29

4.2K 591 28
                                    

Roubi dan raja Hendry terlihat duduk menikmati pemandangan malam dengan langit bertabur bintang setelah keduanya selesai makan malam.

Raja Hendry memulai topik tentang Al yang dengan lancangnya masuk saat kedua raja ini tengah makan.

Mendengar apa yang raja Hendry katakan, Roubi hanya diam. Dia tidak mau membicarakan buruk tentang selirnya.

Melihat Roubi diam, perlahan raja Hendry menyentuh tangan Roubi.
"Ada apa yang mulia ? Sepertinya anda memikirkan banyak hal"

Roubi tersenyum kecil.
"Ya, ada beberapa hal yang sekarang memenuhi pikiran ku"

Raja Hendry mengusap lembut punggung tangan Roubi.
"Apakah anda masih memikirkan lamaran ku yang mulia Roubi ?"

Roubi menatap raja Hendry.
Mata keduanya bertemu.

"Anda tau, kalau kita menikah.. aku bisa menjadi pasangan yang bisa anda jadikan tempat bertukar pikiran.. tawa canda, mari lewati semua itu bersama"

Roubi mengalihkan wajahnya kearah lain tapi raja Hendry menarik pelan dagu Roubi agar mata keduanya kembali bertemu.

"Yang mulia.. sudah hampir sebulan aku disini, tidak kah paduka melihat betapa seriusnya aku ?" Perlahan raja Hendry mendekat lalu mengecup singkat bibir Roubi.

Roubi meremas celananya.
Di cium oleh pria lain membuatnya sedikit cangung karena selama ini hanya keempat selirnya lah yang biasa menyentuh Roubi.

Melihat Roubi tidak melawan, raja Hendry lebih berani lagi untuk melumat pelan bibir omega cantik ini.

"Mm.." tangan Roubi beralih menyentuh dada raja Hendry.

Lumatan demi lumatan raja Hendry lakukan tanpa ada balasan dari Roubi. Perlahan tangan raja Hendry bergerak menarik tubuh Roubi agar semakin dekat dengannya.

Dia mendorong lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Roubi, raja Hendry beberapa kali mendorong juga bermain dengan lidah Roubi.

"Mngg.. Mnn..!" Roubi meremas jubah raja Hendry.
".. Mm.. fuahh~" benang saliva terlihat keluar bersama lidah raja Hendry.

Raja Hendry mengusap pelan bibir Roubi dengan senyum manisnya.
"Aku sangat ingin menyentuh mu yang mulia, mau kah anda bertamu ke kamar ku ?"

Roubi mengangguk pelan.
Tanpa pikir panjang, raja Hendry langsung mengendong Roubi.

"Aku senang anda mau menerima ku paduka" raja Hendry mengecup singkat dahi Roubi lalu berjalan kearah kamarnya.

Saat keduanya berjalan kearah kamar raja Hendry, Al berniat mengejar keduanya tapi kembali bawahan raja Hendry menahan Al.

"Jangan menganggu mereka, enyahlah dari sini !" Mereka mendorong Al untuk menjauh dari kamar raja Hendry.

"Brengs*k! Tidak kah kalian tau apa yang akan terjadi setelah ini ?! Kalian tidak mengerti !" Al terlihat kesal, kalau memang Roubi meminum ramuan obat itu setidaknya Roubi harus melahirkan anak dari salah satu selirnya bukan bersama raja Hendry.

Salah satu pengawal raja Hendry tersenyum.
"Tentu kami tau"

Deg!
Mata Al membulat.

Al langsung menarik kerah baju pengawal raja Hendry.
"Apa kalian yang sudah membunuh nenek tua itu ?! Jadi kalian memata-matai kami ?!"

Pengawal tadi menatap Al sinis.
"Seorang selir seperti kalian tidak pantas membuat bangsawan mengandung, kamu hanya mengotori silsilah kerajaan"

Mendengar apa yang pengawal angkuh ini katakan, emosi Al langsung memuncak.

Dia meninju wajah pengawal ini yang membuatnya langsung tersungkur di tanah, pengawal lain berusaha menahan Al tapi berakhir terkenal kepalan tangan Al.

Al berkelahi melawan lima orang pengawal raja Hendry. Beberapa orang yang mendengar ribut-ribut satu persatu berdatangan termasuk ketiga selir Roubi.

"Al! Hei ! Tenangkan diri mu!" Tymo menahan Al yang tanpa ampun memukul para pengawal.

"Hah...hah...hah.. " Al langsung berlari kearah kamar raja Hendry.

"Al !! Kamu mau kemana ?! Hei!"

Brak!
Al mendobrak pintu kamar yang tertutup.

Dia bisa melihat raja Hendry menindih Roubi di atas kasur.

Al yang sudah terlanjur emosi berjalan kearah keduanya lalu mendorong raja Hendry menjauh dari Roubi.

"Al, apa-Ugh!" Al memeluk Roubi erat.

"Sudah ku katakan berulang kali pada mu!! Tidak masalah kalau kamu membagi cinta mu pada para selir tapi tidak pada orang lain dan jangan pernah lakukan itu !! Tidak kah kamu memahami kalimat ku Roubi ?!"

Roubi bisa melihat ketiga selirnya berdiri di depan pintu dengan raut wajah khawatir.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang