Be Aura - 38

6.6K 762 36
                                    

INGFO GESS, NAMA JUDUL AKU GANTI KARNA SEKALIAN MAU GANTI COVERR🎃

UDAH DARI LAMA PENGEN GANTI, CUMA NIATNYA SETELAH TAMAT MAU DI GANTI. TAPI SETELAH AKU PIKIR-PIKIR LAGI, GAK JADI DEH, SEKARANG AJA AKU GANTI.

COVERNYA BAGUSKAN? BAGUS BILANG, HARGAI YG BUAT DUNDSS HWHEHE🤯

OKE DEH CUKUP BASA-BASINYA, SELAMAT MEMBACA PARA MAHKLUK HIDUP SEKALIAN

...

Aura masih berada di markas Virgo, ia mengelus perutnya dengan sayang sambil meminum susu khusus ibu hamil.

“Ra, ada yang nyariin lo” ujar Adit yang diangguki Aura.

“Iya, suruh tunggu bentar”

Setelah meminum susu, Aura berjalan keluar dari markas untuk menemui seseorang yang mencarinya.

Deg

“Hai ra!” sapanya. Dia adalah Abiga, wanita itu kini menghampiri Aura yang mematung, terkejut dengan kehadirannya.

Abiga memeluk Aura. “Gue mau ngomong sama lo, Aira” bisiknya.

...

Aura dan Abiga kini berada di Cafe milik Irga. Letaknya juga tidak jauh dari Markas Virgo. Keheningan sedari tadi menyelimuti mereka berdua, tidak ada yang memulai percakapan hingga Aura luan yang memulainya karena tidak tahan dengan suasana canggung.

“Hm, lo udah percaya kalau gue itu Aira?” tanya Aura ke Abiga.

Abiga menatap Aura lalu mengangguk sembari menghela nafas panjang. “Iya, awalnya gue ragu sih. Cuma karena dengar lo bilang, sebelum kecelakaan, lo, gue sama Kezia ngerjain mama lo, gue jadi percaya”

Aura terkekeh. “Lo langsung percaya gitu aja? Alasannya?” tanya Aura.

Abiga memutar bola matanya malas. “Ya logika aja lah goblok, kita cuma bertiga ngerjain mama lo. Gak ada yang tau kecuali kita”

Aura tersenyum lalu memeluk Abiga. “Ah syukur deh, btw gue kangen banget sama lo” rengek Aura.

Abiga membalas pelukan Aura. “Gue juga ra”

Mereka melepaskan pelukannya lalu duduk berhadap-hadapan.

“Oh iya, Kezia mana? Gue kangen usil ke orang bareng dia”

Wajah Abiga yang tadinya tersenyum kini langsung terdiam, ia menundukkan kepalanya. Aura yang melihat Abiga menunduk lesu menyergitkan dahinya bingung.

“Biga, jawab gue dong! Kok lo diam aja sih?”

Abiga menatap Aura dengan mata berkaca-kaca. “Kezia udah meninggal ra, dia meninggal 2 tahun yang lalu karena penyakit jantung. Mama lo juga meninggal ra, dia shock karena dengar lo meninggal, lalu mama lo bunuh diri”

“Haha, gak lucu deh” ucap Aura lalu membuang mukanya ke arah samping. Matanya berkaca-kaca, ia merasa bersalah terhadap mamanya. Tapi satu hal yang membuat Aura sadar, ini bukan dunia novel. Kebetulan saja, nama mereka semua sama, walaupun aneh sih.

“Gue serius ra! Gue sebenarnya marah sama lo, kenapa sih? Lo itu buat kita semua sedih karena kehilangan lo, lalu lo muncul tiba-tiba dengan identitas baru” bentak Abiga.

Aura menatap Abiga. “Gue juga marah sama diri gue sendiri! Gue ngerasa bersalah, andai dulu gue gak gabut berlebihan sampai meregang nyawa, pasti gue bisa lihat mama gue lagi. Terus gue masih bisa bercanda sama Kezia, gue berdosa banget lebih pilih suami gue ketimbang mama gue” lirih Aura dengan air matanya yang perlahan membasahi pipinya.

Be AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang