35 End + Oneshot

9K 888 70
                                    

Mendengar kabar gembira ini, para selir Roubi datang menemui raja mereka.

"Jadi kabar itu benar ?" Tanya Al sembari mengengam erat tangan Roubi.

"Ya, ku rasa begitu" jawab Roubi dengan penuh kebimbangan.

"Jadi.. sudah berapa bulan yang mulia ?" Vier duduk di dekat kaki Roubi yang sekarang duduk di atas kasur karena dia perlu istirahat.

"Para tabib itu mengatakan 2 bulan tapi aku tidak tau pastinya" jawab Roubi.

Lian ikut duduk di dekat Vier, dia menyentuh kaki Roubi.
"Bagaimana perasaan mu paduka ? Apa anda merasa senang ?" Senyum terukir di bibir Lian.

Roubi tersenyum kaku.
"Aku senang tapi jujur saja.." Roubi mengusap perutnya.
".. aku merasa khawatir"

Keempat selir Roubi terlihat bingung apa yang membuat raja mereka ini khawatir.

"Apa yang kamu pikirkan ? Kamu merasa ini tidak nyata ?" Tanya Al.

"Ya, ada pemikiran seperti itu juga tapi ada rasa khawatir lain.. kalau dia sudah besar nanti, dia akan bertanya siapa ayahnya"

Keempat selir Roubi saling bertatapan.
"Itu tidak benar!" Vier menyandarkan kepalanya di paha Roubi.

"Kami tidak mau dia bertanya karena kami semua ayahnya!"

"Vier" Roubi menyentuh rambut Vier.

"Ya, jangan khawatirkan itu yang mulia.. karena sejak awal kami tidak mau membedakan siapa yang berhasil membuat anda mengandung dan bersikap egois menjadi satu-satunya ayah untuk anak kita, kami tidak mau hal itu terjadi" kata Lian.

"Itu benar Roubi.." Al mengusap punggung tangan Roubi.
".. karena kami semua adalah ayah dari janin di perut mu"

Tymo memainkan jarinya gugup.
"Aku memang kurang percaya diri untuk hal ini, tapi aku setuju dengan keputusan mereka paduka"

Mata Roubi berkaca-kaca.
"Oh..!" Roubi menutup wajahnya.

"Ada apa yang mulia ?!" Keempat selirnya terlihat panik.

Roubi mengelengkan kepalanya pelan.
"Haha..."Roubi tertawa pelan lalu menatap keempat selirnya bergantian.

".. aku bahagia, aku sangat bahagia bisa memiliki kalian di hidup ku.." buliran bening perlahan keluar membasahi mata Roubi.

"...jadi aku tidak tau caranya mengekspresikan perasaan ku, maaf dan terima kasih kalian masih setia bersama ku"

Keempat selir Roubi tersenyum ikut bahagia. Mereka mendekat lalu memeluk Roubi, setelah di campakkan dan di lukai, Roubi pikir dia tidak akan pernah bahagia lagi tapi sekarang kebahagiaannya terasa sempurna bersama empat orang alpha yang sangat menyayanginya dan sebentar lagi kebahagiaan itu semakin sempurna dengan kehadiran buah hati mereka.

.
.

Tamat.

.
.
.
.
.
.
.
.

Oneshot _)

10 Tahun kemudian ~

Sekolah kerajaan Delduluna di khususkan bagi para bangsawan kelas atas.

Bahkan seorang pangeran pun bersekolah di tempat itu termasuk seorang anak dari raja yang terkenal sebagai omega pertama yang mampu duduk di tahta istana.

Walau pun dia seorang pangeran tapi dia tak lepas dari pertanyaan yang kadang menjurus ke arah bully.

Tapi pangeran kecil ini selalu berusaha tersenyum walau kadang dia sering terlihat murung saat mereka bertanya siapa ayahnya.

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang