Chapter 22 (No Mercy)

3.9K 567 58
                                    

Hi! Welcome back to The Special Ambassador Chapter 22
Tell me what you think 'bout this chapter in comment and don't forget to vote if you feel this chapter deserve it.

Happy reading, everyone. Saranghae ~

"Very brave. I do love it." Minho menjauhkan tubuhnya. Ia lalu memberi perintah pada para penjaga tanpa mengalihkan pandangan dari Lisa. "Pindahkan wanitaku ini ke ranjang. Dan tinggalkan kami berdua."

Lisa membelalak tak percaya.

Para penjaga di dalam ruang itu pun segera melaksanakan perintah sang pemimpin. Mereka melepaskan ikatan di tangan dan kaki Lisa dari kursi lalu menariknya paksa ke arah tempat tidur. Kembali mengikatkan tangan dan kaki Lisa dengan tali yang terkait pada keempat sudut ranjang. Rontaan dan teriakan Lisa tentu tidak digubris sama sekali oleh mereka.

"Tidak, tidak. Lepaskan ikatan tangannya." Ucap Minho seraya berjalan mendekat. Ia melepaskan alas kaki dan jas luarnya.

"Tapi, Tuan -" si penjaga langsung berhenti bersuara saat Minho melayangkan tatapan membunuh padanya. "B-baik, Tuan."

Penjaga itu lalu melepaskan ikatan pada kedua tangan Lisa.

Lisa berusaha menggunakan kesempatan itu untuk mendudukkan dirinya, guna melepaskan ikatan kaki dan pergi dari tempat ini. Namun usahanya seketika gagal saat melihat Minho telah menaiki kasur dan menindihnya. Menggenggam pergelangan tangan Lisa erat. Mencoba menguasai Lisa yang sekarang sudah berada di bawahnya.

Para penjaga kemudian mempercepat langkah mereka untuk keluar dari kamar itu. Meninggalkan Lisa dan Minho berdua bergelut di atas kasur berukuran king size di dalam sana.

"Tenanglah, sayang. Jangan sia-siakan tenagamu sekarang." Ucap Minho dengan senyum kurang ajarnya.

Lisa yang muak sudah tidak tahan lagi melihat wajah itu dari dekat. Dengan lancang, Lisa meludahi wajah Song Minho.

Minho memejamkan mata marah dengan kelakuan Lisa. "How dare you?!"

PLAK

Lisa merasakan panas di pipinya akibat tamparan keras Minho.

Minho bahkan meraih wajah Lisa lagi untuk kembali menamparnya.

PLAK

PLAK

Pada tamparan yang ke tiga Lisa bisa merasakan sudut bibirnya robek dan mengeluarkan darah segar. Belum lagi dengan pipinya yang berdenyut nyeri. Membuatnya mendesah pelan menahan perih.

"Aku tidak segan merusak wajah cantikmu, sayang. Jadi tenang, dan bersikap baiklah. Mengerti?" Minho mengangkat tubuhnya dari tubuh Lisa. Hendak mengambil gelas berisi air di atas nakas di samping tempat tidur. Tapi untuk mengantisipasi, Minho menarik rambut Lisa supaya wanita itu tidak berbuat nekat.

"Aakkhh!!" Lisa mengerang sambil memegangi tangan Minho yang menarik rambutnya.

Setelah gelas berisi air sudah diraih, Minho membanting rambut Lisa lagi ke ranjang. Ia menyeringai senang mendengar wanita di bawahnya ini merintih kesakitan. Minho meminum air di gelas kaca itu tanpa menelannya lalu menunduk meraup bibir Lisa. Minho mengalirkan air di dalam mulutnya ke mulut Lisa sambil menutup hidung Lisa. Membuat Lisa terpaksa menelan semua air yang dialirkan Minho padanya. Setelah air berpindah, Minho menjauhkan wajahnya kemudian meludahkan sisa air itu dari mulutnya sendiri ke sisi kanan ranjang. Melihat Lisa melemah, Minho menyunggingkan senyumnya. "Sekarang tidurlah, cantik. Tapi kujamin kau juga akan menikmatinya."

Tak lama setelah Lisa meneguk air yang dipaksa masuk ke tenggorokannya, Lisa merasa kepalanya pusing dan tidak fokus. Napasnya mulai terdengar pendek-pendek dan pandangannya mengabur. Di saat seperti ini, Lisa berusaha tetap sadar dengan menggelengkan kepala beberapa kali. Meski rasa kantuk yang mendadak menyerang tidak juga menghilang. Minho pasti sudah mencampur minuman tadi dengan obat tidur dosis tinggi.

The Special Ambassador (Sehun x Lisa) [COMPLETED - PDF READY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang