04

225 34 31
                                    

Nata dalam perjalanan menuju apartemen. Disampingnya ada Farrel.

Nata sendiri yang memaksa supaya Farrel mau menjemputnya.

Apalah daya Farrel yang hanya bisa patuh.

"Emm bang." Nata mengawali obrolan.

Farrel menatap Nata.

Nata menggigit bibir bawahnya. Ia takut sekaligus bingung. Apakah Farrel akan memarahinya nanti atau tidak jika Nata menyerahkan surat peringatan yang ia peroleh saat hari pertama sekolah.

"Kenapa?"

"Emm gua mau ngomong sebenernya. Tapi nanti aja deh."

"Sekarang aja. Gua udah terlanjur kepo." jawab Farrel masih menyetir dengan santainya.

"Nggak ah. Nanti aja. Kalo gua omongin sekarang, lu malah nggak fokus nyetirnya. Terus ntar malah kecel-"

"Sttt!!" Farrel memotong omongan Nata dengan cepat.

"Jaga omongan!"

"Iya, maaf."

"Oke, gua tunggu apa yang bakal lu omongin. Tapi harus! Nggak boleh lupa!"

"Kalo lupa?"

"Gua ingetin!"

Yaelah.

"Emm o-oke deh."

"Kenapa sih? Kok kek takut gitu. Ada masalah apaan?"

Nata menoleh ke arah abangnya itu. Dia benar-benar tau arti mimik wajah yang terpasang di wajah Nata.

"Nanti aja deh gua omonginnya." Farrel mengangguk.

"Tapi abis ini kayaknya nggak bisa. Abis ini abang ada jam."

Nata mengerutkan dahinya.

"Gua ditinggal di apartemen sendiri dong."

"Enggak."

Nata semakin kebingungan.

"Kan diapartemen nggak ada siapa-siapa, otomatis gua sendirian lah."

Farrel menghela nafasnya.

"Nggak. Nanti bakal ada orang dateng buat nemenin lu."

"Siapa? Temen lu? Jangan-jangan cowok lagi. Siapa sih?" kepo Nata.

"Nanti juga lu tau." sekali-kali Farrel melirik ke arah adiknya itu.

"Siapa ya?" ucap Nata lirih tapi masih bisa didengar oleh Farrel.

"Dibilangin nanti juga tau."

"Apaan sih orang gua lagi ngomong sendiri. Wlee." Nata menjulurkan lidahnya.

"Dih, gila lu? Ngomong sendirian."

"Gilaa-gila gini juga adek lu, bang." ucap Nata membela dirinya.

"Kelamaan ngejomblo sih." ejek Farrel.

"Nggak ada hubungannya, supriii. Lagian lu juga jomblo, mana ada cewek yang mau sama cowok yang tengil kek elu."

"Udah ngomongnya?"

"Idih ngimingnyi?" Nata menirukan ucapan kakaknya dengan bibir di monyong-monyongkan.

Farrel sedari tadi hanya terkekeh melihat tingkah adiknya.

_____


Kejenuhan melanda Nata. Ia masih sendiri di apart milik Farrel.

Ia mondar-mandir tak jelas. Ia berpikir dan menyangka-nyangka siapakah yang akan datang nanti.

"Nanti kalo yang dateng kesini temen cowoknya bang Farrel gimana? Kalo dia ngapa-ngapain gua-"

My Teacher Is The Best HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang