**4

6.1K 621 50
                                    

Hellooo minnaaaa!

Akhirnya gue update jua setelah sekian lama. ini dia chap 4, sengaja gue bikin panjang untuk ucapan maap setelah lama ga update.. So enjoy the story

Beberapa hari telah berlalu sejak pertemuan pertamaku dengan Zayn yang menyedihkan untukku. Kini aku kembali menjalani kehidupan normal, berangkat kuliah bersama Xavier (Aku mengambil jurusan Fashion Design, sedangkan Cana dan Xavier jurusan Photography) Lalu bertemu dengan Cana di kampus dan aku akan menghabisi waktu normalku bersama mereka berdua. Selalu seperti itu. Tanpa tahu kabar tentang dia. lagi.

Hari ini jumat sore, kelas terakhirku baru saja berakhir. Aku dan Xavier tengah menikmati makanan ringan di cafeteria di kampus.

"Azella, malam ini kau ada acara?" Tanya Xavier.

"he-em" Kataku menggeleng sambil masih meminum jus alpukat.

"Mau jadi asisten sementaraku?" Tawarnya.

Aku menatap Xavier dengan alis terangkat. "Biasanya sih Cana, tapi gadis itu hari ini tidak bisa, dia bilang ada kelas memasak." Beritahu Xavier. "Membayangkan Cana ikut kelas kursus memasak membuat aku mual"

"Asisten untuk apa?"

"Pemotretan!" Beritahu Xavier dengan nada antusias. "Kau tahu, Aku dan Cana punya studio foto di pusat kota dan sudah cukup terkenal. Bahkan kalangan selebriti sering mengandalkan jasa kami" Lanjutnya dengan nada bangga yang dominan.

"Benarkah?" Tanyaku setengah tak percaya.

"100% benar!. Dan kali ini klienku juga kalangan selebriti" Xavier menyeringai sombong.

"Siapa?" Aku kembali meminum jusku.

"Nanti kau juga akan tahu. Kau pasti takkan percaya" Jawab Xavier. "jadi kau mau tidak?"

Aku menaikan sebelah sudut bibirku. "Boleh juga"

"Tapi sebelumnya kita harus ke studioku dulu untuk mengambil alat alat perlengkapan pemotretan"

***

Studio Xavier besar. Tentu saja, ia anak seorang billioner. Aku yakin Cana hanya ikut menumpang di studio ini.

Studionya dinamai Posaidon's. Nama dewa penguasa air dalam mitologi yunani kuno.

"Sejak kapan kau dan Cana merintis usaha fotografer ini?" Tanyaku sambil melihat-lihat koleksi foto-foto yang terpasang di dinding. Ada beberapa foto objek alam maupun manusia. Bahkan ada foto Cana dengan Selena Gomez. Dan kalau dilihat-lihat mereka agak serupa.

"hmm, mungkin sekitar dua tahun yang lalu" Katanya sambil memasukan berbagai alat fotografi kedalam tas jingjing besar.

"Lalu sudah sesukses ini?" Kataku takjub. Lalu aku beralih melihat-lihat foto-foto dalam album. Aku yakin semua foto menakjubkan ini hasil bidikan Xavier atau Cana. Mereka berbakat.

"Kau tak bisa bayangkan betapa berbakatnya kami berdua" Ucap Xavier dengan arogan. Tapi mau tak mau aku percaya itu.

Aku masih terus membolak-balik halaman demi halaman album foto besar itu sementara Xavier masih sibuk dengan peralatan fotografinya. Seketika tanganku berhenti membalik dan perutku terasa beku. "Xavier" Panggilku.

"hm?" Ia menengok ke arahku.

"Kau yang mengambil potret ini? kapan?" Suaraku serasa hambar. Aku menunjukan potret berlatar big ben itu kepada Xavier.

"Yup. Dua tahun yang lalu kurasa. waktu itu sedang hujan dan aku memang sedang mencari objek foto yang bagus. Saat itu aku melihat dua orang wanita dan laki-laki sedang.. hm sepertinya menari mengelilingi big ben. Objek yang unik. Lalu aku foto meski dari jarak jauh" Jelas Xavier.

Rewind || z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang