26

4.3K 630 15
                                    

Keduanya terus mencari hingga akhirnya Tymo menemukan apa yang Al cari.

"Jadi untuk apa tanaman ini ?" Tanya Tymo.

Al menyandarkan tubuhnya sembari menatap tanaman yang sudah terlihat layu.
"Aku tidak yakin, tapi sesuatu terus memberitahu ku kalau tanaman ini bisa membuat yang mulia Roubi punya keturunan"

Tymo menatap tanaman di tangan Al.
"Apa kamu percaya hal mistis ?" Tanya Tymo.

"Aku tidak terlalu percaya hal seperti itu, tapi karena sesuatu berusaha memberitahu ku.. ku rasa aku sedikit percaya"

Tymo menatap Al serius.
"Aku tau seseorang yang bisa kita tanya terkait hal mistis, mungkin dia tau apa yang harus kita lakukan dengan tanaman ini"

"Kita bisa pergi besok, sangat sulit keluar dari istana saat malam" kata Al yang berdiri dari posisi duduknya.

"Ya, mari pergi besok"

Malam harinya.
Roubi berjalan di halaman istana bersama beberapa pelayan.

Roubi mengenakan renda cantik juga jubah kerajaan Delduluna melekat di pundaknya, dia pergi untuk makan malam bersama raja Hendry.

Keduanya menikmati jamuan makan malam berdua lalu setelahnya kedua raja ini berdansa sebentar di iringi alunan musik yang indah.

Setelah berdansa, raja Hendry mengajak Roubi menikmati indahnya pemandangan bintang dan bulan dari gazebo istana.

"Langit yang cerah, bintang bersinar terang malam ini" kata raja Hendry.

"Ya, sangat indah paduka" kata Roubi tanpa melihat raja Hendry.

Perlahan raja Hendry mendekat lalu menyentuh tangan Roubi.

Mata keduanya bertemu.
"Yang mulia Roubi, anda adalah omega tercantik di seluruh kerajaan.. dan anda memegang penuh kerajaan makmur ini, aku sangat kagum pada mu yang mulia"

Roubi tersenyum kecil.
"Anda juga sama hebatnya paduka, aku pun kagum pada mu"

"Lalu.." tangan raja Hendry beralih menyentuh pipi Roubi.
".. apakah sudah terpikir untuk menyatukan dua kerajaan ?" Tanya raja Hendry.

Roubi masih tersenyum, perlahan dia menarik tangan raja Hendry dari pipinya.
"Yang mulia, aku belum memikirkan masalah pernikahan.. rakyat ku bergantung pada ku"

"Tapi anda harus mendapatkan kebahagiaan juga yang mulia, tidak salahnya anda membuka hati"

Roubi menatap wajah raja Hendry.
"Yang mulia, anda pasti sudah mendengar kabar burung itu"

"Kabar burung ?" Raja Hendry menaikkan alisnya.

"Ya, kabar burung yang mengatakan aku tidak bisa mengandung dan itu benar apa adanya.. kalau pun kita menikah, aku tidak akan bisa memberi mu keturunan"

Raja Hendry langsung menggenggam kedua tangan Roubi.
"Apa yang anda bicarakan yang mulia, aku tidak memikirkan anak.. selama kita saling mencintai dan bahagia, itu semua sudah cukup"

Roubi tau kalau kata-kata raja Hendry tidak setulus itu, semua alpha pasti menginginkan anak.

Mereka datang hanya untuk merebut tahta Roubi dengan iming-iming cinta lalu membuangnya seperti mantan kekasih Roubi dulu lakukan saat tau Roubi tidak bisa memberinya keturunan, tapi dia datang kembali setelah dia tau Roubi memimpin kerajaan makmur.

Roubi menarik tangannya dari raja Hendry kemudian berdiri dari posisi duduknya.
"Maaf paduka, tapi aku perlu istirahat.. ada beberapa berkas yang harus ku periksa besok"

Raja Hendry berdiri di hadapan Roubi, tanpa aba-aba raja Hendry langsung mencium Roubi yang tentu saja membuat Roubi terkejut.

Raja Hendry menatap tepat di mata Roubi.
"Aku tidak akan menyerah, aku akan terus mencoba hingga anda luluh.. selamat malam, istirahat lah yang mulia"

Raja Hendry tersenyum kecil lalu berjalan menjauh dari Roubi.

"Hah.." Roubi menyentuh bibirnya.
".. mereka bisa marah kalau tau aku di cium alpha lain" gumam Roubi memikirkan para selirnya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang