10. Percobaan

22 8 6
                                    

Tema: Percobaan

___________________________________

"Tunggu! Di mana tempat pembakarannya?" Michael menoleh, menatap Nickel yang sibuk dengan benda-benda kaca di depannya.

Menoleh sebentar, Nickel langsung berjalan, menuju sebuah benda besi besar yang tampak seperti tabung. Di bawahnya terdapat tungku besar, cukup kokoh untuk menopang berat benda itu.

Menatap tempat pembakaran yang Nickel tunjukkan, Michael menganga takjub. "Ini keren. Di akademi sihir tidak ada tempat pembakaran seperti ini. Di mana kau membelinya?"

"Engh ... itu memang ada di sini. Aku memperbaiki bagian yang rusak saja dan mengecatnya kembali sesuai buku instruksi." Nickel menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa aneh dengan pujian Michael. Dia tak merasa pembakaran ini sekeren itu.

"Maklum saja, dia murid akademi sihir yang jarang sekali pulang ke rumah saat liburan. Dia tak memiliki waktu berjalan-jalan, kemari saja karena ingin bertemu Siil. Maka dari itu dia tampak kampungan." Ken menepuk pelan pundak Nickel. Sekarang dia tahu mengapa gelar murid terbaik dapat Michael miliki. Selain karena dia cukup tahu banyak tentang sihir, Michael yang jarang pulang ke rumah, lebih memilih tinggal dan membantu para petinggi. Mungkin satu atau dua kali para petinggi dijilat olehnya.

Masih menatap Michael yang sibuk dengan tempat pembakaran, Ken kembali bersuara, "Dia itu terlalu percaya pada ucapan petinggi. Petinggi bilang sihir memerlukan konsentrasi tinggi, dilarang berhubungan dengan dunia luar agar konsentrasi tidak terganggu, tetapi Michael berlebihan sampai tidak pulang. Ya, aku tahu dia memang sendirian di rumah. Orang tuanya selalu sibuk ini dan itu, tak akan memiliki waktu untuk sekadar menanyakan pengalamannya di sekolah."

Nickel hanya diam, memilih mendengarkan apa saja yang Ken ucapkan. Sejak seharian ini dia banyak diam, baru sekarang berbicara panjang lebar, padahal kepribadian pendiam sangat tidak cocok dengan wajahnya.

"Lalu, apa benar di sini ada Siil? Kata petinggi begitu, membuat Michael ingin sekali ke sini."

Pandangan yang awalnya fokus pada wadah-wadah kaca di depannya langsung teralihkan, mulai menatap Ken yang menatapnya sayu. "Aku mendengar rumor juga begitu. Dulu, beberapa bulan lalu, sebelum kabut ini datang, para pendatang sangat suka mendatangi gedung tua di tepi kota, dekat dengan tebing, di dekat padang rumput dan ladang. Katanya di tebing itu mereka bisa berjumpa Siil. Sebagian besar pendatang berlomba-lomba memanjat tebing yang sangat tinggi itu, tetapi sebagian dari mereka berkata Siil tidak ada."

Mengangguk sekali, selanjutnya Ken menguap. Matanya sudah berat, rasa kantuk menyerang, tetapi Michael dan Nickel masih tampak segar, fokus pada ramuan percobaan yang mereka buat. Pak Garry yang meninggalkan hotel membuat mereka leluasa mondar-mandir di luar, Nickel bilang jika ada sang ayah dia akan dimarahi habis-habisan dan beliau akan membuang semua hasil eksperimennya.

"Apakah ini masih lama lagi? Ayolah, aku sangat mengantuk."

Menoleh ke arah Ken yang sudah meletakkan kepala di atas meja dengan mulut menganga, Nickel hanya menghela napas. "Kau bisa kembali ke kamar duluan kalau mau, aku tak melarangmu."

"Baiklah, kau memang tidak melarang, tapi aku yang tak ingin. Saat Michael meninggalkanku sendirian, aku merasa ada sepasang mata yang memantau, memelototi punggungku, tetapi aku tak berani menoleh. Apakah di sini ada hantu?"

"Rumornya begitu," sahut Nickel santai.

"Hei, kau dari tadi menyebut rumor. Apakah kau sangat percaya rumor?"

"Entahlah."

"Nah, sudah selesai!" Michael tersenyum tipis, menunjukkan sebotol ramuan pada Nickel. Ramuan berwarna hijau yang tampak sangat kental.

Meraih ramuan yang Michael sodorkan, Nickel membuka jendela, mencoba untuk mengetes keberhasilannya. Dilemparkannya ramuan itu ke tanah sampai botolnya pecah. Asap hijau menguar tipis, menciptakan jarak di antara kabut-kabut yang menutup pandangan. Nickel tersenyum melihatnya, waktu yang dia tunggu telah tiba.

Berbalik menatap Michael, Nickel tersenyum. "Terima kasih, Michael, kurasa percobaan kita berhasil. Kita hanya perlu membuat lebih banyak lagi untuk menghilangkan kabut di seluruh kota."

The Fog WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang