15

5.5K 762 18
                                    

Al dan Tymo keluar mencari Roubi, mereka terkejut saat Roubi tidak ada di sisi keduanya.

Mereka bisa melihat Roubi berjalan kearah keduanya, Roubi terlihat mengabaikan Tymo dan Al padahal keduanya berdiri di hadapan Roubi.

"Yang mulia.. " Al berjalan mengikuti Roubi begitu pula dengan Tymo.

"...paduka.. Hei! Roubi!" Al menarik lengan Roubi.

Deg!
Tymo membulatkan matanya saat mendengar Al memanggil nama Roubi begitu saja tanpa panggilan hormat pada rajanya ini.

"Ah, kalian mencari ku ? Maaf aku tidak melihat kalian" kata Roubi.

"Anda tidak melihat tubuh sebesar ini ?Apa yang terjadi ?" Tanya Al dengan raut wajah khawatir.

Roubi tersenyum.
"Jangan khawatir.. aku baik-baik saja, Oh.. aku sudah meminta pelayan menyiapkan kamar untuk kalian"

"Tidak, aku tidak mau tidur di kamar lain"

Roubi menatap Al.

Tymo menyentuh pundak Al.
"Jangan bicara begitu, kita tidak mungkin terus-terusan tidur dengan yang mulia"

Al menepis tangan Tymo di pundaknya.
"Sudah ku katakan! Aku tidak akan membiarkan kamu pergi ke tangan alpha lain!"

Tymo semakin terkejut mendengar apa yang Al katakan.

"Tidak cukup kah memiliki empat selir ?! Roubi! Aku selir pertama mu!" Al menepuk dadanya seolah menahan emosi yang dia pendam selama ini.

"Aku tau kamu bertemu dengan dia, aku tau kalian pasti membicarakan hal serius.. tapi tidak cukup kah hanya kita ?" Al menggenggam tangan Roubi dengan tatapan sedih.

"Aku sudah menurunkan ego ku agar kamu bahagia.. aku membiarkan cinta mu terbagi, apakah tidak cukup untuk mu ? "

Roubi hanya menatap Al tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Aku ikhlas kamu menyakiti ku.. tapi jangan sakiti para selir mu yang lain, ku mohon pikirkan perasaan mereka"

Tymo meremas-remas tangannya, dia bingung harus bersikap seperti apa karena Al dan Roubi lebih tua darinya.

Melihat tidak ada respon dari Roubi, Al melepas tangan Roubi dengan senyum paksa.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengatakan hal seperti itu.. maafkan kata-kata ku tadi yang mulia.." Al terlihat mengepalkan kedua tangannya.

".. aku tidak berhak mengatur anda, karena anda lah rajanya anda tau apa yang terbaik.. aku permisi" Al menunduk singkat lalu berjalan menjauh dari Tymo dan Roubi.

"Ah.. um.. ya-yang mulia, anda tidak apa-apa ?" Tymo menyentuh pelan pundak Roubi.

Roubi mendekat lalu memeluk Tymo.

Blush!
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Tymo.

"Peluk aku lalu usap punggung ku juga" perintah Roubi.

Perlahan Tymo memeluk Roubi kemudian mengusap punggung Roubi sesuai apa yang Roubi katakan.

"Semua akan baik-baik saja yang mulia, apa pun keputusan anda.. aku sebagai selir hanya bisa menerimanya" kata Tymo pelan.

Roubi meremas baju Tymo.
Dia hanya bisa diam dalam pelukan Tymo.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang