°●°●°●°Tolong ajari gue bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membenci kehidupan.
🍁Arselan Elfredo Huanran🍁
°●°●°●°
Pengakuan mendadak Sagu di koridor tadi membuat mereka memutuskan untuk berbincang bincang sebentar di halte bus.
Akan tetapi sesampainya disana, tak ada satupun di antara mereka yang memulai pembicaraan. Di satu sisi Aileen masih tidak menyangka tengah apa yang terjadi, di satu sisi lainnya Sagupun bingung akan mencari topik obrolan lagi.
“K-kok lo bisa balik?” Tanya Aileen memecahkan keheningan di antara mereka.
“Emm gue disana ngabisin waktu gue bertahun tahun buat berobat dan kebetulan banget setelah sekian lama gue akhirnya bisa sembuh dari penyakit gue Ai, ya walaupun nggak 100% setidaknya gue sekarang udah bisa ngapa-ngapain.”
“Gue udah sembuh taun kemaren, dan gue baru balik ke indo awalan semester kemarin, barengan kok sama lo, gue MOS bareng lo juga kok,” lanjut Sagu sambil menatap Aileen, Aileen yang tengah ditatap Sagu langsung memalingkan pandangannya.
“Lo udah balik dari dulu-dulu kenapa lo ga nyamperin gue dari awal?” Tanya Aileen lagi.
“Gue udah berusaha deketin lo, tapi lo cuek banget sama cowo sumpah, awalan MOS gue nyapa lo, lo cuekin gue, berasa sok-sokan ga denger Ai, akhirnya gue ngawasin lo doang dari jauh. Dan baru kali ini gue ada kesempatann ngomong sama lo, sejak Ayma ada masalah sama kakak kelas tengik itu, gue makin ngawasin kalian berdua, dan ga taunya…”
“Buat masalah itu nggak usah dibahas,” sela Aileen, telinganya cukup muak mendengar masalah Ayma dan Arselan. “Sorry,” Aileen menganggukkan kepalanya dengan cepat.
“Rumah lo masih sama? Atau udah pindah? Gue anter yuk,” Aileen menahan senyumnya melihat tingkah Sagu yang tidak berubah. “Lo sama cewek-cewek lain juga gini?” Sagu salah tingkah mendengar pertanyaan Aileen. “Eh? Engga lah yakali,”
Aileen terkekeh melihat tingkah teman masa kecilnya. Sagu mengalihkan pandangannya dan menutupi rasa malunya. Ck, pake keliatan saltingnya bego. “Ck gue seriusan, ayo gue anterin. Sekalian mau ketemu orang tua lo, mau nyapa hehe,”
“Kirain mau lamar,” ceplos Aileen dengan polosnya.
“Mau? Sekarang?”
°●°●°●°
Disinilah Ayma menghabiskan waktu kini. Nuasana keramaian yang sudah menjadi kesehariannya, Berbagai santri yang berasal dari ujung kanan sampe ujung kiri Indonesia. Masa-masa kelas 10 telah berlalu, kini dia menghabiskan waktu liburan dengan kegiatan berbagai asrama. Ayma sendiri yang memutuskan untuk tidak pulang ke rumahnya, disini Ayma ditemani teman-teman yang juga tidak pulang karena jauh.
Pekan lalu saat pengambilan rapot, Abi Harist datang seorang diri. Ayma menemui Abinya dengan penuh rasa rindu. Saat di tanya Umi Ahdia kenapa tidak datang, Abi dengan tertawa menjawab, “Umi tadi mau ikut cuman nangis, nanti takut pingin mbawa kamu pulang,” Ayma hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
“Ayma disini nyaman? Semuanya lancar?” Ayma menganggukkan kepalanya, keputusan yang dia pilih untuk pindah ke sebuah tempat yang bahkan di luar nalarnya, membuat dia berubah dan menyadari betapa bersyukurnya dia.
Walaupun sesekali dia dilanda rindu akan orang tuanya, Aileen dan kegiatannya dulu dirumah. Namun dia tidak kecewa sama sekali telah memilih untuk menjauh sementara dari itu, toh disini dia juga untukkebaikan bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/219619980-288-k764769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mɪsᴛᴀᴋᴇ
Teen Fiction🄼🄸🅂🅃🄰🄺🄴 🄱🅈 🄳🅄🅁🄰🄷_🄼🅄🄼🅃🄰🅉. Lewat kesalahan aku menganal kata maaf dan memaafkan. Lewat kata maaf akupun mampu memperbaiki kesalahan. Semua berawal dari 'kesalahan'. -Nadra Shayma Zeamaya- cerita ini di ciptakan dari otak halu saya...