Kecurigaanku semakin menguat jika hubungan Aldebaran dan keluarganya itu tidaklah baik setelah membaca buku diary milik Andin. Di sana Andin juga menuliskan keinginannya untuk menyatukan kembali Aldeebaran dengan keluarganya lagi.
Dari acara perbincangku dengan Roy, selaku Kakak kandung Aldebaran. Aku mendapatkan informasi bahwa Aldebaran mendapatkan perlakuan tidak adil di masa kecilnya sehingga Aldebaran sangat membenci seluruh anggota keluarganya kecuali neneknya.
Sekarang rencanaku adalah mewujudkan impian Andin, sebuah ide cemerlang bermunculan dalam benakku.
"Ngelamunin apa?" tanya sebuah suara berat yang sudah sangat kuhafal.
Mataku melotot melihat Aldebaran yang tiba-tiba sudah berada dalam kamarku. Dengan cepat kuumpetkan bantal guling yang berada di pangkuanku.
"Nggak sopan banget sih kamu, Mas?!"
"Nggak sopan?" tanyanya bingung.
"Iya, nggak sopan. Masuk kamar orang itu harusnya ketuk pintu dulu! Jangan asal main masuk aja?!" kesalku seraya menudingkan telunjuk ke arahnya.
Aldebaran bingung, "ngapain harus ketuk pintu? Hak kuasa penuh atas rumah ini ada di tanganku. Jadi tidak ada yang bisa melarangku ataupun mengaturku dalam bertindak."
"Tapi ini kamarku!"
"Kamar ini ada di dalam rumahku!" balasnya lagi.
"Aku punya privasi, jadi tolong hargai!"
"Kenapa kamu sewot begitu? Apa kamu gerogi melihat aku berada disini?" tanya Aldebaran berusaha mengintrogasi.
"E-enggak!" elakku sedikit terbata. Sekuat apapun aku berusaha bersikap biasa saja dengan kehadirannya di kamar ini tapi tubuhku tak bisa memungkiri jika aku tengah di landa ketakutan.
"A-aku mau tidur. Jadi lebih baik kamu cepat pergi dari sini!" usirku. Tanganku tergerak menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku, agar dia percaya bahwa aku benar-benar akan tidur dan semoga saja dia cepat pergi dari sini.
"Baiklah kalo begitu, aku akan---"
"Pergi... pergi... cepat pergi dari sini!" dalam hatiku
"Aku akan ikut bergabung denganmu, tidur disini. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya tidur di kasurmu."
Tubuhku spontan saja bergeser menjauh dari jangkauannya, aku harus mencari cara terampuh untuk mengusirnya dari sini.
"Kenapa jauh-jauhan, sini deket sama Mas. Mas nggak gigit kok," rayunya seraya menarik tubuhku mendekat padanya.
"Ayo, sekarang kita tidur!"
"Jangan!" cegahku seraya merentangkan tangan, memberi jarak di antara kami.
"Kenapa?"
"Aku kalo tidur itu kayak baling-baling, bisa memutar ke segala arah jadi Mas balik aja ke kamar, ya?" tawarku.
"Masa? Tapi aku rasa tidak, kemarin saat kamu tidur di kamarku saja kamu tetap anteng dalam pelukanku."
Aku merutuk dalam hati, kenapa aku bisa lupa kejadian itu. Aku berusaha memutar otakku lagi, mencari cara agar Aldebaran keluar dari sini.
Belum sempat aku membuat alasan Aldebaran dengan seenaknya menarikku ke dalam pelukannya. Huwaaa... bagaimana caranya aku bisa terlepas dari jeratan si buaya darat ini?!
***
Hal pertama yang kulakukan untuk mengorek informasi tentang Aldebaran ialah dengan mendatangi rumahnya, kemungkinan besar aku dapat mengetahui penyebab Aldebaran bersikap buruk terhadap anggota keluarganya. Sesampainya di sana Mama Aldebaran langsung menyambutku dengan gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identitas Palsu
De Todo~•°°story snippet°°•~ Seorang gadis bernama Melody Karisma yang berwajah cantik tetapi yang memiliki wajah tersebut bernama Andin. Di karenakan disaat beberapa bulan yang lalu Melody mengalami musibah, wajahnya terbakar dan akhirnya operasi wajah ya...