33

4.7K 617 5
                                    

Roubi membawa keempat selirnya masuk ke ruang kerja Roubi, mereka duduk di kursi tamu begitu pula dengan Roubi yang duduk di kursi untuk satu orang tepat di antara mereka.

Roubi menyandarkan tubuhnya menatap para selirnya ini.
"Apa yang kalian mau ?" Tanya Roubi.

Vier lebih dulu bersuara.
"Apa kabar burung itu benar paduka ?"

"Kabar apa ?" Tanya Roubi balik.

Vier mengepalkan kedua tangannya.
"Kalau anda berniat menceraikan kami ?"

Saat pertanyaan itu keluar dari mulut Vier, keheningan langsung terasa. Roubi juga tidak menjawab apapun, dia hanya menatap Vier.

"Paduka.." Vier terlihat sedih, dia langsung duduk di dekat kaki Roubi.
".. jangan lakukan itu, ku mohon raja ku" Vier menyandarkan kepalanya di paha Roubi.

Roubi menghela nafasnya berat.
"Untuk apa aku mempertahankan kalian yang hanya memikirkan kebahagiaan ku terus menerus.. " Roubi menatap ketiga selirnya yang hanya menunduk tanpa suara sedangkan Vier masih setia di dekat Roubi.

".. saat aku mengangkat kalian jadi selir pernah kah ku katakan aku ingin kalian memberi ku anak ? Tidak kan ? Yang bermasalah di sini aku, dan aku sadar akan hal itu tapi kalian tak juga mengerti kalau bahagia ku tak harus ada keturunan.. aku marah karena Al melakukan hal yang menakutkan,." Roubi menatap Al.

".. tapi kalau satu orang yang melakukan kesalahan yang lain juga sama salahnya, kenapa ? Karena sejak awal, kita sudah menjadi keluarga dan kalian tak bisa mengawasi satu orang saja agar dia tidak berbuat demikian, bagaimana aku bisa menyatukan empat orang yang tak bisa menjaga satu sama lain ? Lebih baik kalian berpisah"

Al meremas celananya.
"Aku tidak mau bercerai.."

Al melihat kearah Roubi.
".. aku tau ini salah ku, tapi tolong jangan libatkan mereka.. akan ku lakukan apapun paduka, apapun agar anda tidak melepaskan kami"

Roubi melihat Vier yang masih menyandarkan kepalanya di paha Roubi, perlahan tangan Roubi mengusap lembut rambut Vier.

"Bagaimana menurut mu ? Apa kamu mau bercerai ? Kalau kamu lepas dari ku, kamu bisa belajar bahkan mengelilingi dunia karena kamu masih muda" Kata Roubi.

Vier mengelengkan kepalanya.
"Tidak mau, dunia ku hanya berputar pada mu raja ku.. aku tidak mau bercerai"

Roubi bertanya hal yang sama pada Tymo dan Lian tapi jawaban keduanya pun sama.

Roubi tersenyum kecil pada ketiga selirnya juga pada Vier.
"Tolong ingat ini, kebahagiaan ku adalah mendapat cinta dari kalian.. memiliki keturunan atau pun tidak, aku bahagia kalian tetap ada di sisi ku"

Mereka langsung menatap Roubi.
"Jadi artinya kami masih berstatus selir mu paduka ?!" Tanya Lian penuh semangat.

Roubi mengangguk pelan.
"Ya, tak kurang dan lebih.. hanya kalian berempat"

Mereka yang awalnya bersedih langsung memasang wajah senang.

Vier memeluk kaki Roubi dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya begitu pula Al yang langsung melompati meja untuk memeluk Roubi lalu di susul oleh Lian.

Roubi menatap Tymo yang masih duduk dengan senyuman.
"Kamu tidak mau memeluk ku ?" Tanya Roubi.

Blush!
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Tymo.

Dengan malu-malu Tymo mendekat lalu ikut memeluk Roubi. Seperti yang Roubi katakan, dia tidak membutuhkan kebahagiaan lain selain bersama empat selirnya yang terus menghujani rasa cinta mereka untuk Roubi.

Malam itu, kelimanya menghabiskan waktu bersama karena sudah cukup lama mereka tidak beradu cinta di atas kasur karena adanya si penggangu raja Hendry tapi sekarang dia sudah tidak ada jadi Roubi menjadi milik keempat selirnya sepenuhnya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat ) Selir Sang Raja (ABO 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang