Author pov
Di lorong kelas yang ramai, terdapat suara yang menjadi pusat perhatian para murid. Tidak sedikit yang membicarakan mereka secara berbisik-bisik.
"Kamu tuh ya Ra, bunda capek tau ga ngurusin surat-surat kayak gini terus. Klo kamu kayak gini terus, bunda bakalan larang keras kamu buat ngikutin jejak Abang kamu" ucap Meyda, bunda Ara
"Jangan gitu dong bund, Ara janji disekolahan baru Ara bakalan jadi murid yang baik, dan teladan" ucap Ara sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V
Meyda menggelengkan kepalanya, lalu mengambil langkah cepat mendahului Ara.
"BUNDAAAAAA, ARA JANJI BUND !!!" Teriak Ara sambil berlari mengejar Bundanya.
***
Ara keluar dari lift dan melihat pemandangan yang biasa ia lihat setiap paginya, meja makan rapi dengan sarapan.
"Pagiiiiiiiii abaaaang, bundaaa, ayaaahh, semuanyaaaa" Sapa Ara pada semua orang yang ia lihat di sekelilingnya, dengan penuh semangat
"Berisik lu" Ucap Kyy
Ara memanyunkan bibirnya, sambil melipat tangannya.
"Udah udah, cepetan duduk, abisin sarapannya." Ucap Meyda
Ara mengangguk lalu menuruti perintah Meyda.
Hari ini Ara akan mendaftar pada sekolahan baru, dia memakai pakaian SMA lama dengan rapih, kemeja putih dengan rok berwarna navy.
Setelah sarapan Ara dan Meyda memasuki mobil yang sama lengkap dengan supir. Ara membuka jendela mobil lalu mengeluarkan kepalanya, dan melihat abangnya yang sedang mengeluarkan MOGE dari bagasi rumah.
"Byee abaang !! Sampai jumpa disekolah" Ucap Ara setengah berteriak lalu memberikan Kyy kiss jauh.
"Sekolah yang bener, jangan bandell !!!" Jawab Kyy setengah berteriak. Setelah mobil yang Ara naiki menjauh, Kyy tersenyum dengan kelakuan adiknya itu.
***
"Tolong pak, beri anak saya kesempatan. Saya siap bayar berapa pun agar anak saya bisa masuk ke sekolah ini" Ucap Meyda pada kepala sekolah
"Mohon maaf Bu, kami tidak menerima suap, ini sudah menjadi ketentuan sekolah kami. Kami tidak bisa menerima Clara, statistik nilai Clara sangat buruk dari persemester nya" jawab kepala sekolah
Meyda menghela nafas, lalu mengeluarkan ponselnya, Meyda menelpon suaminya yaitu Daniel.
"Ayah, gimana ini ?? Ara ngga diterima di sekolah ini" ucap Meyda
"Beli aja yayasannya biar Ara bisa masuk" ucap Daniel disebrang telpon.
Meyda mengangguk lalu mematikan teleponnya.
"Saya beli yayasan ini" ucap Meyda, membuat kepala sekolah dan Ara ternganga, menatap Meyda tidak percaya.
"Bunnnd, yang bener aja ?? Ara bisa masuk ke sekolah lain kok, ngga harus kayak gini bund" ucap Ara yang duduk disebelah Meyda.
"Ayo Ra" ucap Meyda yang telah berdiri lalu menarik tangan Ara untuk ikut.
"Ohh yaa, satu lagi. Anda saya pecat, atas kasus korupsi yang anda lakukan pada yayasan ini" lanjut Meyda lalu keluar begitu saja meninggalkan kepala sekolah yang masih terdiam.
"Buundd" panggil Ara menghentikan langkah Meyda
"Nanti bunda ceritain, ayoo kita urus pendaftaran kamu dulu" jawab Meyda
***
"Belajar yang rajin ya sayang, jangan diulang lagi kelakuan yang dulu" ucap Meyda sebari mengelus rambut Ara.
"Iyaa bunda, makasiiih banyaaaak" ucap Ara, lalu memeluk bundanya dengan erat.
Setelah membaca tolong tinggalkan jejak yaa..♡
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER IS MY IDOL (ON GOING)
Teen Fiction"Udah ya Ra, bobo gih. Nanti dimarahin bunda" ucap Kyy lalu mengelus rambut Ara dengan lembut "Ya ampuunn, aaaaaa bang Kyy manis banget sih sama adek" ucap Ara dalam hati, lalu mengangguk mengiyakan apa yang Kyy bilang