Maaf ya buat late updatenya. sibuk sekolah nih...
enjoy the story..
(Normal's Pov)
"Azella dan Zayn lama sekali" Ucap Cana dengan nada cemas, gadis itu mendongkak menatap langit dari teras belakang Niall Horan. "Mana sebentar lagi turun hujan"
"Apa kita harus mencari mereka?" Xavier menatap labirin dengan gelisah. Bagaimanapun ia khawatir dengan Azella.
"Masuk kedalam labirin itu lagi?" Shopia-kekasih Liam- menggeleng. "There's no way I'll do it"
"Benar, yang ada kita yang terjebak di sana. Aku rasa kita cukup menunggu sebentar lagi. Mereka pasti menemukan jalan keluar" Saran Eleanor.
Harry menatap keempat sobatnya cemas dan berbisik pelan. "Ini tidak bagus"
Louis menangguk pelan. "Zayn dan Azella?"
Liam memandang labirin dikejauhan. Lelaki itu mendesah. "Apa lagi yang mungkin terjadi diantara mereka"
"Bagaimanapun perasaan lama itu masih ada" Ujar Niall pelan, nyaris seperti bisikan. Keempat lelaki itu hanya mampu memandang labirin dengan cemas dan berdoa, semoga apapun yang terjadi setelahnya tidak ada yang terluka.
***
(Azella's Pov)
Aku menatap punggung lebar Zayn Malik yang berjalan dihadapanku. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan selain berjalan dibelakangnya. Tidak ada satupun diantara kami yang memulai pembicaraan kecuali untuk memilih arah, dan itu membunuhku, tidak secara harfiah, tentu saja.
Kami sampai pada jalan bercabang yang ketiga kalinya. "Kau pilih jalan yang mana?" Tanya Zayn tanpa menengok kebelakang.
"em..yang kanan, mungkin" Jawabku.
Zayn diam sebentar. "Aku rasa juga begitu" Lalu lelaki itu melangkah memasuki jalur di kanan.
Aku tak tahu apa yang sedang Zayn pikirkan, Aku tak tahu aku pendapatnya tentangku, Tapi dari sifatnya yang dingin terhadapku, aku tahu mungkin ia menganggapku tak lebih dari orang asing.
"eh?" Gumamku pelan saat aku rasakan beberapa tetes air mengenai wajah dan tanganku. Aku mendongak menatap langit. "Hujan?"
"Aku rasa begitu" Tanggap Zayn. "Kita harus bergegas" Zayn melangkah lebih cepat kali ini seiring dengan semakin derasnya tetesan hujan yang membasahi kami.
"Ayo!" Aku tersentak ketika tangan Zayn meraih pergelangan tanganku dan menarikku berlari menyusuri jalan-jalan memusingkan labirin ini.
Aku tersenyum, merasakan jantungku berdegup kencang. Aku menatap punggung Zayn yang membawaku bernostalgia, Aku dan Zayn, berdua. Di tengah hujan.
Hujan semakin lebat dan kami hampir basah kuyup. Tiba-tiba Zayn berhenti berlari dan melepaskan genggaman tangannya padaku. Ia berbalik menatapku dan berjalan mendekat.
Aku balas menatap matanya yang nyaris terlihat hitam di kegelapan. Jantungku berdetak semakin menggila seiring dengan langkah kakinya yang mendekatiku. Zayn melepaskan jaket kulit hitamnya dan berdiri rapat disampingku. Ia memayungi tubuh kami dengan jaket kulitnya yang diangkat tinggi. "Merapat padaku" Katanya pelan.
"Eh?" Aku menatapnya dengan wajah yang aku yakin sudah memerah.
Zayn balas menatapku. Ia melepas satu tangannya dari jaketnya dan menarik pinggangku hingga aku berdiri lebih rapat padanya, hingga jarak kami hanya berkisar beberapa senti saja. Lalu Zayn melepaskan pinggangku dan kembali memegang jaketnya diatas kepala kami tanpa mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind || z.m
FanfictionGirl and Big Ben sequel. Bukankah kini semuanya tampak seperti terulang kembali seperti piringan hitam usang yang memutar jalan kita dalam roda, hingga kemanapun kita pergi pada akhirnya kita akan kembali bertemu. Dan kini kita berdiri di sini, Aku...