✨
✨
Belum juga perasaan lega dari dalam hati deka,namun suara yg baru datang kembali membuat nya bergetar.
Suara berat sang papa yg entah kenapa tiba2 sudah berada di ruangan ini.
"Kamu udah pulang?mau mandi apa mau makan dulu?"
Tanya Sena mengalihkan perhatian anta,entah kenapa suaminya ini tiba2 sudah berada di belakangnya,mengeluarkan suara berat seperti itu membuat Sena was-was,dia takut anta memarahi deka nanti,apalagi anak itu yg sudah lama menangis."Nanti saja,aku ingin menanyakan sesuatu kepada anak ini"
Anta mendekat dan langsung mengangkat tubuh kecil deka kegendongan bridal style nya,sehingga membuat deka terkaget karena merasa tubuhnya yg langsung melayang.
"Mau kemana?"
Tanya Sena yg langsung berdiri saat tiba2 anta melangkah meninggalkan mereka."Kekamar,jangan ikuti aku Sena"
Jawab anta dan langsung melanjutkan langkahnya menuju lantai atas dimana kamarnya berada.Sena terdiam suaminya sedang marah,dia tidak dapat berbuat apa2,apalagi anta orang yg tidak bisa di ganggu dan di bantah.
"Jangan terlalu keras padanya"
Bisik Sena sebelum anta lebih jauh darinya."Zil tinggallah disini untuk hari ini,lagi pula sudah lama kamu tidak kesini"
Ujar Sena memecah keheningan yg terjadi di ruangan ini."Sepertinya tidak untuk hari ini,ada pekerjaan di kantor yg masih belum selesai,baiklah aku permisi Tan, sampaikan salam ku pada deka"
Pamit azil kepada Sena dan hanya bisa di angguki oleh Sena,karena azil menolak ya mau bagaimana lagi?lagi pula saat ini pikiran Sena mengelana kepada anta dan deka.Sedangkan Jaden merasa lega saat azil pergi dari rumahnya,setidaknya tidak akan ada lagi lintah yg ingin lengket dari Abang mungilnya,tapi masih ada jika Jaden lupa yaitu teman2nya.
Setelah kepergian azil Sena langsung beranjak menuju kamar namun terhalang karena larangan Jaden.
"Biarkan papa untuk saat ini ma"
Ujar Jaden membuat Sena terdiam,dia tidak mau jika emosi anta semakin naik,jadi untuk saat ini Sena hanya bisa berharap bahwa anta tidak akan mengapa apakan deka.
Sedangkan Jaden kembali kekamar nya untuk kembali mengarungi mimpi.masalh menghukum deka sudah terwakili boleh sang papa.*****
Setelah Sampai dikamar anta langsung meletakkan tubuh deka di atas kasur dengan sedikit kasar sehingga membuat anak itu meringsut takut kesudut kasur.menekuk lututnya karena rasa takut dan gugup mendominasi perasaan nya sekarang."Ada yg ingin kamu katakan"
Tanya anta dingin membuat deka menggelang pelan."Papa butuh jawaban deka!"
Sekali lagi suara bariton anta kembali menyapa gendang telinga deka, membuat nya semakin bergetar."Hiks d-deka tadi p-pergi beli eskrim hiks"
Jawab deka dengan sesenggukan,tentu saja akan susah menjawab jika tangisannya semakin keras."Terus"
"T-terus adek hiks pergi diam2 dari p-pak Ardi hiks maaf papa"
Kepalanya kembali menunduk tidak kuat melihat mata sang papa yg berkilat marah.
Sedangkan anta berusaha untuk menahan emosinya,dia hanya tidak ingin deka kenapa2,apa lagi anaknya itu tidak terlalu mengenal daerah luar."Bukankah itu kenakalan?"
Tanya anta langsung menarik tangan deka sehingga deka kembali mendekat ke arahnya.
"Maaf hiks adek gk nakal lagi papa..hiks ja-janji"
KAMU SEDANG MEMBACA
adekaelo zilvan(✓)
Teen FictionKisah seorang remaja yg di sayang dimanja dan dijaga semua orang bahkan adik nya memperlakukan dirinya seolah2 dirinya anak bungsu di keluarga besar zilvan.bukan adik dan keluarganya saja bahkan semua keluarga besar keluarga zilvan. "panggil deka Ab...