06

189 26 32
                                    

"Udah kali, Nat. Nggak usah cemberut mulu. Makanya lain kali dateng jangan telat." ujar Satya.

"Ye, pake sok nasihatin orang segala. Nggak sadar lu? Kalo berangkat jam berapa?" ucap Bisma.

Satya hanya cengar-cengir tak jelas.

"Lu pertama kali telat, Nat?" tanya Ririn.

Nata menggeleng. "Gua kan murid baru disini. Masa gua udah telat-telattan gini. Kek gimana gitu rasanya."

Mereka kini berada di kantin sekolah. Pagi tadi Nata telat berangkat. Karena alasan kesiangan. Ayah dan ibunya ada urusan sedangkan Farrel sudah berangkat lebih awal. Jadi tak ada orang yang mengantar Nata ke sekolah.

Berangkat sekolah terlambat dan mendapat hukuman, itu tak apa bagi Nata. Karena ia pantas mendapatkannya. Yang membuat Nata sebal adalah orang yang menghukumnya. Pagi-pagi orang itu sudah membuat Nata mandi keringat karena hukuman.


FlashbackOn

Dengan nafas yang memburu. Tampak seorang gadis tengah berlari menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi akan tertutup.

"Pakk! Tung- tunggu!! Jangan ditutup dulu!!" teriak Nata pada satpam penjaga sekolah sambil berlari dengan nafas yang tak beraturan.

Tapi na'as. Gerbang sekolah sempurna tertutup. Nata mendengus kesal. Ia telat 30 menit.

Jika saja ia tak kesiangan, mungkin ia kini tak berdiri seorang diri di depan gerbang.

"Yahh, neng. Makanya jangan telat. Neng tunggu disini. Saya panggilin Bu Irma dulu."

Satpam itu pergi menuju ruangan dimana Bu Irma berada. Dengan jelas Nata dapat membacanya nama ruangan jika itu ruangan BK. Dan tentu saja Bu Irma adalah guru BK.

Poor you, Nata.

"Aduh!" Nata menepuk jidatnya.

"Baru aja jadi murid baru. Udah bermasalah aja gua." ucapnya bermonolog.

Tak berselang beberapa lama. Seorang guru wanita alias Bu Irma berjalan menuju gerbang. Membuka gerbang dan dibantu oleh satpam.

"Telat kamu?" tanya Bu Irma dingin.

Ya iyalah, pake nanya pulak :v

"Eee, I-iya bu. Saya kesiangan jadinya telat." jawab Nata kikuk dan gugup.

"Ikut saya ke ruang BK." Nata hanya menurut dan mengikuti langkah Bu Irma dari belakang.

Sesampainya di ruang BK, Nata disodorkan sebuah buku.

"Tulis nama dan kelas kamu disini." ucap Bu Irma sambil menunjuk kearah salah satu baris di buku.

"Buat apa, Bu?"

"Tulis saja dulu!"

Mendengarnya Nata semakin takut. Ia bergegas melakukan apa yang Bu Irma perintahkan.

"Sudah, Bu."

"Yasudah. Sekarang ikut saya ke lapangan." ucap Bu Irma sembari meninggalkan ruangan.

Nata sudah tahu. Ia pasti akan mendapat hukuman.

Huft oke. Rileks Nat.-batin Nata.

"Pak! Tunggu dulu!" teriak Bu Irma memanggil seseorang yang akan memasuki ruang guru.

Orang yang merasa terpanggil itu menoleh ke arah Bu Irma dan menghampiri.

"Kenapa Bu? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah.

My Teacher Is The Best HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang