11

6.2K 829 22
                                    

"Ah!" Roubi meremas kuat baju Lian  saat pria alpha ini mulai bergerak menghantam hole Roubi.

"Yang mulia...ah.. Mnn~" Lian melumat bibir Roubi yang sekarang terbaring di atas meja kerjanya.

"Mmnn! Mnn!" Roubi bisa merasakan p*nis Lian mulai membesar di dalam sana.

"Mngg! Fuah-Tunggu! Lian.. berhenti!" Roubi menahan dada Lian.

"Hah...hah..." Lian menatap sayu wajah Roubi.

".. yang mulia.. anda sangat indah" Lian mendekat lagi tapi Roubi bersikeras menahan dada Lian.

"Hei dengarkan aku dulu! LIAN!!"

Deg!
Lian langsung menjauh sedikit dari Roubi saat Roubi meninggikan nada suaranya.

Lian bisa melihat Roubi menatapnya tajam.
"Apa maksud mu ? Kamu mau melakukan knotting ?"

Deg!
Deg!
Deg!

Jantung Lian berdebar kencang.
"Ma-maafkan aku paduka, ak-aku tidak bermaksud melakukan itu.. aku.. aku.. " Lian terlihat bingung harus memberi alasan seperti apa.

Roubi menyentuh wajah Lian.
"Maaf aku meninggikan suara ku, aku tidak melarang mu melakukan knotting tapi kamu tidak boleh bersikap egois seperti itu.."

Lian menundukkan kepalanya menyesali apa yang tadi dia coba lakukan.

".. tubuh ku tidak bisa kamu miliki seorang diri, aku punya selir lain.." Roubi mengecup singkat dahi Lian.

"...kamu mengerti kan ?"

Lian menyentuh tangan Roubi lalu mengecup singkat punggung tangan Roubi.

"Maaf yang mulia, aku benar-benar menyesal"

Roubi tersenyum kecil.
"Tidak apa-apa, kali ini aku memaafkan mu.. tapi lain kali aku akan menghukum mu"

"Ugh!" Wajah Lian berubah takut.

"Bercanda" Roubi mencubit pelan hidung Lian.

Lian tersenyum, dia mendekat lalu memeluk Roubi erat.
"Aku memang tidak bisa memiliki mu sepenuhnya raja ku, tapi sejak awal kita bertemu aku memberikan seluruh hidup dan tubuh ku untuk mu"

Roubi diam dalam pelukkan Lian.
Dia mengusap pelan punggung Lian.

"Aku milik mu" bisik Lian tepat di telinga Roubi, perlahan Lian mulai bergerak lagi.

Desahan terdengar memenuhi ruang kerja Roubi, feromon keduanya saling menggoda satu sama lain.

.
.

Setelah menghabiskan waktu bersama Roubi, Lian berjalan di halaman istana dengan senandung juga senyum merekah di bibirnya.

Saat dia melewati ruang pelayan, dia bisa mendengar para pelayan bicara satu sama lain.

"Apa kalian mendengar kabar kalau yang mulia Roubi tidak bisa hamil ?"

"Ya, berita itu sudah tersebar sejak lama"

"Ah, bagaimana ini ? Kalau yang mulia tidak punya keturunan bagaimana nasib kerajaan kita ?"

"Sepertinya kerajaan ini akan beralih tangan pada orang lain lagi, karena yang mulia Roubi juga pendatang dulu"

"Ya kamu benar.. apa kalian juga mendengar kabar kalau mantan kekasih yang mulia Roubi adalah raja dari kerajaan timur"

"Eh! Jadi berita itu benar ?!"

"Hm, hampir semua orang tau hal ini..beliau di campakkan karena tidak bisa memberi raja itu keturunan"

"Kasihan sekali yang mulia Roubi.. dia pasti sangat mencintai raja itu hingga dia harus mengusir rasa kesepiannya dengan para selir"

Bam!!

Deg!
Para pelayan tadi menoleh kearah pintu.

Mereka bisa melihat Lian berdiri di depan pintu dengan wajah kesal.

"Tuan!" Semua menunduk ketakutan.

"Dari pada kalian membicarakan orang lain! Lebih baik kalian bekerja!!"

"Ba-baik!" Mereka berlari kecil keluar dari ruangan itu.

Lian menatap para pelayan yang sudah berlari menjauh.

"Hah.." Lian mengusap lehernya.
".. siapa raja di kerajaan timur itu ? Apa dia lebih tampan dari para selir ?" Gumam Lian.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang