02

9.2K 1.1K 46
                                    

Keempatnya memakai baju yang sudah disiapkan oleh pelayan.
"Ah, apa kita akan menghibur raja ?" Tanya Tymo.

Al merapikan kemeja putih tembus pandang miliknya.
"Tentu saja, kamu pikir untuk apa kita berempat di kumpulkan ?"

"Um, apa aku harus membawa alat musik ku ?"

Lian menatap Tymo.
"Berapa usia mu ? Kenapa kamu seolah tidak tau apa yang akan kita lakukan ?"

"Ta-tahun ini aku 27 tahun" jawab Tymo.

Lian cukup terkejut mendengar usia Tymo.
"Ah, kamu lebih tua dari ku.. baik lah, mungkin kamu hanya berpura-pura polos"

Vier mendekat.
"Kakak, akting mu sangat natural.. mungkin yang mulia memang menyukai selir seperti mu"

"Ak-akting ?" Tymo tidak mengerti.

"Sudah lah, lebih baik kita pergi sekarang dan Tymo tinggalkan saja alat musik mu karena yang mulia tidak ingin melihat keahlian mu dalam bermain musik" kata Al yang memang lebih tua dari ketiganya.

"Ah, iya" Tymo meninggalkan alat musiknya di ruangan tadi lalu berjalan mengikuti ketiganya.

Pelayan membawa mereka berempat ke kamar raja.
"Yang mulia, mereka disini" kata pelayan tadi.

"Ya, biarkan mereka masuk" jawab Roubi dari dalam kamar.

"Baik, silahkan tuan" kedua pelayan tadi membuka pintu kamar Roubi.

Saat pintu terbuka, mereka bisa mencium aroma feromon manis dari Roubi.

Krekk~ Bam.
(Pintu kamar di tutup rapat)

Keempatnya terdiam di depan pintu saat melihat Roubi duduk di atas kasur dengan segelas anggur di tangannya.

"Kemari lah.. selir ku" Roubi mengulurkan tangannya.

Ketiganya bergerak kearah Roubi kecuali Tymo. Mereka mulai menyentuh tubuh Roubi, mencium bahkan menyentuh daerah sensitif Roubi.

Glup.
Tymo meremas celananya.
Dia tidak tau membuat raja senang adalah berhubungan intim bersama-sama seperti ini.

"Ahh.."

Deg!
Tymo langsung memalingkan wajahnya saat tidak sengaja melihat Roubi membuka kakinya untuk mereka bertiga.

Desahan erotis terdengar, feromon Roubi semakin menekan Tymo.
'Tidak, seharusnya aku tidak datang kemari' batin Tymo.

"Uah-Ahhh...Ahh! Aahh!!"

Deg! Deg! Deg!
Jantung Tymo semakin kencang berdebar saat mendengar desahan nikmat dari Roubi.

Tymo melirik dan mendapati Al tengah menyetubuhi Roubi.
"Aahh-Umnggg!" Vier mendorong p*nisnya masuk ke dalam rongga mulut Roubi.

Tangan kanan Roubi bergerak menyentuh milik Lian.

"Hah.. hah.." Tymo menyandarkan tubuhnya di depan pintu kamar, sesuatu di bawah sana terasa mengeras.

Tymo membuka celananya lalu mengoc*k p*nisnya sembari menatap keempatnya bermain di hadapan Tymo.

Setelah Al mencapai klimaksnya, Vier bergantian masuk ke dalam hole Roubi begitu juga setelahnya Lian pun ikut memuaskan raja baru ini.

"Akh!" Setelah Lian klimaks, Roubi tersenyum melihat ketiga calon selirnya ini.

"Ah.. hah...ha.. aku merasa sangat puas" mereka tersenyum mendapat pujian dari Roubi.

Tapi saat Roubi ingin bicara dengan Tymo, Tymo menarik celananya kemudian menunduk meminta maaf, dia lalu berlari keluar dari kamar Roubi.

Tymo menatap tangannya yang basah karena spermanya sendiri.

"Agh! Memalukan !"
Tymo merasa malu, dia klimaks hanya karena menonton Roubi bersetubuh dengan ketiga alpha itu.

Tymo menghormati Roubi, karena rasa kagumnya itu pula membuat Tymo tidak sampai hati untuk menyentuh omega itu.

Terlebih dari keempat selir, dialah yang paling rendah. Tymo tidak mau menyentuh Roubi dengan tangan kotornya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang