°●°●°●°
"Eh tau nggak si katanya, tadi di depan pak pengawas di depan, siang-siang kalo nggak salah ada laki-laki dari luar 3 orang naik motor gede wihh,"
"Masa si? Ngapain mereka?"
"Itu pokonya tadi di antara mereka ada yang mualaf pokonya, yang ikhwan tadi semua di suruh ikut jadi saksi,"
"Ganteng nggak?"
"Mana ku taulah, kan aku nggak lihat gimana sih,"
Cukup.
Sejak gosip-gosip itu beredar entah kenapa perasaan Ayma cukup gelisah. Tepat tadi pagi saat dia menitipkan surat untuk ikhwan lewat pengawas. Dia benar-benar melihat jelas motor-motor yang di bicarakan santriwati disini. Walaupun hanya melihatnya dari belakang. Ayma cukup mengenali salah satu motor yang di gunakan mereka.
Honda PCX yang mirip dengan motor yang di gunakan Kenzo dulu. Entah itu hanya firasat atau bukan, tapi Ayma benar-benar merasa itu Kenzo.
Kepala Ayma sibuk memikirkan bagaimana cara membuktikan bahwa itu benar-benar Kenzo? Dari tadi hanya terdiam menahan rasa gelisahnya. Bagaimana jika pengendara lain itu Arselan? Apa mereka tau Ayma di pindahkan disini dan mereka sengaja menyusul untuk berbuat sesuatu?
Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya membuat makanan di hadapannya terlihat sangat hambar. Nafsu makannya menghilang seketika.
"Nggak di makan?" tegur salah seorang teman sekelasnya yang biasanya duduk di sampingnya. Ayma menolehkan kepalanya dan tersenyum tipis. "Mendadak nggak nafsu,"
Ayu --teman sebangku Ayma yang memiliki hobi makan pun dengan senang hati menawarkan dirinya untuk menghabiskan makanan Ayma yang belum tersentuh sama sekali. Langsung saja Ayma menyondorkan piringnya yang masih penuh ke Ayu. Toh dari pada mubadzir tidak ada yang makan.
Di Asrama ini audah di tetapkan untuk mengambil makanan sendiri namun hanya di perbolehkan memgambilnya sekali. Dan sangat di anjurkan untuk makan di ruang makan bersama yang sudah di sediakan.
Dari awal Ayma datang ke sini, dia sering makan siang sendiri karena kelasnya berbeda dengan Laiba. Satu-satunya yang nyaman dia ajak bicara hanya Laiba, lainnya, belum ada rasa nyaman sama sekali. Sampai akhirnya Ayu --teman sebangkunya yang baru mengajaknya untuk makan siang bersama.
Namun untuk jam makan lainnya Ayma sering pergi bersama teman sekamarnya. Ini weekend tapi anak kamar Ayma semua masih rapat organisasi. Jadi dia menuju ruang makan sendirian dan tiba-tiba Ayu datang menemaninya.
"Kalo ada masalah jangan kebiasaan di pendem sendiri, mana kamu disini tu engga ada orang tua yang buat kamu curahin kaya biasanya di rumah," ceplos Ayu tiba-tiba, seolah tau dan paham dengan wajah Ayma yang terlihat suntuk.
Ayma menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum kikuk. "I-iya yu, aku nggak papa kok cuman kepikiran sedikit,"
Aku harus menyelesaikan masalahku. Jangan membawa orang lain dalam hal ini.
°●°●°●°
Suara notifikasi handphone yang berulang kali menandakan ada spam pesan dari seseorang membuat Aileen dengan malas meraih handphone yang hampir seharian belum di buka. Bukannya malas, namun memang tidak ada yang mencarinya.
Terpampang jelas nama Saguna di layar handphonenya dengan berbacai macam chat. Ini anak kenapa dah? batin Aileen sambil membuka roomchat.
Saguna
Ai
Ai
Cantik~
Aileen
Main yuk--!
Gue bosen masa
Gila si emang segabued itu gue.
Asli.
Ayoo temenin gue jalan.
Uda sore lo bakal seharian ngabisin weekend di kamar?
Buruan siap-siap.
Gue jemput abis ini.
Ini udah otw.
Awas kalo sampe sana lo belom ngapa-ngapin.
Gue ga mau nunggu ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mɪsᴛᴀᴋᴇ
Teen Fiction🄼🄸🅂🅃🄰🄺🄴 🄱🅈 🄳🅄🅁🄰🄷_🄼🅄🄼🅃🄰🅉. Lewat kesalahan aku menganal kata maaf dan memaafkan. Lewat kata maaf akupun mampu memperbaiki kesalahan. Semua berawal dari 'kesalahan'. -Nadra Shayma Zeamaya- cerita ini di ciptakan dari otak halu saya...