Mistake [29]

26 6 3
                                    

°●°●°●°

Siapa yang akan kamu perjuangkan?
Temanmu atau Cintamu?

🍁Laiba Al Mashyra🍁

°●°●°●°

“Assalamu’alaikum,”

Sesuai kesepakatan tadi, kini Arselan berada di depan rumah Kenzo untuk menemui Alan, abang Kenzo. “Lo duduk dulu lan, gue panggilin abang gue bentar,” ujar Kenzo sambil mempersilahkan Arselan untuk masuk kedalam rumahnya dan duduk di sofa yang sudah di sediakan. Sembari menunggu, Arselan memperhatikan ruangan itu dengan perlahan, sederhana. Batin Arselan.

Perabotan semua terlihat bukan barang mahal, bahkan bisa dikatakan sangat-sangat sederhana. Ini pertama kalinya dia mengunjungi rumah orang lain, jarang hal ini terjadi, dia lebih sering memilih untuk berkumpul di luar ataupun di markasnya. Tak semua orang nyaman rumahnya di kunjungi, seperti dia contohnya.

Foto keluarga yang tergantung di dinding membuat Arselan terpaku melihatnya. Sepasang suami istri dan kedua putranya terlihat senyum bahagia. Keluaga bahagia. Bantin Arselan sambil tersenyum simpul.

“Ngapain lo?” Alan dengan wajah bantalnya menghanpiri Arselan yang tengah menatap foto keluarganya. Baru saja Alan memejamkan mata karena semalaman dia bergadang memainkan PS5 yang baru saja dia beli pekan lalu, kini hadir seorang tamu tak diundang.

“Gue masih ngantuk semalem gadang maen PS5,” ujar Alan sambil menutupi mulutnya yang mengap lebar. Arselan terkekeh pelan melihat kelakuan Alan yang berbeda dari wajahnya yang sangar. Namun, raut wajahnya berubah ketika dia mengucapkan keluh kesahnya tiba-tiba.

“Bang gue disini cuman mau bilang, gue udah sadar dan gue tersentuh akan segala nikmat Allah yang udah kasih ke gue selama ini, entah selama ini gue kemana aja gue ngapain aja sampe sebego itu gasadar tentang seberapa besar yang udah Allah berikan ke gue, gue baru di beri kesempatan sadar sekarang,” tuturnya dengan suara lirih.

Nuasana ruang tamu menjadi hening, mata Alan yang awalnya sayu seketika berbinar mendengar keluh kesah Arselan. “Tiba-tiba lan? Lo nggak lagi becandaankan?”

Arselan sontak memegang kedua bahu Alan yang duduk di sampingnya dan mata mereka secara tidak langsung bertemu, “Gue keliatan bercanda bang?”

Tatapan Arselan membuat Alan sedikit tertegun. Rasa sakit, lelah dan penuh harapan semua menjadi satu tersalurkan dalam sekali tatapan. Jarang terjadi. Alan dengan terburu-buru menyingkirkan tangan Arselan yang ada di bahunya. “Kalo lo benar-benar udah mantap, gue bakal ajak lo memuin orang yang bakal lo paham lebih dalam.”

Senyuman bahagia tercetak jelas pada bibir Kenzo yang sedari tadi diam diam mendengarkan percakapan dua orang yanga ada di ruang tamu itu. Oke urusan Arselan sekarang udah kelar tinggal ngurusin rasa bersalah gue ke Ayma. Batin Kenzo sambil melihat layar handphonenya yang masih menyala, sebuah pesan dari seseorang masih terpampang di ponselnya itu.

Unknown
Nadra Shayma Z.
Dia sekarang di pesantrennya Abah Harmizan.

°●°●°●°

Ayma kini tengah duduk termenung di atas meja belajarnya. Dirinya masih tidak menyangka akan menjadi ketua bidang ketakmiran, baru saja tadi siang para leluhur osis mengumumkan hasil rapat para ustadzah dan ketua bidang.

Banyak yang tidak mengira sosok Ayma yang baru saja menjadi pendatang baru disana kini menjadi kepala bidang. Orang lain saja tidak menyangka apa lagi Ayma sendiri? Banyak ucapan selamat yang dia dapatkan tak lupa banyak pula sindiran tidak mengenakkan yang dia dapat.

Mɪsᴛᴀᴋᴇ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang