17. Bukti

17 8 3
                                    

Tema: Membuktikan

________________________________________

"Kamu yakin dia bisa menunjukkan jalan? Dia, kan, tidak bisa melihat," Ken yang berjalan di dekat Nickel bertanya, masih sedikit terganggu dengan keputusan untuk berusaha mendapat ilham sekaligus membuktikan keberadaan Siil. Dari cerita yang didengarnya dari Nickel, hanya satu dari seratus yang mengatakan bertemu Siil. Entah itu benar atau hanya bualan.

Mengedikkan bahu pertanda tidak yakin, Nickel menjawab, "Aku juga tidak tahu, tapi bukankah dia gadis yang cukup luar biasa? Yah, setidaknya kalau nanti dia tidak bisa menunjukkan jalan, kita minta saja pertanggungjawaban Michael."

"Ya, ya, ya, bagaimana jika gadis itu nanti membawa kita ke sarang penyihir atau menyedot kita ke dalam kabut?"

"Jangan khawatir, aku sudah membawa beberapa botol ramuan." Nickel menunjukkan isi saku jaket bagian dalamnya, terdapat beberapa botol ramuan berwarna hijau yang sempat dia buat bersama Michael beberapa hari lalu. "Lagi pula, ada ayahku di depan."

Alih-alih tenang, Ken semakin bertambah resah. Jaketnya dia eratkan, kedua tangan mulai memeluk tubuhnya sendiri. "Semoga saja perkiraan kalian tidak salah."

Nickel memilih diam, dia tak mampu memberi jaminan apa pun atas keselamatan mereka. Namun, keyakinan Garry membuat rasa gundah di hatinya terbuang sedikit.

Saat baru keluar dari kamar tadi, Garry tiba-tiba saja berkata untuk segera bertindak sebelum si penyihir semakin menggila. Hampir satu jam memikirkan jalan keluar, sampai akhirnya Denish bersuara, mengatakan bisa dengan meminta bantuan Siil. Ken yang sudah mendengar cerita dari Nickel dan membaca beberapa buku di perpustakaan sihir dulu langsung tertawa terbahak-bahak, menganggap ucapan Denish hanyalah bualan.

Dalam buku yang dia baca, disebutkan Siil hanyalah makhluk mitos yang konon bisa mengendalikan angin. Sosoknya dikatakan berambut putih panjang, rupanya elok dengan senyum yang menawan. Siil digambarkan sebagai sosok wanita yang fisiknya mendekati kata sempurna.

Berbanding terbalik dengan Ken,  Michael cenderung tertarik pada hal-hal yang berbau mitos. Sebab itulah Michael banyak mencari tahu, menanyakan pada petinggi-petinggi yang dekat dengannya tentang Siil sebelum pergi kemari. Pengakuan Denish yang mengatakan bahwa mereka bisa meminta bantuan Siil membuat Michael sangat bersemangat, langsung mendukung opini gadis berambut hitam pendek itu.

Awalnya Garry sedikit khawatir mengingat ada tiga laki-laki, sementara Denish satu-satunya gadis di antara mereka. Namun, keadaan yang terdesak membuatnya terpaksa setuju, dengan syarat Denish diberikan tongkat khusus baru dan Garry akan ikut untuk mengawasi, memastikan tidak terjadi apa-apa selama di perjalanan nanti.

"Hei, Nickel, Ken, bisakah kalian berjalan lebih cepat? Kalau tidak kami akan meninggalkan kalian," Garry yang melihat anak dan temannya asyik berbicara dengan nada berbisik memperingati, mengerutkan kening pertanda dia tak suka.

Sedikit terperanjat, Nickel langsung menarik Ken, berjalan sedikit cepat untuk mengejar langkah yang tertinggal. Terlalu asyik membicarakan Denish mereka sampai tak menyadari bahwa jarak antara keduanya dengan yang lain cukup jauh.

Keduanya sama-sama berasumsi bahwa Denish terpengaruh oleh aura yang menguar dari tongkatnya. Maka dari itu Michael lebih memilih menghancurkan daripada membawanya pulang. Mungkin si penyihir tak bisa mengikat Denish lebih keras karena beberapa alasan.

Selain tentang Denish, pertanyaan tentang ayahnya yang tak menyangkal sama sekali pasal keberadaan Siil masih berputar-putar di kepala Nickel. Sejak beberapa waktu terakhir ini Garry sering keluar malam pulang pagi, bersikap sedikit aneh, bahkan tadi secara langsung menunjukkan kemampuan sihir membangun dinding pertahanan. Nickel semakin bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya sang ayah. Jika ayahnya penyihir, mengapa dia dilarang belajar sihir?

"Kita sudah sampai," ucapan Denish membuyarkan lamunannya, mata Nickel langsung memandang tebing tinggi yang menjulang di hadapan. Tebing yang menjadi topik pembicaraan para pendatang karena adanya Siil.

"Tapi ... bukankah Siil hanya muncul pada orang yang dia berikan ilham?" sambil menatap tebing di depannya Nickel bertanya, pertanyaan yang terus dia dan Ken saling lontarkan sejak tadi.

Denish maju beberapa langkah, menghadap langsung pada batu besar di hadapannya. "Orang yang diberikan ilham oleh Siil ialah mereka yang mengetahui rahasia untuk mendengar bisikan Siil."

Menggaruk kepala yang tidak terasa gatal, Nickel melemparkan pandangan pada Ken seolah-olah bertanya 'apakah kau paham maksudnya?', tetapi Ken terlihat tak membantu. Laki-laki berambut cokelat itu hanya mengedikkan bahu sembari menatap apa yang Denish lakukan.

"Rahasianya mudah. Cukup berteman dengan angin dan fokuskan pikiran kalian pada tujuan utama. Benar, 'kan, Paman?" Denish menoleh ke belakang, ujung bibirnya tertarik sedikit, pandangannya langsung mengarah pada Garry yang berdiri tegap.

"Iya," Garry menjawab singkat, mengikuti langkah Denish masuk ke dalam gua yang diterangi obor.

Pintu masuk tertutup bersamaan dengan Ken yang baru satu langkah masuk ke dalam. Mata bulatnya langsung terbelalak saat mendengar suara debuman yang cukup keras. Melihat teman-temannya yang kembali melangkah, Ken melanjutkan langkahnya, menyusul Nickel dan yang lain di depan.

Selama di dalam gua, tak ada satu pun yang mengeluarkan suara, sampai langkah kaki Denish terhenti diikuti yang lainnya. Menoleh ke belakang, Denish maju satu langkah, berdiri di tengah-tengah ruangan luas dalam gua, tepat di depan batu tinggi menjulang layaknya tiang.

Perlahan, suara embusan angin terdengar, mata Denish yang awalnya memejam kembali terbuka. Embusan angin yang mulanya dingin itu semakin lama terasa lebih hangat, beberapa saat setelahnya bersatu menjadi sosok seorang wanita yang terbang di depan Denish.

Mata Ken sampai membulat penuh, mungkin sebentar lagi akan jatuh. Berkali-kali dia mengucek kedua matanya, memastikan bahwa yang dilihatnya nyata. Itu Siil. Mirip seperti gambar di buku yang pernah dia baca.

The Fog WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang