"Suami?"
Mamposhh
Bukannya menanggapi, Nata malah segera berlari meninggalkan Arka. Sialnya Nata tak mengetahui password Apartemennya.
"Kenapa?"
Nata menoleh. Cepat juga Arka menyusul Nata.
Sepertinya Arka paham apa masalah Nata. "Pake acara ngeduluin segala." sindir Arka.
"Udah sih, Pak. Cepet buka. Saya mau cepet-cepet ke kamar."
"Iya-iya. Nggak sabaran banget." ucap Arka dengan smirk khasnya.
"Jangan ke ge-er ran dulu si Bapak. Orang saya masuk kamar mau istirahat."
"Loh kamu pikir saya mikir kemana-mana?"
"Ih mana saya tau. Ngapain juga mikirin Bapak."
"Saya Bapak kamu atau suami kamu sih?" tanya Arka seraya memencet password.
Tak ingin berurusan lebih lanjut dengan Arka, begitu pintu terbuka segeralah Nata masuk dan mencari keberadaan kamar barunya.
"Bapak ngapain?"
"Kok nanya gitu?"
"Bapak ngapain dikamar saya?"
Arka menaikkan salah satu alisnya. "Kamar kita." ucap Arka membetulkan.
"Sekamar lagi?" batin Nata.
Sepertinya Nata jengah. Bertemu sesaat saja sudah sering berdebat, apalagi ini yang akan terus satu kamar. Entahlah.
"Saya tunggu diruang tengah, selagi kamu beresin barang-barang yang ada di koper. Bentar lagi kita berangkat ke mall buat beli barang-barang kebutuhan."
"Emang gua babu? Pake disuruh-suruh." gumam Nata pelan.
"Hah?" shit! Arka masih mendengarnya.
"Nggak."
_____
Selasa pagi yang indah. Gadis bernama Nata akhirnya kembali bersekolah. Senin kemarin ia masih libur. Ya mungkin karena lelah dengan acara pernikahannya.
"Woy, Nat!" teriak seseorang yang tengah berjalan dari kantin. Itu Ririn.
Sontak Nata menoleh ke sumber suara. Masih pagi sudah dari kantin saja orang itu.
"Hay! Kenapa?"
Ririn cengegesan, "Nggak papa sih. Cuma tes vocal aja tadi."
Ada-ada saja kelakuan teman Nata ini. Tapi ada yang kurang. Jika ada Ririn harusnya ada Rara. Dimana dia?
"Kemana si Rara?" tanya Nata.
Ririn baru tersadar, ia segera menoleh ke belakang. Ia pikir Rara mengikutinya tadi.
"Oh, mungkin ke toilet. Cinta banget dia sama toilet." canda Ririn.
Keduanya bersama memasuki ruang kelas. Sudah banyak juga yang datang di jam sepagi ini. Memang sekolah yang disiplin.
"Selamat pagi, cantik." sapa Bagas.
"Mulaii mulaii." ucap Ririn jengah.
"Dibilang cantik nggak mau."
"Hallah kadal mesir."
"Hillih kidil misir."
"Udah-udah. Kok malah jadi berantem, awas nanti cinta." ucap Nata terkekeh.
"NGGAK AKAN!" seru Ririn dan Bagas bersamaan.
"Weh cocok sih. Nanti si Kevin sama Rara, nah Bagas sama Ririn." ujar Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is The Best Husband
RomanceMungkin nggak sih jika guru dan murid terlibat dalam satu dunia percintaan? Hal itu akan menjadi mungkin, karena sudah terjadi pada kehidupan guru bernama Arka Bian Mahastaraja yang menaruh hatinya pada muridnya sendiri yang bernama Nata Delian Pr...