Chapter 13 (The Safest Place)

4.1K 598 18
                                    

Hi! Welcome back to The Special Ambassador Chapter 13
Tell me what you think 'bout this chapter in comment and don't forget to vote if you feel this chapter deserve it.

Happy reading, everyone. Saranghae ~

Lisa's Apartement, 01.50 KST.

Lisa membuka pintu kamarnya perlahan. Berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Begitu juga saat ia menutup pintu kamar itu. Menjaga agar Jennie dan Rosé tetap tenang dalam tidur mereka di dalam sana. Kakinya kemudian melangkah menuju ruang tengah. Berjalan pelan sambil berjinjit mendekati jendela kaca yang berada cukup jauh dari sofa dan televisi, tempat dimana para lelaki tertidur. Ia menempelkan ponsel ke telinganya lagi lalu berbisik. "Daddy?"

"Lisa! Are you alright, sweety? We're so worried about you."

Mendengar suara ayahnya membuat mata Lisa memanas, rasa rindu pada ayah dan ibunya yang berada jauh di Thailand membuat dadanya terasa nyeri. Belum lagi nada khawatir penuh kasih ayahnya yang menunjukkan betapa ia peduli pada keselamatan Lisa. Dan Lisa tidak bisa membuatnya menjadi lebih khawatir dari ini. "I'm fine, Daddy. I've told you that you can't trust Jisoo eonni too much, right? She is a drama queen."

"But still, my dear, she was right. It's dangerous for you to live there alone. That intruder had no doubt to do violence."

Argh astaga, apa sih yang dikatakan Jisoo hingga ayahnya sendiri diselimuti rasa cemas berlebihan seperti ini. Lisa menghela napas pelan sambil menyingkap tirai dan masuk ke dalamnya. Sehingga sekarang posisinya seolah ia sedang bersembunyi dibalik tirai. Lisa menghadap kaca jendela, memandangi keadaan di luar apartemen. "Dad, I'm safe, okay? Jennie and Rosé are here with me, the police are still monitoring this area, and even my boss sent a dozen guards to protect me. I do have a lot of 'knights', you know?" Lisa agak terkikik untuk menghibur ayahnya, memberi tanda bahwa ia sungguh baik baik saja.

Ayahnya terdiam sesaat. "We're taking you home."

"Noooo, Daaddd. Please." Tidak. Tidak lagi. Kedua orang tua Lisa sebenarnya dari dulu tidak rela bila Lisa memulai hidup baru sendirian di negeri orang. Mereka terlalu menyayangi Lisa dan tidak mau kehilangan dia. "I'm gonna be fine. Trust me."

"Lisa,"

"Mom, Dad, I know you guys are worried about me but I'm really fine. Besides, I have a big responsibility in my job here. For my agency, for Eric, and you too. I don't want to disappoint all of you, I want to make you proud. Every job, every dream indeed has its own risks, doesn't it? And I'm gonna take all of those risks for my dream no matter what. Don't you think you need to support this brave girl?"

". . . "

". . . Dad?"

"My brave little girl."

Lisa tertawa pelan. Merasa lega karena tahu ayahnya mulai mengerti keadaan dan akan tetap membiarkan Lisa menjalani mimpinya sebagai model.

"You win. But if this happens again, we'll take you home. You got it?"

"Aye aye, Captain."

Lisa dapat mendengar ayahnya yang menghela napas dalam. "How's Eric?"

"I haven't seen him, but his wife just told me that he had been conscious and stable. I feel a bit relieved."

"That's a good news." Terdapat sedikit jeda sebelum ayahnya kembali berucap. "Anyway, why are you whispering?"

The Special Ambassador (Sehun x Lisa) [COMPLETED - PDF READY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang