berfikir ular dan cacing itu memiliki bentuk yg sama,apa lagi si mungil ini mengatakan cacing itu anak ular.udah salah ngegas pula.

"Udah mainnya sekarang masuk yok nak"

Ujar Sena agar deka mau menyudahi acara bermainnya,dengan cacing yg di sangka nya ular tersebut.

Terkadang gio merasa sangat gemas dengan deka, berkeinginan untuk menguyel2 pipi bulat tersebut,namun kalau ketahuan oleh tuan besarnya,bisa2 dirinya akan mendapat tatapan tajam.

"Adek masih mau main mama"

Rengek anak itu tidak lupa dengan embel-embel adek jika sudah meminta sesuatu.

Namun kali ini Sena tidak akan terpengaruh oleh rengekan sang anak,karena bisa2 nanti deka demam,terlalu lama panas²san dan banyak bermain dan berujung anak itu sakit.

"Gak mau.."

Lihatlah mata bulat itu mulai berkaca2 karena tidak mendapatkan ke inginannya.

"Gio bawa ke dalam deka nya"

Sena bangkit meninggalkan gio dan deka,dirinya tidak tega melihat mata itu sudah berkaca-kaca,makanya Sena akan menunggunya di dalam.

"Ayok"

Gio langsung menggendong deka ala koala yg membuat anak itu memberontak.

"Hiks gk mau Abang nakal!hiks lepaaas huaaa hiks hiks!"

Deka terus memberontak tidak lupa memukul gio dengan tangannya,tentu saja tidak terasa oleh tubuh gio.sehingga gio hanya tidak  mempermasalahkan nya.

"Jangan menangis,nyonya menunggu kita di dalam"

"Gk mau hiks adek mau disini aja hiks hiks mau maiin hiks!"

Gio tetap tidak mengindahkan tangisan deka,sampai di dalam mansionpun deka masih menangis keras membuat wajahnya memerah.

Gio menurunkan deka di karpet bulu yg ada di ruang keluarga,sehingga anak itu langsung memeluk kaki gio erat.

"Hiks gk mau gk m_au hiks!"

Sena langsung membantu gio melepaskan tangan mungil deka di yg memegang kaki gio sehingga membuat anak itu semakin menangis keras,bahkan sudah sesenggukan.

"Baby..dengerin mama nak,nanti kalau papa dan Jaden pulang terus liat adek nangis,mereka pasti bakalan marah."

"Hiks a-dek hiks ugh masih ma-mau main hiks mama..!"

Lihatlah wajah itu sudah sangat basah dengan mata yg membengkak dan hidung yg memerah.

Sedangkan deka hanya mengabaikan perkataan Sena sehingga Sena tidak tau berbuat apa,jika deka sudah menangis atau rewel pasti sangat sulit untuk menenangkannya.kecuali yg menenangkan pada pria di keluarga zilvan.

adekaelo zilvan(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang