IP 5 : Wanita Ghibah✨

72 6 0
                                    

Di sebuah kamar mewah, terbaring seorang pria tua renta, mendengar suara ketukan, pria tua itu bangkit menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. "Masuk!"

Mendengar suara itu pria yang ada diluar kamar masuk dengan membawa beberapa berkas ditangannya. "Selamat siang Tuan besar, kedatangan saya kemari untuk memberikan laporan ini." Pria muda itu memberikan berkas yang ada di tangannya pada pria tua di hadapannya.

"Bagaimana kabarnya?" mulai pria tua itu.

"Kabarnya baik. Hari ini Nona sudah diperbolehkan pulang."

"Apa dia ingat tentang kejadian sebelum kecelakaan itu?

Pria muda itu menggeleng, "tidak Tuan besar. Menurut keterangan dari dokter yang menanganinya, dia mengalami gegar otak ringan. Sehingga ingatannya tentang kejadian itu sama sekali tidak dia ingat."

Pria tua itu menghela napas lega, "ini. Terus awasi dia dan pastikan dia tetap aman."

"Baik, Tuan." Pria muda itu meraih berkas yang disodorkan kembali padanya kemudian membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

Sedangkan Aldebaran dikantor...

Aldebaran menghela napas untuk kesekian kalinya, setelah membaca pesan dari pacarnya, Michella. Wanita yang sangat ia cintai sejak kecil. Pertemuan kembali mereka yang agak terlambat membuatnya harus menerima perjodohan yang telah di gadang oleh keluarga besarnya. Sebenarnya perjodohan itu bukan untuknya tapi kakaknya namun saat kakaknya pergi ia yang di korbankan untuk menutupi aib itu.

Tringgg.... (Telfon berdering)

Michella : Sayang... jadi kapan kamu mau ngelamar aku?

Aldebaran memilih menonaktifkan ponselnya, ia belum bisa memberikan kepastian itu. Saat ini fokusnya adalah proyek besar yang sedang ia kerjakan dengan perusahaan perhotelan milik Pak Roy. Ia akan membangun sebuah resort di daerah Raja Ampat, tempat yang sangat bagus untuk di jadikan destinasi liburan keluarga.

Ia ingin membuktikan pada kedua orangtuanya dan dunia, bahwa ia bisa bahkan lebih hebat dari kakaknya. Anak emas bagi kedua orangtuanya, anak yang selalu di elu-elukan tanpa pernah melihat bahwa dirinya juga anak mereka. Anak yang membanggakan tapi apa? Saat kedua orangtua mereka berniat menjodohkannya, dengan gampangnya kakaknya itu pergi sehingga ia yang harus menanggung akibat dari ulahnya. Selalu ia yang di jadikan pelampiasan dari semua ulah kakaknya itu. Ia hidup hanya sebagai bayang-bayang kakaknya.

Tokk... tokk... tokk....

"Masuk!"

Seorang wanita masuk dengan membawa berkas-berkas yang harus di tanda tangani oleh atasannya itu. Setelah sampai di depan meja, wanita yang menjabat sebagai sekretaris Aldebaran itu meletakkan semua berkas itu di meja.

"Apa jadwal saya setelah jam makan siang?" tanya Aldebaran pada Rini, sekretarisnya.

Rini membuka notebook lalu mencari jadwal atasannya itu, "sehabis jam makan siang, Bapak ada meeting dengan Pak Roy CEO hotel Al-Ghazali untuk membicarakan kelanjutan kerja sama perusahaan kita dengan mereka."

Rini masih bergeming di tempatnya, membuat Aldebaran mengerutkan kening. "Kenapa kamu masih di sini? Masih ada yang mau kamu sampaikan pada saya?"

Rini meremas tangannya memberanikan diri, kepalanya mendongak kembali. "Pak, Bu Andinkan sudah boleh keluar dari rumah sakit. Apa saya, Ayu, dan Mira boleh menjenguknya ke rumah Bapak?"

Aldebaran menaikkan sebelah alisnya, "kalian mau ngajak istri saya nge-ghibah? Kalo itu tujuan kalian saya tidak mengizinkannya! Saya tidak mau rumah saya yang megah seharga 30 M itu di jadikan tempat ghibah! Nanti rumah saya punya citra jelek gara-gara kalian!"

Identitas PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang