Azella's Pov
Aku dan Xavier kini berada dalam bandara internasional di London untuk menyambut kedatangan kedua orang tua kami. Mereka memutuskan untuk datang ke London untuk mempersiapkan acara pertunangan kami yang mungkin tinggal menghitung hari. Entahlah aku dan Xavier sama-sama belum tahu pasti kapan tepatnya tanggal pertunangan kami, karena sebab itu jugalah orang tua kami datang kemari.
"Itu mereka" beritahu Xavier. Lantas ia langsung berdiri dan berjalan menghampiri kedua orang tua ki yang tampaknya masih belum melihat aku dan Xavier. Aku berjalan beriringan dengannya.
"Mom!" Teriakku sambil menghambur kepelukan seorang wanita paruh baya yang sangat aku cintai.
Mom mengelus-elus punggungku lembut. Lalu aku bergantian memeluk Dad dan menyalami kedua orang tua Xavier. Xavier juga melakukan hal yang sama.
"Baiklah, bisa kita tunda acara melepas rindunya di rumah?" Tegur Mr. DeRayneel dengan wajah dibuat memelas. "Anak muda jaman sekarang sepertinya tidak mengerti betapa rentannya tubuh orang tua"
Aku dan yang lain tertawa, sementara Xavier segera mengambil alih membawakan bawaan kedua orangtuanya, aku juga membantu membawa bawaan ibuku.
Kami segera berangkat meninggalkan bandara menuju kediaman megah keluarga DeRayneel yang selama beberapa waktu terakhir menjadi tempat tinggalku juga.
***
Saat makan malam usai, kami masih berkumpul di ruang makan yang telah di rapikan dari piring-piring oleh beberapa pembantu keluarga DeRayneel. Saat inilah momen utama yang sedari tadi kami tunggu, pengumuman pemberitahuan tanggal pertunangan aku dan Xavier.
"Aku dan Istriku serta kedua orangtua Azella, kami telah membicarakan ini dan mendapatkan keputusan pasti tentang persoalan kapan pertunangan kalian di adakan" Beritahu Mr. DeRayneel memulai.
Aku mendengarkan dengan serius, aku harap waktu yang ditentukan tidak terlalu dekat. Aku masih perlu... well menata hatiku.
"Jadi kami sudah memutuskan pertunangan kalian akan dilakukan pada tanggal 27 Agustus mendatang" Lanjut ayah Xavier.
Selama beberapa saat aku mengingat-ingat tanggal berapa sekarang, kurasa Xavier melakukan hal yang sama. Saat aku sadar berapa lama lagi waktu menjelang pertunangan kami, Aku segera memalingkan wajahku menatap Xavier dengan mata terbuka lebar.
Xavier balas menatapku datar. "Apa?" Tanyanya begitu saja.
"Kau tak sadar kapan tanggal 27 itu?" Bisikku tajam tepat di telingannya.
"Hm, entahlah" Jawabnya balas berbisik. "Aku saja tidak ingat tanggal hari ini, bagaimana tanggal di masa depan"
Ingin rasanya aku membenturkan kepalanya ke meja hingga otak bodohnya itu berfungsi dengan benar. "Sekarang tanggal 17" Beritahuku.
"Ya, lalu?"
"Bulan Agustus" Lanjutku dengan penekanan.
Xavier masih menatapku dengan ekspresi cueknya yang menyebalkan. "ya lalu--TUNGGU! ITU ARTINYA SEPULUH HARI LAGI?!" teriak Xavier dengan mata yang melotot padaku.
Terimakasih ya Tuhan, akhirnya saraf-saraf pada otak cowok bodoh ini bisa berfungsi juga.
"Ya Xavier, sepuluh hari lagi" Ucap ibuku lembut di sela tawanya yang ringan.
Aku mengalihkan pandangan pada kedua orang tua kami yang tengah menatap kami dengan wajah geli. "Thanks to you, Xavier" Cibirku. Berkat teriakan membahanya yang tidak tu sopan santun, kini aku merasa malu pada kedua orang tua kami.
"Maaf" Ucap Xavier sambil tersenyum kikuk.
"Tapi ayah, apa ini tidak terlalu mendadak dan tergesa-gesa?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind || z.m
FanfictionGirl and Big Ben sequel. Bukankah kini semuanya tampak seperti terulang kembali seperti piringan hitam usang yang memutar jalan kita dalam roda, hingga kemanapun kita pergi pada akhirnya kita akan kembali bertemu. Dan kini kita berdiri di sini, Aku...