"aww sakit Ra" ucap salah satu siswi yang entah kenapa tiba-tiba terjatuh di samping Ara.
Ara mengerutkan keningnya, Ara bertanya-tanya siapa siswi ini yang tiba-tiba terjatuh di samping Ara dan menyebut namanya.
"Dek lu apain Jihan ??" Tanya Kyy yang menghampiri Ara setengah berlari.
"Hah ?? Apaan ?? Adek diem aja dari tadi. Kesandung kaki sendiri kali" jawab Ara.
Kyy menggelengkan kepalanya menatap Ara, kalo tahu ada orang jatoh kenapa ngga di tolong, pikir Kyy.
"Lo gak papa Han ?? Lo kenapa kok jatoh ??" Tanya Kyy pada Jihan, sambil membantu Jihan berdiri.
"Aku gak papa kok Kyy, tadi kaki adek kamu ngehalangin aku jalan, terus aku ga sengaja kesandung kaki dia" ucap Jihan berbohong.
"Apa sih Mbak, orang gw jelas-jelas lagi jalan kaki mau ke parkiran lu tiba-tiba lewat samping gw terus jatoh, pake nyalahin kaki gw segala" ucap Ara.
"Abang ga percaya sama Ara ?? Lagian Ara ga kenal sama siapa tadi namanya ?? Jihun ?? Bihun ??" Lanjut Ara.
"Jihan Ra" ucap Kyy dengan tegas.
"Iyaa itu, paling dia caper sama lu" ucap Ara
"ARA !!" bentak Kyy
Kyy yakin bahwa Jihan bukanlah wanita seperti itu, Kyy yakin Jihan beda dari wanita lain yang selalu mengejarnya yang notabenenya suka dengan kesempurnaan Kyy.
"Aduhh Kyy, kayaknya kaki aku sakit deh, ga bisa buat jalan, anterin aku pulang bisa ??" ucap Jihan dengan muka memelas.
"Bisa Han, ayoo" ucap Kyy lalu memapah Hana menuju motornya.
"Bang Kyy, gw gimana ??" Tanya Ara dengan nada agak tinggi.
Kyy menghiraukan suara Ara, motornya melaju keluar dari parkiran sekolah.
"Cewek biadab, gua ga salah apa-apa main fitnah aja babi !" Ucap Ara dengan kesal.
***
"Pak dimana ?? Kok ga nyampe-nyampe" tanya Ara saat telponnya tersambung dengan supir pribadinya.
"Maaf non, mobilnya mogok, saya pesankan taksi ya ??"
"Ngga usah pak" ucap Ara, lalu mematikan teleponnya.
Ara menghela nafasnya dengan kasar, lihat betapa sialnya dia hari ini, di fitnah kakel yang sama sekali Ara tidak kenal, lalu Kyy lebih membela kakel tersebut, dan lagi mobil yang harusnya menjemput Ara malah bermasalah.
Ara melangkahkan kakinya, sekarang Ara menyesal karena tidak menerima tawaran supirnya untuk dipesankan taksi. Sedari tadi Ara melambaikan tangan pada taksi yang berlalu lalang tapi semua terisi oleh karyawan kantor yang baru saja pulang.
Tinn tinn
Ara menoleh ke samping mencari sumber suara yang dari tadi terus berbunyi, mengganggu pendengarannya.
"Sini berhenti dulu"
Ara mengangguk, mengikuti perkataan guru tersebut.
"Kenapa pak ??" Tanya Ara
"Kamu teh pulang kemana ??" Tanya pak Asep
"Ke rumah pak"
"Iyaa saya juga tau ke rumah, tapi rumahnya dimana ?? Kenapa belum pulang malah jalan kaki ga jelas" ucap pak Asep yang sekarang memakai bahasa Indonesia full tanpa logat Sundanya.
Ara terdiam mendengar aksen bahasa Indonesia pak Asep, Ara akui pak Asep lebih cool dengan aksen bahasa Indonesianya dibandingkan dengan aksen bahasa Indo-Sunda yang dicampur-campur.
Pak Asep guru yang masih terbilang muda, usianya sekitar 27 tahun, dia juga memiliki wajah yang lumayan.
"Jangan liatin saya kayak gitu, saya udah punya calon. Klo kamu suka sama saya, saya ga mau tanggung jawab" ucap pak Asep
"Gr deh bapak" ucap Ara yang telah sadar dari diamnya, lalu melanjutkan langkahnya.
"Kamu ga mau saya anter pulang ??" Tanya pak Asep setengah berteriak.
"Ngga" ucap Ara setengah berteriak juga.
Ara berjalan menuju perusahaan cabang milik Daniel yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Ara sudah menelpon Daniel untuk meminta pulang bersama, tetapi Daniel tidak bisa menjemput Ara dari sekolah karena saat ini dia sedang meeting, jadi Ara disuruh naik taksi untuk ke perusahaan cabangnya, namun sayangnya Ara dari tadi tidak mendapatkan taksi.
***
"Ayah" panggil Ara, sambil menghampiri Daniel yang sedang berbicara dengan stafnya di depan pintu masuk perusahaan.
"Adek, kok kamu keringetan gitu??" Tanya Daniel sambil menyeka keringat di dahi Ara menggunakan sapu tangan.
"Adek ga dapet taksi yah, jadi Ara jalan kaki tadi" ucap Ara, lalu memanyunkan bibirnya.
"Ululuuu kacian anak ayah kepanasan" ucap Daniel dengan nada dan raut wajah yang dibuat-buat.
Staf yang tadi mengobrol dengan Daniel hanya tersenyum menonton keuwuan anak dan bapak di depannya, sampai akhirnya membuka suara untuk meminta izin kembali masuk ke dalam.
"Ayah ayo pulang, Ara capek" ucap Ara sambil merangkul tangan Daniel.
"Iyaa sayang, ayo"
***
"Loh, kok adek pulang sama ayah ?? Bang Kyy kemana ??" Ucap Meyda yang melihat Ara turun dari mobil bersama Daniel.
"Bang Kyy ninggalin Ara demi orang lain bund" ucap Ara.
"Orang lain siapa dek ??" Tanya Meyda.
"Tadi tuh di sekolah ada kakel tiba-tiba jatoh terus nyalahin Ara, terus dia bilang gini "iww sikit ri", padahal Ara ga tau apa-apa, kenal sama dia aja nggak, eh bang Kyy lebih percaya sama cewek caper itu" ucap Ara.
"Heh tutup mulut lu Ra, dia beda dari yang lain. Ga mungkin dia pura-pura jatoh buat caper sama gw" ucap Kyy yang baru saja datang dan mendengar perkataan Ara.
Ara menghela nafasnya dengan kasar, Abangnya itu masih saja membela Jihan yang jelas-jelas caper terhadap Kyy.
"Up to you" ucap Ara lalu berjalan menuju kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER IS MY IDOL (ON GOING)
Dla nastolatków"Udah ya Ra, bobo gih. Nanti dimarahin bunda" ucap Kyy lalu mengelus rambut Ara dengan lembut "Ya ampuunn, aaaaaa bang Kyy manis banget sih sama adek" ucap Ara dalam hati, lalu mengangguk mengiyakan apa yang Kyy bilang