Mistake [10]

332 145 103
                                    

[📸 pict di atas foto Arselan]

°●°●°●°

Sering kali kita tak bisa merubah keadaan, tetapi kita bisa merubah persepsi kita tentang keadaan itu.

🍁Abi Harist🍁

°●°●°●°

Tok tok tok.
Seseorang mengetuk pintu dari luar ruang BK.

"Siapa?" Tanya guru BK dengan heran.

"Saya, Abi Ayma." Ujar Abi Harist dari luar.

Sontak semua langsung memandang ke arah pintu ruang BK. Ayma dan Aileen kaget melihat Abi Harist tiba-tiba datang kesekolah. Sedangkan Arselan langsung tercegang melihat siapa yang datang.

Abi kenapa bisa datang kesini? Batin Ayma sambil menghapus airmatanya.

tunggu, bukannya tu bapak dari cinta pertama gue yang bikin gue tergila-gila, sampe gue nggak sengaja lepas kendali? Batin Arselan dengan kaget.

"Ayma, Aileen ikut Bang Ezar segera, dia ada di luar." Perintah Abi Harist melihat anaknya dan sahabat anaknya yang masih tercegang melihatnya yang tiba-tiba datang.

"Maaf saya datang tanpa di minta, saya datang kesini hanya meminta surat perpindahan anak saya." Ujar Abi Harist dengan datar, menatap Arselan dan Dyna sinis.

JDYARRR.

Gila, ni Bapaknya senekat ini. Omaygad mana Ezar ngikut kesini lagi. Hhh Ck kacau udah rencana gue. Batin Dyna sambil melirik Abi Harist yang tengah menatapnya dengan sinis.

Ya ampun. Jangan bilang yang kemarin gue bully beneran CINTA PERTAMA gue? Ayma itu?? kenapa gue nggak tau? ASTAGA untuk kedua kalinya gue nyakitin lo Ay. Batin Arselan dengan tatapan tidak percaya melihat Abi Harist dan beralih melihat Ayma yang masih menangis diam menatap Abinya.

°●°●°●°

Perkataan Abi Harits soal meminta surat perpindahan, membuat semua orang sontak melihat dengan tatapan tidak percaya.

"Eh Maaf pak? em bisa kita selesaikan masalah ini baik-baik." Ujar guru BK dengan gugup. Bagaimana mungkin bisa tenang. Baru saja mau menyelesaikan masalah, justru tambah masalah lagi. Membuat guru BK itu pusing bukan main.

Ya Allah apa yang gue takutkan beneran terjadi. Batin Aileen sambil menahan tangisnya.

"Abi, Ayma nggak mau pindah, Ayma nggak papa kok." Ujar Ayma sambil mendekati Abinya dan memeluknya. Ayma menangis mendengar keputusan Abinya. Bagaimana mungkin Ayma pindah hanya karena kesalahpahaman ini, sungguh tidak masuk akal.

"Maafkan Abi Ayma, ini keputusan Abi, Abi nggak mau kamu disakitin lagi dengannya." Ucap Abi Harist sambil memeluk anak kesayangannya itu sambil melirik ke arah Arselan.

Arselan yang merasa dilirik Abi Harist terus menerus merasa bersalah dan merasa takut untuk kedua kalinya berhadapan dengan Abi Harist.

Sebenarnya Arselan harusnya mungkin biasa saja. Arselan sekarang merupakan anak berandalan yang kuat, bukan Arselan beberapa taun yang lalu yang masih lemah. Dia sekarang mempunyai banyak pengikut yang tak mungkin membuatnya jatuh berantakan. Tapi apalah daya jika bertemu orang tua yang anaknya dia cintai, akan tetapi pernah disakitinya dan diulangi kembali. Sungguh ini membuat Arselan menggila seketika.

Mɪsᴛᴀᴋᴇ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang