07

179 22 32
                                    

Jangan lupa votment:) !

Tamatlah riwayat Nata.

Bak berada di meja hijau dihadapannya kini tampaklah seorang Arka yang diibaratkan hakim persidangan.

Sedari tadi Nata terus memilin-milin jarinya dengan posisi duduk dan menunduk.

"Ee, Pak. Kan belum waktunya pulang yah. Kok saya udah disuruh kesini aja." ucap Nata basa-basi.

Tak menanggapi ucapan Nata, Arka tetap diam dengan gaya sok cool nya.

"Saya nyuruh kamu ngomong?"

Nata menggeleng pelan dan langsung bungkam dibuatnya.

Mulut-mulut gua. Terserah dong.-batin Nata.

"Ekhm, mau ngomongin saya berapa kali kamu? Hm?"

"Kalau kamu tau itu nggak sopan, seharusnya sih kamu nggak ngelakuin itu."

"Kamu masih jadi murid baru disini, dan karena saya baik jadi okelah saya maafkan." ucap Arka santai

"Dih, siapa juga yang mau minta maaf ke situ." cibik Nata dalam hati.

Arka menatap Nata bingung. Mengapa murid didepannya ini diam saja.

"Sepertinya tadi saya melontarkan pertanyaan. Dan kamu diam saja? Ini yang disebut sopan?" tanya Arka.

"Bapak udah nyuruh saya ngomong emangnya?" ucap Nata membela diri.

Arka menghela nafasnya. Tak mengerti sudah isi pikiran Nata.

"Jika saya bertanya, otomatis kamu menjawab. Dan artinya kamu ya udah boleh ngomong."

"Nggak! Bapak harusnya bilang 'Sekarang kamu boleh ngomong' gitu pak." ujar Nata.

Arka menggeleng dan membuang nafasnya gusar secara bersamaan. Tak tahu apakah isi otak Nata ini.

"Terserah kamu! Saya cuma mau bilang, kalau hukuman kamu saya tambahkan!" tegas Arka

"Pak! Gimana sih?! Tadi saya udah capek banget ya Pak! Gara-gara hukuman yang Bapak kasih! Dan sekarang, Bapak mau ngasih saya hukuman lagi?! Bapak punya dendam apa sama saya?!" omel Nata tak terima.

"Udah pinter jawab yah? Saya nggak punya dendam apapun sama kamu. Pertanyaan itu seharusnya saya lontarin ke kamu. Kamu ada dendam pasti kan sama saya? Heem?" ucap Arka menggoda.

"Ih apaan sih pak! Enggak kok!" elak Nata

Arka menghela nafas pasrah. Ia sedang tak ingin berdebat.

"Terserah! Nanti sepulang sekolah, temenin saya ke suatu tempat. TITIK!" perintah Arka.

Nata yang mendengar itu, ia membolakan matanya. Belum sempat protes, Arka dengan santainya meninggalkan Nata seorang diri. Nata tak habis pikir dengan kemauan gurunya itu. Selalu aneh! Itu pikirnya

"Ih! Nyebelin banget! Seenaknya banget jadi orang!" nada bicara Nata lumayan mengeras, beruntung ruangan itu tertutup. Jika tidak mungkin ada orang yang curiga, kenapa seorang siswa berteriak di ruangan gurunya.

Brukk

Nata menendang keras meja kerja milik Arka.

"Adedeh, meja nggak tau diri! Keras banget sih ni meja! Sama kek yang punya!"

Nata merintih pelan dan menjinjing sebentar ujung kakinya yang kesakitan karena menendang meja.

Nata keluar dari ruangan Arka. Masih dengan wajah kesalnya.

_____


Dan saat pulang sekolah tiba, Nata berniat untuk kabur dari Arka.

Dengan tatapan was-was, menengok kanan kiri. Memastikan jika Arka tak melihatnya.

My Teacher Is The Best HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang