17

143 11 8
                                    

"Lu paham nggak si?"

Bisma menggaruk tengkuknya saat Satya menanyakan perihal tugas yang ada dihadapannya.

"Ngapain nanya gua?" tanya Bisma. "Orang gua juga nggak berangkat kemarin kan?" sambungnya.

Satya nyengir tak jelas. "Oiya, lupa gua."

Mereka kini sedang berada di perpustakaan. Kelas mereka ada tugas kelompok mapel sejarah. Satya dan Bisma hari lalu tidak berangkat. Apa lagi jika bukan bolos? Saat berangkat mereka langsung disuguhi tugas. Untung saja mereka satu kelompok dengan Nata dan Ririn.

"WOY!" Ririn menggebrak meja. Semua orang tersentak.

"Ssttttt.." riuh satu kelas. Ririn lupa jika ia sedang berada diperpustakaan. "Eh iya maaf-maaf."

Ririn beralih menatap Satya dan Bisma. "Mikir dong. Jangan cuma numpang nama doang lu." ucap Ririn geram. Bagaimana tidak? Keduanya sedari tadi hanya ngobrol saja.

"Tau nih, mana soalnya susah. Malah ditinggal ngobrol." timpal Nata.

Satya dan Bisma saling pandang. "K-kita dari tadi mikir kok. Kita lagi diskusi. Yakan?" tanya Bisma pada Satya.

"Hah? Yoi dong."

Kedua gadis itu menatap mereka jengah dan memilih melanjutkan kegiatan mereka.

Prok prok prokk

Ketua kelas menepukkan tangannya, menandakan ada pengumuman. "Gays jam pelajaran selesai. Sekarang ganti pelajaran. Tugas dikumpulin sekarang. Abis itu boleh balik ke kelas." jelas Udin, ketua kelas.

"Okee."

"Yang belum selesai?" tanya Nata mengangkat tangannya.

"Selesain aja nanti dirumah, maksimal pengumpulan besok pagi."

Nata mengangguk paham. Tugas kelompoknya belum selesai. Karena sedari tadi hanya 2 orang yang menyumbangkan otaknya. Semuanya membereskan buku serta peratalan mereka dan bergegas ke kelas untuk segera menyambut pelajaran selanjutnya.

"Jadi nanti mau ngerjain dimana?" tanya Ririn saat mereka melintasi koridor.

Nata fokus memperhatikan objek yang sangat tak asing. Arka tampakmenuju parkiran guru. Menggenggam kunci mobil ditangannya.

Tapi tunggu, ia tak sendirian. Ia bersama Bu Nessa, salah satu guru mapelnya. Mereka terlihat sangat akrab.

Mata gadis itu semakin memincing dan panas saat Bu Nessa menautkan tangannya dilengan Arka.

"Mau kemana?" tanya Nata.

"Dimana, Nat. Bukan kemana."

Nata menoleh ke Ririn. "Hah?"
Ririn menaikkan sebelah alisnya. "Lu ditanya apaan, jawabnya apa." ujar Ririn.

Ririn menggelengkan kepalanya. "Dirumah lu aja Nat? Mau?" usul Satya.

"Bener juga. Biar kita juga tau rumah lu Nat."

"Aa iya boleh." jawab Nata masih memperhatikan mobil yang udah keluar gerbang.

_____

Saat tibanya waktu pulang sekolah, Nata tidak langsung pulang. Ia sudah diintruksi untuk selalu pulang dengan Arka. Ia menunggu di perpus. Ia bahkan tak memeriksa parkiran dulu, apakah Arka telah kembali dari perginya.

Dua jam berlalu, Nata masih belum pulang. Ia memutuskan keluar perpus dan segera mencari keberadaan Arka. Dan yang ditakutkan Nata sedari tadi benar terjadi. Mobil Arka tak ada disini.

Apa dia belum kembali? Tanya Nata dalam hati.

Gadis itu memandangi jam tangannya. Ia teringat sesuatu.

My Teacher Is The Best HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang