Zayn's Pov
"Siapa Azella bagimu?"
Pertanyaan itu terceloa dari bibir ranum Ariana. Pertanyaan yang aku sendiri tak tahu apa jawabannya. Siapa Azella bagiku?
Apakah gadis itu hanya masa laluku yang biarlah berlalu.
Atau dia selalu menjadi Azellaku. Gadis yang sejak pertama aku bertemu dengannya telah menarik perhatianku hingga kini.
"Zayn?" Panggilan Ariama dengan suara seraknya menyadarkanku. Gadisku itu tengah berlinangan air mata. "Aku mohon, jujurlah padaku", pintanya.
Aku menghela nafas, menguatkan tekatku. "Azella adalah gadis dari masa laluku"
"Masa lalu kapan?, sebelum perrie?"
Aku menggeleng. "Sesudah Perrie"
Ariana menatapku dengan pandangan yang tidak aku mengerti. "Tapi aku tidak tahu itu."
"Hubunganku dengan Azella mamang tidak dipublikasikan, lagi pula. waktu kami bersama tidaklah lama", jelasku lembut padanya.
Ariana menggenggam tanganku. Matanya berkaca-kaca dengan air mata yang siap meluncur. "Haruskah aku khawatir dengannya?"
Aku menggenggam erat jemarinya dan membawanya ke bibirku. mengecupnya. "Ia hanya masa lalu. Kau adalah masa kiniku yang akan mengukir masa depan denganku"
Air mata Ariana jatuh, Ia tersenyum. "Aku harap kau bisa membuktikan perkataanmu"
Aku mengangguk dan menariknya dalam pelukanku, sedangkan dalam hatiku mencoba meyakini bahwa Azella memang hanyalah masa laluku. "Ya, aku akan membuktikannya" bisikku lembut.
Ariana melepaskan pelukannya padaku. "Aku mau pulang". katanya dengan suara serak.
Aku mengangguk dan menggenggam tangannya. kubimbing Ariana menuju mobilku yg terparkir dihalaman rumah Azella. Aku menyalakan mobilku dan pergi dari acara pertunangan gadis yang pernah menjadi hal terpenting dalam hidupku.
Aku meyakinkan diriku, bahwa aku takkan membiarkan Azella meratui hatiku lagi, biarkan tahta itu kuberikan pada Ariana. bagaimanapun, seberapa besarpun keinginan hatiku untuk kembali bersamanya. Pada kenyataanya kami takkan bisa.
******
Seminggu telah berlalu sejak pesta pertunanganku dengan Xavier. Aku mulai sering menghabiskan waktu berdua dengan Xavier. Berkencan tepatnya. Sama seperti Cana yang sekarang sudah mulai sibuk pergi berduaan dengan Niall.
Dan hari ini ia bercerita dengan wajah berbinar bahwa kini Ia dan Niall Horan telah resmi menjadi sepasang kekasih.
"Niall menyanyikan lagu Lego House kesukaan kami dengan akustik lalu setelah itu ia menggenggam kedua tanganku dan kata itu pun terucap, Azella!", Seru Cana dengan penuh antusias dan wajah begitu bahagia. "Kau tahu betapa jantungku bedegup kencang saat mendengar Niall berkata 'I've fallen for you, Cana. Now tell me if you have to, so we can be together?'. Ahhh Niall"
Aku tersenyum mendengar cerita Cana. Waj gadis itu begitu cerah dan bahagia, matanya berbinar dengan cinta dan dia tak hentinya tersenyum dengan pipi merona.
Apa dulu aku seperti itu? Saat merasakan mencintainya dan dicintai olehnya?
Entahlah. Aku sudah lupa dengan yang namanya sentuhan bahagia dari tangan halus cinta. Tak ada cinta bagiku. Cinta yang kupunya, sudah seharusnya sejak lama ku kubur.
"Malam ini aku dan Niall mengadakan perayaan hari jadian kami di rumahnya, aku benar-benar ingin kau dan Xavier datang", Cana mengenggam tanganku dan memasang wajah memelasnya. "Datang ya, walau mungkin ada dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind || z.m
FanfictionGirl and Big Ben sequel. Bukankah kini semuanya tampak seperti terulang kembali seperti piringan hitam usang yang memutar jalan kita dalam roda, hingga kemanapun kita pergi pada akhirnya kita akan kembali bertemu. Dan kini kita berdiri di sini, Aku...