03

8.7K 1.1K 20
                                    

Saat tiba di kamar para selir, Tymo segera mencuci tangannya. Tymo bergerak mengganti pakaian lalu membawa alat musiknya.

Saat dia berniat keluar, Roubi sudah berdiri di depan pintu dengan jubah menutupi tubuh Roubi.

"Ya-yang mulia!" Tymo mundur.

Roubi meminta ketiga selirnya untuk menunggu diluar. Roubi menutup pintu kamar lalu berjalan mendekati Tymo.

"Apa yang terjadi ? Kamu pergi sebelum aku mengatakan sepatah kata pun ?"

Tymo terus mundur hingga kakinya berhenti saat menyentuh salah satu kasur.
"Ma-maafkan saya yang mulia! Saya tidak bermaksud tidak sopan ?! Saya pikir anda mengundang saya untuk bermain musik saja.. sa-saya tidak tau kalau anda meminta saya menjadi selir"

Roubi mengerutkan alisnya.
"Apa kamu tidak mendengar berita diluar sana ? Aku beberapa hari lalu mencari selir dan kamu terpilih"

Tymo menunduk.
"Sa-saya tidak tau, maafkan saya paduka"

Roubi hanya mengelengkan kepalanya.
"Baik kalau kamu ingin menghibur ku dengan musik mu.." Roubi mendorong Tymo hingga dia terbaring di atas kasur.

"Uah! Ya-yang mulia!" Tymo menutup matanya saat Roubi membuka jubah yang sejak tadi menutupi tubuh telanjang Roubi.

Roubi naik ke atas tubuh Tymo lalu menarik alat musik Tymo. Roubi menaruh alat musik tadi di dada Tymo.

"Mainkan beberapa lagu untuk ku"

"Ah, Ta-tapi posisi ini" wajah Tymo memerah.

"Ya,."Roubi menjilat bibirnya.
".. mari lakukan sex dengan posisi ini"

"Hah! Eh...Ta-tapi..Mph!" Roubi menutup mulut Tymo dengan jari telunjuknya.

"Main kan atau hukuman menanti mu ?"

"Ba-baik!" Tymo mulai memetik senar alat musiknya.

Alunan nada indah terdengar.
Roubi membuka celana Tymo.

"Ugh!" Tymo berhenti memetik senarnya saat Roubi memijat pelan p*nis Tymo.

"Lanjutkan, aku tidak menyuruh mu berhenti"

Tymo kembali memetik senar alat musiknya dengan kedua pipi memerah.

Perlahan Roubi mengarahkan p*nis Tymo yang sudah menegang ke depan bibir holenya.

Deg!

"Tunggu paduka ! Tunggu!" Tymo menahan tangan Roubi.

"Ada apa ?"

Mata Tymo berkaca-kaca.
"Ah, hei.. kenapa kamu seperti ini ?" Roubi mengusap sudut mata Tymo.

"Ak-aku merasa tidak pantas untuk melakukan hal seperti ini bersama anda.. ak-aku hanya rakyat biasa dengan status sosial di bawah para pedagang.." Tymo menatap wajah Roubi di atasnya.

".. dan anda terasa sangat jauh untuk bisa ku sentuh, aku tidak sepantasnya menyentuh raja dengan tangan kotor ku"

Roubi menarik tangan Tymo lalu menaruh tangan Tymo di wajahnya.

"Ya-yang mulia..!"

"Apa kau pikir aku memilih selir ku sembarangan ? Aku menyukai mu karena permainan musik dan wajah ceria mu saat menghibur rakyat.." Roubi menarik selimut lalu menutup kepalanya.

".. kamu ingat pada ku kan ?"

Deg!

"An-anda ?" Tymo ingat seorang bangsawan bertudung kepala mendatanginya kemarin lalu memberi Tymo sejumlah uang.

"Hm,." Roubi melepas selimut tadi dari kepalanya.
".. aku yang memilih mu secara langsung"

Blush!
Wajah Tymo memerah saat melihat senyuman Roubi.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang