13

5.8K 801 15
                                    

"Selamat datang yang mulia, saya antar anda ke kamar" pelayan dari kerajaan Seadran menyambut kedatang Roubi dan tamu lainnya.

"Terima kasih" mereka berjalan kearah kamar.

Roubi memilih istirahat setelah perjalanan panjang.

Pelayan yang ikut bersama Roubi membantu pelayan pribadi Roubi membawa beberapa koper raja mereka.

"Tuan, apa kita membawa yang satu ini juga ?" Tanya pelayan wanita menunjuk kotak besar di belakang kereta mereka.

"Hm ? Apa kita membawa benda ini sejak tadi ?" Tanya pelayan pribadi Roubi.

"Saya pikir begitu tuan"

Saat keduanya berniat memeriksa kotak tadi, entah apa yang terjadi. Kotak tadi bergerak-gerak sendiri.

"Eh! Apa ada hantunya ?!" Pelayan wanita tadi segera berlindung di belakang pelayan pribadi Roubi.

Pelayan pribadi Roubi langsung memeriksa kotak tadi dengan menarik tutupnya dan betapa terkejutnya mereka berdua saat melihat isi kotak tadi.

.
.

Tok.
Tok.

Roubi bangun dari posisi berbaringnya.
"Ya ?" Jawab Roubi.

"Ma-maaf menganggu yang mulia, tapi anda harus melihat ini"

"Masuklah.. pintunya tidak di kunci" kata Roubi.

Saat pelayan pribadi Roubi membuka pintu, Roubi terkejut melihat dua orang yang sangat dia kenal berdiri di belakang pelayan pribadi Roubi.

"Apa yang kalian lakukan disini ?! Al.. Tymo!"

Tymo menundukkan kepalanya.
"Maafkan kami paduka, tapi kami merasa khawatir bila anda pergi seorang diri"

"Hah...ya ampun," Roubi duduk sembari menyentuh kepala, dia menatap pelayan pribadinya.
".. keluar lah, aku ingin bicara dengan  mereka berdua"

"Baik yang mulia" pelayan pribadi Roubi menunduk lalu menutup pintu kamar rapat.

"Al, aku sudah bilang.. aku tidak pergi seorang diri...tidak kah kamu melihat aku bersama prajurit dan pelayan ku ?"

Al mendekat lalu berjongkok di hadapan Roubi.
"Yang mulia.. maafkan kami yang sudah lancang diam-diam mengikuti mu.. tapi jujur kami sangat khawatir"

"Hanya kalian berdua kan ?" Tanya Roubi.

"Hm, hanya kami berdua" jawab Al.

Tymo tersenyum kaku mengingat keempatnya harus bermain batu-gunting-kertas untuk menentukan siapa yang diam-diam menyelinap di kereta Roubi.

"Hah .. kalian ini.." Roubi melirik Tymo yang masih berdiri di depan pintu.

".. kemari lah" Roubi mengulurkan tangannya pada Tymo.

Tymo berjalan kearah Roubi lalu menyentuh tangan Roubi.
"Apa kamu masih merasa gugup saat bersama ku dan selir lain ?" Tanya Roubi pada Tymo.

Tymo mengangguk pelan.
"Ak-aku berusaha membiasakan diri yang mulia"

Roubi terkekeh pelan.
"Baiklah, mau mandi bersama ?"

Deg!
Kedua selir Roubi ini saling bertatapan karena sangat tidak sopan mandi bersama raja.

"Ini permintaan ku kan, jadi jangan merasa tidak nyaman.. kita sudah menempuh perjalanan panjang" Roubi berdiri lalu berjalan kearah kamar mandi.

"Kalian tidak mau ?"

Mendapat ijin tentu saja keduanya mau, keduanya berjalan menyusul Roubi.

Sesuai yang pelayan kerajaan Seadran katakan, semua sudah tersedia jadi Roubi hanya perlu mandi tanpa memanggil pelayan lagi.

Al membantu Roubi melepas pakaiannya, Tymo hanya melihat karena dia tidak terlalu berani menyentuh Roubi.

Deg.
Deg.
Deg.

Jantung Tymo berdebar kencang saat melihat satu persatu lapisan pakaian Roubi lepas, tubuh indah Roubi terpampang nyata di hadapan Tymo.

Al mulai melepas bajunya.

"Apa yang kamu tunggu ? Tidak mau mandi ?" Tanya Roubi melihat kearah Tymo.

"Aku ma-mau yang mulia !" Jawab Tymo dengan suara bergetar juga wajah bersemu merah.

Roubi lebih dulu masuk ke dalam bathtub dengan ukuran lumayan besar kemudian di susul Tymo dan Al.

Karena Al sudah terbiasa dan lebih lama mengenal Roubi, dia tanpa ragu langsung menyentuh Roubi lebih tepatnya memeluk Roubi dari belakang.

"Apa ini ? Hm.." Roubi tersenyum penuh arti saat tangan Al bergerak meraba tubuh Roubi.

"Disaat seperti ini, tidak seorang alpha pun tahan melihat tubuh telanjang mu yang mulia.. maafkan atas ke lancangan ku"

Roubi tertawa pelan.
"Kau tau aku sangat lelah setelah perjalanan tadi, aku hanya mengajak kalian berdua mandi untuk menghilangkan penat di tubuh.. bukan untuk menggoda kalian"

Al mengecup singkat pundak Roubi.
"Kami akan memuaskan mu paduka.." bisik Al.

".. jadi jangan melihat alpha lain"

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang