🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮🐮
Tidak menunggu waktu yg lama azil dan deka sudah berada di halaman mansion deka.
Deka langsung keluar bersama azil,menuntun tangan besar azil untuk masuk kedalam mansion mewah ini."Mama..!"
Saat masuk ke ruang keluarga deka melihat sang mama yg sedang menonton mungkin saja mamanya sudah pulang dari acara pertemuan nya dengan teman2nya makanya sang mama sudah enteng di rumah.disana hanya ada sang mama Tidak tau yg lain pada kemana.
"Baby..eh ada azil juga?"
Kenapa azil bersama anaknya?padahal kan deka pergi ke kantor anta.
"Iya Tan,tadi ketemu deka di kantor,makanya aku main kesini"
Jawab azil sambil menyalami tangan Sena."Owh gitu yaudah duduk dulu yok"
Sena menawari azil duduk dengan deka yg bergelayut di tangan Sena."Bentar baby,mama buatin air buat bg azil dulu ya?"
Sena melepas lembut tangan deka untuk membuatkan minuman,sedangkan deka hanya mengangguk tanda mengerti."Abang kenapa ada di kantor papa tadi?"
Tanya deka yg memulai percakapannya mereka setelah mendudukkan dirinya di samping azil."Nemenin papa nya Abang"
"Owh"
Sama2 diam itulah yg dilakukan oleh 2 orang berbeda umur ini,azil yg tidak tau harus apa,dekapun hanya diam entah kenapa.
"Abang pernah kesini dulu,kok Abang gk liat kamu?"
Tanya azil memecah keheningan yg terjadi."Um kok deka gk tau,apa jangan2 deka tidur kali ya?"
Deka jadi bingung sendiri,kapan bg adiknya ini datang kerumah,kalau siang atau malam tentu saja deka sedang tidur,karena memang kebiasaan tidur siang.kecuali tadi soalnya dikagetkan sama om David dan bang azil.Azil yg melihat deka yg sedang berfikir itu langsung terkekeh,dan mengelus pipi mochi deka dengan lembut,lucu sekali sosok adiknya ini.
Eh adik?tapi azil ingin deka jadi adiknya.Tidak lama Sena datang dengan membawa minuman dan cemilan.
"Ada kerja sama tadi ya zil?"
Tanya Sena setelah mendudukkan dirinya di sofa."Gk sih tan,cuman nemenin papa berkunjung doang"
Jawab azil sehingga dapat anggukan dari Sena."Adek tadi gk nakal kan?"
"Enggak adek gk nakal tadi"
Sena hanya menghela nafas,tadi saat dirinya baru pulang dari rumah teman2nya pak Ardi mengatakan bahwa deka sempat hilang dan ternyata pergi membeli eskrim.jadi untuk saat ini pura2 tidak tau saja dahulu.
"Beneran gk boong,sama pak Ardi tadi gk boong juga?"
"Ish iya mama..adek gk boong"
Ujar deka yg langsung cemberut.
Tubuhnya sedikit demi sedikit mendekat kepada azil tangannya mulai memeluk tubuh azil dan menyembunyikan wajahnya.
Jika menyembunyikan sesuatu deka pasti akan berlaku seperti ini,benar2 tidak bisa berbohong.
Azil yg melihat gelagat deka langsung memeluk tubuh kecil deka tidak lupa mengusap punggung kecil tersebut dengan pelan.
Sedangkan Sena tersenyum melihat azil yg perhatian kepada deka,Sena tau bagaimana sosok azil yg terkenal dingin dan cuek,tapi dengan deka seperti nya tidak."Kemana tadi sampai2 di cariin pak Ardi?"
Saat pulang dari mengantarkan deka pak Ardi langsung menceritakan kejadian yg terjadi saat deka yg menghilang dan untungnya anak itu tidak benar2 hilang,sehingga dari tadi Adel gatal untuk bertanya kepada anaknya ini.
"Menghilang?"
Azil langsung melepaskan pelukan deka dari tubuhnya dan menatap deka tajam."A-abang.."cicit deka takut.
Padahal kan azil cuman bertanya."Kenapa menghilang?"tanya azil lagi.
"A-adek gk hilang..hiks c-cuman beli eskrim hiks"
Menatap mata tajam azil tentu saja membuat deka takut,sebenarnya dari saat deka memeluk azil karena sang mama yg tiba2 menanyakan apa yg terjadi saat perjalanan ke kantor papanya.Azil yg tidak tega kembali membawa deka kepelukannya.anak itu terlihat ketakutan membuat azil semakin merasa tak enak.segitunya adiknya ini!tentu saja adiknya mulai saat ini deka adalah adiknya.
"Siapa yg menghilang?"
Tanya seseorang yg datang tiba2 membuat atensi semua menatap asal suara tersebut dan ternyata Jaden yg datang dari lantai atas dimana kamarnya berada, sebenarnya tadi dia tidur namun kebangun,sedangkan teman2nya juga belum bangun,sedangkan Deo pulang terlebih dahulu atas jemputan papanya.setudaknya bocah ingusan itu tidak akan memonopoli sang kakak nantinya.udah di bilang dia kan cemburu apa lagi Deo lengket banget kepada deka.
Saat dirinya akan menuju kebawah tak sengaja dirahasiakan nya mendengar suara sang mama yg sedang berbicara entah kepada siapa,semakin dekat Jaden semakin mendengar bahwa sang mama yg mengatakan kata menghilang tentu saja dirinya sedikit panasaran.
"Owh Jaden,kamu udah bangun yg lain belum bangun juga?"
Tanya Sena yg hanya di jawab gelengan oleh Jaden.Dia tidak menyadari seseorang yg dari tadi duduk di sofa sambil memangku sosok kecil yg tampak bergetar,dia tau bahwa sosok kecil itu adalah Abang mungilnya.
Dan satu lagi Jaden merasa tidak suka saat abangnya!berada di pelukan orang lain."Tumben Lo kesini bg,ngapain?"
Ujar Jaden tanpa basa basi,membuat azil mendengus,gk ayah gk anak sama saja.sama2 gk punya akhlak."Ngamen!"jawab azil jengkel,apa2an bocah ini seenaknya berbicara datar seperti itu kepadanya, walaupun biasanya juga dingin,tapi setidaknya jangan membuat gestur wajah yg masam seperti itu.apa lagi mata Jaden yg terus menatap deka di pangkuannya.
"Sana di lampu merah,kalau mau ngemis mah"
Jawab Jaden tak kalah ketus,sebenarnya tadinya biasa2 saja,namun saat melihat adiknya!eh Abang mungilnya ada di pelukan orang lain membuat Jaden tak suka."Kau_!"
Namun belum selesai menyudahi perkataannya,Sena lebih dulu memotong perkataan azil."Hadeeh sudah2 kalian kalau ketemu gk pernah akur ya"
Jaden dan azil saling mendengus saat mata tajam mereka saling bertemu.
Jaden mulai duduk di samping azil dan langsung mengambil alih deka yg sedang menangis kecil dari pelukan sosok yg lebih tua tersebut.sehingga membuat azil kembali menatap Jaden tajam,namun hanya di abaikan.
"Jadi siapa yg menghilang ma?"
Tanya nya sekali lagi,karena tadi tidak mendapat jawaban."Adek"jawab Sena singkat,membuat Jaden mengeratkan tangannya di pinggang kecil deka ,sehingga anak itu kembali menangis karena merasa sedikit kesakitan,dia tau Jaden pasti marah.
"Menghilang!kenapa?"
Jaden mengangkat dagu deka dan langsung disuguhi wajah deka yg penuh air mata."Udah2 jangan dimarahin dong Jaden,kan dekanya makin takut"
Ujar sena membuat Jaden terdiam.matanya tidak lepas dari wajah sang Abang yg sudah memerah,mata sayu di tambah dengan hidung mungil abangya sudah memerah karena menangis.
Entah kenapa Jaden tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah manis abangnya ini,pahatan wajah deka benar2 berbeda dengan wajahnya yg tegas,namun dengan deka sangat terkesan lembut seperti mama mereka."Mulai nakal sekarang ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
adekaelo zilvan(✓)
Fiksi RemajaKisah seorang remaja yg di sayang dimanja dan dijaga semua orang bahkan adik nya memperlakukan dirinya seolah2 dirinya anak bungsu di keluarga besar zilvan.bukan adik dan keluarganya saja bahkan semua keluarga besar keluarga zilvan. "panggil deka Ab...