Be Aura- 37

6.7K 802 24
                                    

Teresa dengan sekardus kotak susu dengan bervarian rasa kini sudah berada di rumah Varel dengan Varel tentunya. Ini pertama kalinya Teresa ke rumah Varel, semenjak menjalin hubungan yang tidak terlalu lama bersama Varel.

Terdengar suara ribut-ribut di dalam rumah Varel membuat Teresa menggigit jarinya ketakutan, Varel yang melihatnya terkekeh kecil.

"Jangan takut, ayo masuk"

Ketika Teresa dan Varel masuk, suasana menjadi hening seketika. Mama Varel, Ranti, menatap Varel dan Teresa dengan dingin.

"Varel, siapa sebelah kamu?" tanya Ranti menatap Teresa dengan intens.

Saat Varel ingin menjawab, Teresa terlebih dahulu berbicara.

"Ha-halo tante, saya Teresa pacarnya Varel" jawab Teresa gugup sambil menatap Ranti dengan aneh, padahal hari sudah malam, tetapi pakaian yang Ranti kenakan seperti ingin berolahraga.

Ranti mengangguk. "Oh, punya apa kamu? Sehingga berpacaran dengan anak saya"

"Sa-saya gak punya apa-apa tante" cicit Teresa dengan kepala menununduk, berhadapan dengan mama Varel membuatnya ketakutan.

Ranti menatap tajam Teresa. "Terus, punya keahlian apa kamu?"

"Saya bi-bisa masak doang tante"

"Oh"

Mendengar nada cuek dan tatapan dingin membuat Teresa kalang kabut. Varel yang melihat Teresa seperti itu langsung berjalan menghampiri mamanya.

"Ini susu kotak bervarian rasa, sekardus cuma buat mama doang dari Teresa"

Mata Ranti langsung berbinar, ia berlari menghampiri Teresa.

"Wah makasih banyak calon mantu mama, lain kali sering-sering aja kemari ya. Jangan lupa bawa susu kotak loh. Oh ya, ayo kita dance Lisa yang judulnya money itu loh, kita dance bareng mama"

Respon yang tidak di sangka-sangka oleh Teresa, ia akhirnya dapat menghela nafas lega. Ternyata, mamanya Varel tidak seperti yang ia kira. Tetapi yang buat Teresa salah fokus, mamanya Varel tadi mengatakan 'calon mantu mama'

Itu berarti, bukan hanya menerima Teresa saja, tetapi seakan menyuruh Teresa memanggilnya dengan mama tidak tante.

"Tapi Teresa gak pandai dance ma" cicit Teresa.

Ranti tersenyum lebar. "Gak apa-apa, ayo mama ajarin kayak para pekerja di rumah ini!" ujar Ranti menunjuk ke arah pembantu yang tertekan dengan majikannya.

Raut wajah mereka seolah mengatakan 'jangan mau! Cukup kami saja yang menderita'. Teresa tidak tau harus berkata apa, ia menatap Varel ingin meminta pertolongan. Tetapi Varel seolah-olah tidak melihatnya, Varel sendiripun takut kepada mamanya.

Ranti yang melihat arah mata pandangan Teresa yang menuju ke Varel, ia berpikiran lain.

"Oh kamu mau ajak Varel juga? Yaudah, Varel kamu ikut ngedance bareng mama!"

Varel menghela nafas saja, begini lah suasananya di rumah. Di luaran, orang-orang hanya mengetahui dia yang dingin, cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya. Tapi jika di rumah, ia harus menuruti segala kemauan mamanya, bahkan ikut-ikut ngedance yang menurutnya tidak jelas bareng mamanya.

...

Di lain tempat, kini Elsa bersama Lucas si bocil ngeselin. Sepulang dari markas tadi, Lucas mengajaknya pergi. Elsa kira, Lucas akan mengajaknya ke cafe, mall, bioskop atau tempat lainnya. Ternyata, Elsa di bawa ke taman yang terdapat banyak anak-anak bermain.

"Ngapain lo ngajak gua kemari?" tanya Elsa menatap aneh ke arah Lucas.

Lucas melirik sekilas ke arah Elsa, ingat! Ia masih marah karena tadi Elsa berpihak kepada Aura.

Be AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang