IP 11 : Sebagai Pansos Kemajuan Karir✨

64 7 0
                                    


Aku terjebak! Ternyata ini bukan makan malam tapi pelatihan PBB, kenapa aku menyebutnya begitu karena banyak sekali aturannya. Mulai dari meletakkan celemek di pangkuan, cara memegang sendok, setiap sendok dan garpu harus dipakai sesuai dengan hidangan yang di sajikan dan aku sangat tersiksa karenanya. Rasa lapar yang tadi menggila-gila sirna sudah, aku sangat tersiksa makan dengan penuh aturan seperti ini.

"Kenapa nggak dimakan?" pertanyaan dari Aldebaran membuatku langsung menoleh ke arahnya.

"Udah nggak selera!"

Kulihat Aldebaran mengernyitkan dahinya, sepertinya dia tidak percaya dengan ucapanku. Aku melengos ke depan, dasar nggak peka banget! Aku tuh nggak bisa makan pake peraturan kek gini.... huwaaa.... Mama....

Di hadapanku terlihat sepasang suami istri yang sangat romantis, mereka saling suap-suapan. Dari sorot mata keduanya aku dapat melihat pancaran penuh cinta, suaminya juga sangat menyayangi istrinya terlihat dari caranya yang selalu mengusap noda bekas makanan di bibir istrinya sehabis menyuap. Sungguh romantisme yang benar-benar nyata dan sempurna.

"Mbak sama Mas-nya sosweet banget, saya jadi baper deh!" celetukku yang sudah menopangkan dagu.

"Masa? Perasaan biasa saja. Saya dan suami saya hanya ingin menghargai waktu, karena sebelum ini kami sempat terpisah cukup lama. Jadi sekarang kami memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk saling menunjukkan rasa sayang kita, itu aja nggak bermaksud untuk pamer kemesraan."

Aku semakin terpana dengan Mbak Hawa, tak hanya cantik dan sholeha saja ternyata Mbak Hawa juga wanita cerdas dengan tutur kata yang lembut serta ramah.

"Benar apa kata istri saya, kami hanya ingin menebus waktu kebersamaan kami yang pernah hilang dulu. Saya saranin buat kalian pasangan yang masih cukup muda, jika ada masalah sebaiknya di bicarakan baik-baik. Jangan hanya di pendam atau yang paling fatal malah ditinggal pergi, karena masalah itu harus di selesaikan oleh dua orang yang saling berseteru jika salah satu di antara kalian memilih kabur maka masalah itu tidak akan pernah terselesaikan. Itu sih, nasehat dari saya yang pernah mengalaminya."

Pasangan yang serasi, sama-sama perfect pantas hubungan mereka langgeng terus. "Mas Adam sama Mbak Hawa emang couple, saya akan mematuhi nasehat-nasehat kalian untuk saya praktekan nanti sama pasangan saya."

"Saya boleh tanya sesuatu sama Mbak Hawa?"

Mbak Hawa menolehkan kepalanya ke arahku, "boleh mau tanya apa?"

"Cara menghadapi suami yang suka main serong sama wanita lain, gimana ya?"

Uhukk... uhukk....

Setelah kulontarkan pertanyaan itu, seketika dua pria yang ada di meja ini langsung terbatuk dengan dahsyat. Aku menoleh ke arah Aldebaran dengan malas, kuraih segelas air mineral lalu kusodorkan padanya. "Nih, minum!"

Aldebaran menerimanya dengan cepat, kemudian aku menolehkan lagi pandanganku ke arah Mbak Hawa. Aku menunggu sebentar sampai Mbak Hawa selesai memberikan minum untuk suaminya yang juga ikut tersedak, dalam pikiranku apakah suaminya Mbak Hawa pernah melakukan hal yang sama seperti Aldebaran? Jika iya, fix! Semua laki-laki sama. Sama-sama buaya darat!

"Emm... soal itu... ya, sebaiknya kita hadapi dengan sabar, terus tunjukan kesetian kita terhadap pasangan kita setelah itu kita tawakal. Berusahalah terlebih dahulu, karena tidak ada sesuatu yang bisa kita dapatkan secara instan."

Aku mengangguk dengan senyuman yang mengembang lebar dibibirku, "makasih nasehatnya Mbak. Saya jadi pengin jadiin Mbak idola saya deh, emm.. boleh nggak saya minta nomer hape-nya?" tanyaku kemudian.

Identitas PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang