**9

5.6K 590 34
                                    

Akhirnya update jugaa... enjoy the story

(Ariana's Pov)

Aku memperhatikan Zayn yang menaiki tangga ke lantai atas dengan tergesa-gesa. Aku mengikutinya dan mendapati ia tengah berdiri di depan kamar dimana gadis bernama Azella itu berada dengan wajah khawatir yang sangat kentara. Aku diam memperhatikannya dari balik dinding selama beberapa saat, Zayn berjalan bolak-balik dengan gusar sambil sesekali memandang ke dalam kamar dengan wajah cemas. Ia tampak kacau.

Aku tidak pernah melihat Zayn seperti itu sebelumnya, Hal ini membuatku mulai bertanya-tanya siapa gadis bernama Azella itu, jadi aku kembali turun ke lantai dasar untuk menemui the boys dan bertanya pada mereka siapa itu Azella bagi Zayn.

Tapi mereka semua bungkam. Tak satupun dari mereka memberiku jawaban yang jelas, yang terus mereka katakan adalah bahwa Azella dan Zayn dulu pernah sangat dekat, seperti mereka semua. Niall bilang bahwa Azella adalah sahabat mereka dulu, jadi wajar saja bahwa Zayn mengkhawatirkannya, Tapi aku tidak merasa yakin hanya dengan penjelasan itu. Mengapa hanya Zayn yang terlihat begitu cemas.

Aku kembali menaiki tangga, masih mendapati Zayn tang berdiri bersandar pada dinding sambil menatap ke dalam kamar melalaui jendela. Wajahnya masih terlihat kacau.

Aku tidak mau melihat ini. Hal ini membuatku cemburu, Aku marah pada kelakuan berlebihnya ini pada Azella. Jadi aku menghampirinya.

"Zayn?" Panggilku. Ia berbalik dan menatapku.

"Ada apa, babe?" Tanyanya padaku. Aku menatapnya dalam, mencoba mencari jawaban dari matanya yang tampak keruh.

"Bisa kita pulang duluan? Aku merasa tidak enak badan" Pintaku padanya. Ini sebuah kebohongan karena aku baik-baik saja. Hanya saja aku tidak ingin terus menyaksikan Zayn memberikan perhatian lebih pada Azella. Hey wanita mana yang ingin kekasihnya memberikan perhatian lebih pada wanita lain? Jadi wajar saja aku berbohong.

Zayn tampak ragu. Ia terus memandang ke dalam kamar Azella. Membuat aku gelisah dan takut, kalau-kalau ia menolak dan memilih untuk terus menemani Azella.

Tapi ia meraih tanganku dan menggenggamnya, menarikku turun ke lantai dasar. "Baiklah, tapi kita harus berpamitan dulu sebelum pulang" Katanya.

Mau tak mau aku tersenyum mendengar jawabannya.

***

Tapi dalam perjalanan Zayn tak bicara sedikitpun. Ia hanya diam dan memfokuskan diri pada jalanan dihadapan kami tanpa menengok ke arahku sekalipun . Aku merasa gusar dengan situasi ini. Kami tak pernah seperti ini sebelumnya.

"Zayn?" Aku menyentuh pelan lengannya.

"hn?" Ia melirikku sekilas sebelum kembali terfokus pada jalan.

"Ada apa?" Tanyaku. Aku menatapnya cemas.

"Apa maksudmu?" Zayn kembali melirikku.

"Kau tampak gelisah, ada apa?"

Zayn tersenyum simpul padaku. "Tidak ada apa-apa, sayang" Jawabnya. Lalu ia kembali menatap jalan dengan wajah gelisah itu.

Aku menghela nafas. "Zayn, apa ini karena gadis bernama Azella itu?"

Zayn menengok ke arahku dengan cepat, menatapku. "kenapa kau berpikir begitu?" Nada suaranya gusar.

"Aku memperhatikanmu terus berada di depan kamar gadis itu, Kau tampak begitu gelisah dan cemas, Zayn. Ada apa?" Aku menatapnya dengan seksama, mencari jawaban jujur dari matanya.

"Sudah kubilang tidak ada apa-apa, Ariana, Aku hanya ingin melihat keadaannya, sama seperti yang lain" Jawabnya.

Bohong! Runtukku dalam hati. "Tidak, Zayn. Kau tidak seperti yang lain. Kau sangat mengkhawatirkan dia," Kataku membantah. "Siapa dia Zayn? Siapa Azella bagimu?" Aku menuntut padanya.

Rewind || z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang