Be Aura - 9

44.3K 5.3K 301
                                    

Aura dan Irga tengah berada diruang tamu rumah Irga, orang tua Aura baru saja pulang kerumah dan menemukan Aura dan Irga yang sedang berada didalam kamar dengan posisi Irga yang menindih Aura saat itu maka dari itu orang tua Aura akan membicarakan hal ini dengan oma dan opa Irga.

"Jadi Aura dan Irga, jelaskan" ujar Liana yang diangguki mereka berdua.

"Kita berdua gak ngapa-ngapain kok, pas mama sama papa masuk itu Irga mau ambil kotoran dikepala aku"

"Benar?" tanya Delia meragukan jawaban Aura.

Aura dan Irga mengangguk saja. Oma, opa dan orang tua Aura tidak percaya dengan perkataan Aura.

"Gimana kalau pernikahan mereka kita percepatkan" ujar Frans membuat Aura melototkan matanya.

"A-apa"

"Kenapa Aura?" tanya Deren yang dibalas gelengan oleh Aura.

"E-enggak apa-apa pa"

"Baiklah kalau begitu saran saya, gimana jika mereka berdua nikahnya setelah tunangan?" saran Deren yang diangguki yang lain.

"Saya setuju, saya gamau mereka melakukan hal yang tidak-tidak sebelum menikah" sahut Frans.

"Jadi Irga dan Aura, kalian setuju?" tanya Liana.

Irga mengangguk mantap. "Saya setuju"

"Mati gue bentar lagi gak perawan" batin Aura.

...

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya telat tiba. Saat ini Aura tengah merasa deg-deg'an karena sebentar lagi acara promnight dimulai, Aura sedang diluar gedung promnight yang diadakan disalah satu hotel terkenal dijakarta. Aura sedang bersama Irga dan teman-teman Irga, ia belum menemukan teman-temannya dan soal Teresa, hari ini ia sudah sembuh dan akan mengikuti acara promnight ini.

"Kamu kenapa?" tanya Irga yang memanggil Aura dengan aku-kamu karena itu permintaannya.

Aura menggenggam tangan Irga. "Deg-deg'an goblok"

Irga berdecak kesal. "Jangan ngomong goblok, jangan ngegas juga harus lembut ngomongnya"

Aura mendelik. "Ribet banget sih, udah deh gue lagi jantung lagi disko jadinya gak bisa lembut ngomongnya, eh emang gue gak pernah ngomong lembut sih hehe" ujar Aura cengengesan.

Irga hanya geleng-gelengkan kepalanya. Rional kini memperhatikan penampilan Aura dari atas kebawah membuat Aura risih.

"Apasih lo lihat-lihat! Gue tau gue cantik gausah gitu juga kali liatnya"

Rional hanya geleng-geleng kepala saja. "Percuma cantik tapi suka ngebully orang" cibirnya.

"Heh bekicot, gue itu cuma ngebully Rayanjing doang kali karna gue itu haters Raya garis vertikal"

Dendi menyahut. "Gak nyambung"

"Suka-suk gue dong, bukan gak nyambung tapi otak lo yang lag" ngegas Aura.

"Sama aja bodohhhh"

"Lo hobi banget ngegas ra" ujar Adit.

Aura mengangguk. "Iya dong kalau gue ngerem mendadak entar yang ada tabrakan beruntun"

Rional tersenyum manis sampai matanya menyipit. "Ra, kita nyerah deh ngomong sama lo"

Aura menaikan satu alisnya. "Kenapa?" tanyanya dengan muka tak berdosa.

Be AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang