Selamat membaca 💗
🍭🍭🍭🍭
Setelah siap dengan penampilan nya gadis itu mengenakan carrier di punggungnya.Tak lupa memakai topi berwarna hitam lalu mengenakan sepatu yang sudah ia siapkan di sisi meja belajarnya.
Reina memutar tubuhnya menatap cermin. Menyemprotkan parfum beraroma Vanilla favorit nya.Sebelum teman temannya kumpul Ia beranjak lebih dulu ke bawah sambil menentang helm miliknya.
" Pagi." Sapa nya menghampiri kedua orang tuanya yang tengah sarapan di meja membuat mereka sontak membalas saapaan gadis itu dengan senyum tipis.
Reina menunda carriernya di ruang tamu lalu beranjak menuju meja makan.Saat hendak duduk tiba tiba saja Reynand dari arah dapur menubruk tubuhnya hingga nyaris terjengkang.
" Eh maap disengaja." Ujar cowok itu lalu dengan santai nya memakan roti yang tertera di sana.
Reina mendengus ingin menjambak cowok itu tapi tahan Ia tak mau merusak suasana pagi ini karena ulah Reynand.Perlahan gadis itu duduk di samping Reynand lalu melahap roti selai kacang kesukaannya.
" Udah siap semua?" tanya bunda Nadine membuat Reina mengangguk." Aman bun."
" Kamu dibonceng sama Alvino aja, Sebentar lagi dateng, papah udah bilang."Ujar pandu di sela makannya.
Reina langsung membulatkan matanya." Pah enggak usah ada Alan juga,"protesnya pelan lalu meneguk segelas susu hangat.
Niat di bonceng Fahriza harus kandas.....
Reina menghela napasnya pelan mau tak mau harus menuruti ucapan papah nya." Ya udah iya pah."
" Jaga diri kamu ya jangan keluyuran kemana mana." ujar bunda khawatir.
"Tenang aja bun."
" Bawa obat lo jangan lupa." Tambah Reynand melirik Reina.
Reina terkekeh kecil." Jangan kangen ya," Ledeknya dengan mengedipkan sebelah matanya membuat Reynand menatapnya malas.
" Pulang pulang kamar lo kaya kapal pecah liatin aja." Ancam cowok itu sambil tertawa.
" Gue udah kunci tuh."
Reynand menjeda suapannya lalu menaikan sebelah alisnya " Gue punya kunci cadangan tuh," katanya.
Reina berancang ancang menjambak rambut cowok itu tapi suara teman temannya sudah menyahut di depan sana.
" Assalamualaikum."
" Reina maen yu!!"
Reina lantas mengecup pipi bundanya dan juga papahnya.Sebelum pergi Ia sempat menginjak kaki Reynand membuat cowok itu mengumpat.Perlahan Ia membawa carrier yang berukuran sedang dan menentang helm abu miliknya.Berjalan ke depan dan benar saja mereka sudah nangkring di atas motornya.
Tiba tiba bunda Nadine ikut menyusul ke depan.
" Bunda Rein berangkat ya." Pamitnya.Bunda Nadine lantas mengangguk seraya tersenyum hangat." Hati hati ya Re."
" Bun ini ada titipan dari Mama." Tiba tiba Alvino sudah berada di sampingnya menyodorkan satu papper bag yang entah apa isinya Reina tidak tahu.
" Aduh makasih ya Vin,Oh iya titip Reina ya." Pintanya.Alvino langsung mengangguk seraya menyalami bunda Nadine.
Reina berangkat mengikuti langkah Alvino dari belakang.Perlahan duduk di belakang motor cowok itu. Sempat memberikan senyum pada Fahriza hingga mereka saling menatap sebentar.
" Carrier lo berat gak?" tanya Alvino melirik Reina dari kaca spion. Reina yang sedang asik menatap Fahriza dari belakang jadi mendengus pelan.
" Nggak terlalu sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello You!
Teen Fiction( On Going). Berstatus sebagai seorang sahabat membuat Reina hanya menyimpan perasaan nya sendirian. Diam-diam dia menyukai Fahriza Elvano Adhitama yang menyandang sebagai ketua basket di sekolahnya. Bagaimana tidak cowok itu pandai sekali membuat...