08

7K 906 6
                                    

Roubi membuka pakaiannya saat memasuki kamar mandi, Vier bisa melihat tubuh indah Roubi terpampang jelas di depan matanya.

Roubi duduk di ujung bathtub emasnya.
"Apa lagi yang kamu tunggu ? Kemari lah" Roubi tersenyum seolah menggoda Vier.

Vier mendekat.
Dia berjongkok di hadapan Roubi.
"Paduka.. anda sangat indah" kata Vier, matanya tak bisa lepas dari Roubi.

"Terima kasih, kamu juga punya wajah yang tampan.. aku yakin banyak wanita atau omega yang mengejar mu" Roubi menyentuh bibir tebal Vier.

Vier menahan tangan Roubi di bibirnya.
"Tapi sekarang aku milik mu raja ku, aku tidak menginginkan orang lain"

Roubi mengusap pelan bibir Vier.
"Usia kita cukup jauh, apa kamu tidak merasa aneh berhubungan dengan ku ? Atau apa yang orang lain katakan tentang keputusan ku untuk membawa mu ke istana" kata Roubi.

Vier menutup matanya merasakan sentuhan Roubi.
"Aku tidak perduli dengan apa yang orang lain katakan, aku setuju datang kemari berarti aku harus menutup telinga dengan banyaknya caci maki diluar sana"

Roubi tersenyum, dia senang mendengar apa yang selir termudanya ini katakan.

Perlahan Roubi mendekat lalu mengecup singkat bibir Vier.
Mata keduanya bertemu.
"Apa kamu ingin menghabiskan malam bersama ku ?" Tanya Roubi.

Vier menyentuh tangan Roubi.
"Maafkan aku yang mulia, tapi untuk sekarang aku tidak ingin kita menghabiskan malam untuk hubungan intim.."

Vier berdiri dari posisi jongkoknya, dia melepas semua pakaiannya lalu membawa Roubi masuk ke dalam bathtub yang sudah berisi air hangat dengan busa sabun di dalamnya.

Vier memeluk Roubi dari belakang.
".. aku ingin cinta mu paduka, hanya malam ini kita bisa berduaan.. aku tidak tau untuk malam-malam berikutnya.. " Vier mengecup pundak Roubi.

".. hanya lihat aku malam ini"

Roubi menyandarkan tubuhnya di dada Vier, dia mendongakkan wajahnya menatap wajah Vier.
"Aku akan mencintai mu sepenuhnya malam ini, jadi mari habiskan malam berdua"

Vier tersenyum, dia mengecup dahi Roubi kemudian memeluk Roubi erat.
"Yang mulia.. aku sangat mencintai mu"

"Aku juga" Roubi merasa nyaman di pelukkan Vier, seperti yang Vier katakan keduanya hanya menghabiskan malam bersama tanpa sex.

Vier bercerita banyak hal pada Roubi, Roubi mendengar cerita Vier tentang kehidupan Vier sebelum bertemu dan setelah bersama Roubi.

Vier juga memamerkan cincin yang melingkar di jarinya saat dia sudah resmi menjadi salah satu selir Roubi pada teman-teman sekelasnya.

"Aku tidak perduli apa yang mereka katakan, saat aku melihat anda pertama kalinya.. aku sudah jatuh hati pada mu raja ku" Vier terus memeluk Roubi seolah dia tidak ingin melepaskan Roubi pergi.

Roubi mengusap punggung tangan Vier, dia ingat saat itu Vier berkunjung ke istana bersama ayahnya.

Keduanya bertemu tapi tidak sedekat ini, Vier pun masih menjaga jarak waktu itu karena status Roubi seorang raja.

Tapi saat dia mendengar Roubi mencari selir, dia datang langsung menemui Roubi mengajukan diri.

Roubi sempat menentang keinginan Vier karena usianya yang masih sangat muda dan dia masih berada di sekolah menengah atas kerajaan, tapi dia bersikeras untuk bisa lolos menjadi selir.

Dia menemui Roubi hampir setiap hari, Vier tidak menyerah hingga akhirnya Roubi menerima Vier sebagai salah satu selir termudanya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang