22

4.9K 645 14
                                    

Keduanya tiba di kediaman para selir, saat Roubi masuk dia bisa mencium aroma mawar.

"Rumah kalian sangat wangi, apa kalian sengaja ?" Roubi tersenyum kecil.

"Selamat datang yang mulia" ketiga selir Roubi menyambut kedatangan raja mereka karena Roubi sangat jarang bertamu ke kediaman selirnya.

"Mari, ikut kami" Vier mengulurkan tangannya yang Roubi sambut dengan senang hati.

Kelimanya berjalan masuk ke sebuah ruangan yang sudah di penuhi kelopak mawar.

"Ah, ternyata aromanya dari sini" Roubi bisa melihat ranjang yang sudah di hiasi daun juga renda di sekitarnya.

Hanya cahaya lilin yang menerangi ruangan tersebut. Roubi juga bisa melihat botol minyak zaitun di atas kasur.

Dia berjalan kearah kasur lalu duduk di sana.
"Dari mana kalian mendapatkan minyak ini ? Di kerajaan Delduluna minyak ini sangat langka"

Lian menyentuh tangan Roubi.
"Aku memintanya dari ayah ku yang mulia.. beliau pergi ke negara lain dan di beri hadiah minyak ini oleh mereka"

Vier duduk di dekat Roubi lalu menarik pelan jubah tidur Roubi.
"Anda sudah melewati hari berat.." Vier tersenyum.
".. boleh kah aku dan Lian memijat mu paduka ?"

Al dan Tymo membiarkan Vier dan Lian menyentuh Roubi karena Al dan Tymo sudah banyak menghabiskan waktu bersama Roubi saat berada di kerajaan Seadran.

Keduanya meninggalkan ruangan tersebut, Al tau kedua selir termuda pasti sangat merindukan Roubi.

.
.

Roubi bersandar di tubuh Lian sementara Vier menuangkan minyak Zaitun tadi membasahi kaki indah Roubi.

Perlahan Vier memijat mulai dari paha dalam hingga jari kaki Roubi.
"Mm.." Roubi bisa merasakan sentuhan Vier di kulitnya.

"Yang mulia, biar ku pijat tempat lain juga" Lian mengambil botol minyak zaitun tadi lalu menumpahkannya tepat di dada Roubi.

"Ah!" Lian memijat pelan dada Roubi.

"Mm~ Hah.. ah.." Lian juga memelintir pelan kedua nipple Roubi.

"Yang mulia, anda sangat indah" bisik Lian.

Roubi mendongakkan kepalanya lalu menarik leher Lian agar mendekat, perlahan Roubi melumat bibir Lian.

Tangan kedua selirnya mulai aktif bergerak. Vier yang awalnya memijat kedua kaki Roubi beralih menyentuh p*nis Roubi yang sudah menegang.

"Fuahh-Ah.. Mngg.. " Roubi mengigit bibirnya saat Vier bermain di bawah sana.

Tangan Lian meremas dada Roubi.
"Ah..! Hah-Ahh!" Wajah Roubi mulai memerah.

Pijatan Vier semakin cepat hingga akhirnya Roubi klimaks di tangan Vier.

Vier tersenyum, dia menjilat pelan cairan yang sudah bercampur dengan minyak zaitun tadi.
"Apapun yang ada di tubuh paduka, semua terasa manis" kata Vier.

Roubi menahan tangan Lian lalu mendorong pelan dada Vier hingga dia duduk di hadapan Roubi dan Lian.

Perlahan Roubi merendahkan tubuhnya.
"Tu-tunggu dulu paduka, anda tidak perlu melakukan ini !"

Roubi menatap p*nis Vier yang sudah terlihat tegang.
"Mari nikmati malam bersama, jangan hanya memuaskan ku"

Glup.
Vier menelan salivanya berat saat Roubi mulai mengemut p*nisnya begitu pula dengan Lian yang melihat jelas hole Roubi di hadapannya karena posisi Roubi sekarang membelakangi Lian.

Lian bisa melihat cairan milik omega keluar dari hole Roubi. Lian menyentuh bibir hole Roubi lalu mendorong dua jarinya masuk.

"Mnggg!" Desahan tertahan terdengar dari Roubi.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang