IP 3 : Mencari Kebenaran✨

90 10 0
                                    


Pria itu dengan sigap mengambilkan minum untukku, tanpa penolakan aku langsung menerima gelas itu dan meminum airnya dengan rakus.

"Nenek, itu nanti saja ya, dibahasnya. Sekarang kan Andin baru sembuh," ujar pria itu pada si nenek.

Nenek itu terlihat mengangguk, "maaf ya, Ndok. Kalau Nenek buat kamu ndak nyaman."

"Uhukk! Uhukk! Ng-nggak papa kok, Nek."

"Sayang, lebih baik kamu istirahat lagi supaya kamu cepet pulih dan bisa kembali berkumpul bersama kita lagi."

Sepertinya keputusanku untuk tetap berpura-pura menjadi Andin-si pemilik asli wajah yang sekarang menjadi wajahku-juga. Bisa menjadi bumerang untukku sendiri, jika aku terpojok seperti saat ini.

Secepatnya aku harus pulih agar dapat segera keluar dari rumah sakit yang rasanya seperti neraka ini. Sangat panas!

Selama seminggu aku menjalani terapi pemulihan pasca kecelakaan. Dan selama itu pula aku mencuri-curi waktu untuk mencari tahu penyebab dan siapa gerangan orang yang telah merubah wajahku, saat ini aku sudah berada di depan ruangan dengan papan nama bertuliskan. Dr. Danu. Sp. Bp-RE.

Aku ingin menanyakan perihal wajahku yang berubah setelah aku sadar dari koma, jika aku di bawa kesini dengan wajah hancur saat kecelakaan itu berarti dokter di rumah sakit ini kemungkinan besar yang telah mengoprasi wajahku ini.

Tok.. tok.. tok..

Setelah mendengar seruan dari dalam, aku pun mendorong masuk kursi roda yang kupakai ke dalam. Di balik meja itu terlihat pria yang memakai sneli dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya itu, tengah serius memeriksa suatu berkas di atas meja kerjanya.

"Permisi, Dok?"

Dokter itu mendongak, menaikkan sedikit kacamatanya yang melorot itu. "Oh iya, ada apa?" tanya Dokter seraya menyuruhku mendekat.

Aku mendekat duduk diseberangnya, yang hanya di batasi meja kerja itu. "Dok, apakah Dokter pernah mengoperasi wajah saya?" tanyaku dengan serius.

Dokter bernama Danu yang terlihat masih cukup muda itu meperhatikanku dengan teliti. "Siapa nama anda?"

"Melody. Nama saya Melody Karisma."

"Sebentar saya cari di daftar pasien saya," ujar Dokter Danu kemudian ia mulai memeriksa berkas berwarna hijau yang ada di mejanya.

"Tidak. Saya tidak pernah memiliki pasien bernama Melody."

Berarti aku masuk ke rumah sakit ini, bukan dengan namaku, apa jangan-jangan aku dibawa kerumah sakit ini sebagai-wanita yang wajahnya sekarang menjadi wajahku-ini?

"Coba periksa sekali lagi, Dok. Jika masih tidak ada cari saja nama Andin."

"Kedua nama itu tidak pernah terdaftar sebagai pasien saya. Kalau anda masih tidak percaya, coba lihat sendiri." Dokter Danu menyerahkan berkas dokumen berisi data pasien yang pernah ia operasi padaku.

Dengan sangat teliti kucari namaku dan nama wanita itu di daftar pasien yang pernah dioperasi di rumah sakit ini dan hasilnya nihil. Tidak ada wajah dengan nama yang sama dengan-wajah yang sekarang menjadi wajahku-ini.

Aku keluar dari ruangan Dokter Danu dengan wajah murung dan lesu. Lalu bagaimana nasibku, sekarang? Berapa lama aku harus berpura-pura menjadi wanita bernama Andin itu?

Sebaiknya aku mencari udara segar dulu di sekitar rumah sakit, karena di dalam ruangan terus membuatku suntuk. Taman rumah sakit, sepertinya tempat yang cocok untuk menenangkan diri.

Kugerakkan kursi roda yang kupakai saat ini menuju taman. Di sore hari begini ternyata taman rumah sakit sedang di penuhi oleh para pasien dan juga pembesuk. Gerakanku yang masih melajukan kursi roda itu terhenti saat melihat seseorang yang familiar, karena ia selalu ada disini untuk menjagaku yang ia kira istrinya.

Iya, dia si suami pemilik wajah ini yang sangat tidak peka itu!

Tapi tunggu dulu, ia tidak sendirian. Ada seorang wanita cantik yang berpenampilan modis di sampingnya yang sedang bergelayut mersa di lengan pria itu. Jangan-jangan... mereka... selingkuh!

Dari pada menduga-duga lebih baik aku mendekat ke arah mereka untuk menguping.

"Sayang... jadi kapan kamu akan menikahiku?" tanya wanita itu dengan manja pada pria, si suami tidak peka.

"Sabar, sayang. Aku akan menceraikan wanita manja itu dulu, baru setelahnya kita akan menikah."

"Beneran?"

"Iya, sayang. Jadi tunggu aja."

"Oke deh!" seru wanita itu gembira.

Tepat seperti dugaanku, mereka selingkuh! Pantas dia tidak peka dengan istrinya sendiri, wong doyan selingkuh. Saking banyaknya wanita yang hilir mudik di hidupnya, membuatnya tidak bisa membedakan mana istrinya yang asli dan mana yang palsu. Ckckck.... dasar bu-a-ya da-rat!

Saat aku baru saja ingin menggetakkan kursi rodaku pergi menjauh dari sana, tiba-tiba saja pria itu menoleh ke arahku dan mata kami saling bersirobok. Tak berselang lama wanita di sebelahnya ikut menoleh.

Seketika kepalaku pusing, saat sekelabat bayangan datang merangsek masuk ke otakku. Wajah wanita itu terlihat familiar di ingatanku namun aku tidak tahu pernah melihatnya di mana? Semakin berusaha kuingat, rasa pusing ini malah melandaku semakin hebat membuat pandanganku buram dan akhirnya kegelapan kembali menghampiriku.

Membuatku tak sadarkan diri.

***

Apa yg akan dilakukan Andin/Melody selanjutnya? Apakah akan ketahuan kalau Andin/Melody sedang menguping mereka?? apa yg terjadi sama Andin/Melody??ikutin terus ceritanya dengan follow, vote dan tunggu eps selanjutnya!!!

Identitas PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang