22. Menuju Ladoria

23 7 1
                                        

Tema: Perkumpulan

_________________________________

Berjalan di paling belakang memang sangat tidak menyenangkan, terlebih jika tempat yang dijelajahi adalah gua yang auranya terasa menyeramkan. Berkali-kali Nickel menoleh ke belakang saat merasa ada yang memperhatikan, tetapi saat menoleh tak ada apa pun yang mengintai. Kembali menatap ke depan, ternyata dirinya tertinggal beberapa meter membuatnya harus berlari pelan mengejar langkah. Dia tidak tahu ini sudah keberapa kali dia ditinggal.

Entah sudah berapa lama, perlahan-lahan pegal di kaki mulai terasa. Berjalan mengikuti Denish dan Garry yang memimpin jalan, tak ada satu menit pun waktu istirahat, menoleh ke belakang sebentar saja sudah ditinggal. Kurang sengsara apa lagi Nickel hari ini?

Setelah berlari kecil mengejar langkah untuk kesekian kali, Nickel berhenti tepat di tengah-tengah antara Michael dan Ken yang diam berdiri tepat di belakang Garry dan Denish.

"Mundur perlahan!" Garry berbisik pelan, dia merentangkan tangan seperti tengah melindungi para remaja itu dari sesuatu, padahal tak ada apa pun di depan sana, kecuali jalan buntu.

Setelah merentang menghalangi, tangan Garry beralih bergerak ke atas, membangun dinding transparan seperti beberapa waktu lalu. Bersamaan dengan itu, Nickel langsung terbelalak saat melihat sejumlah hewan menggelikan menabrak dinding secara bergantian. Nickel sampai menutup mulut menggunakan kedua tangan untuk menahan isi perut yang hendak keluar. Dalam keadaan seperti ini, Nickel ingin sekali berada di posisi Denish. Tak bisa melihat hal menjijikkan di depan mata.

"Aku benci ulat." Ken mengalihkan pandangan, beralih menatap tanah berbatu yang dia injak. Puluhan ulat berukuran tak wajar membuatnya mual saat bertumpuk pada dinding transparan yang Garry buat.

Melihat dua temannya yang mungkin setelah ini akan kehilangan selera makan, Michael langsung mengeluarkan beberapa kartu safir yang diberikan Petinggi Kai dari saku jaketnya. Dengan sigap dia melempar satu kartu bergambar dinding ilusi bunga mawar untuk membantu Garry mempertahankan dinding transparan.

Tak ingin diam saja, Denish menghentakkan kaki kanannya, menimbulkan getaran-getaran yang membuat beberapa ulat besar itu terjatuh dan membeku saat menyentuh tanah.

Garry turut ambil aksi, menggerakkan tangannya membentuk pola lingkaran dan segitiga, mengeluarkan mantra pengunci untuk ulat-ulat agar lebih mudah diserang. Menoleh ke belakang, Garry yang tangannya masih mengeluarkan pendar putih langsung memberi kode pada tiga remaja di belakang, tetapi Ken dan Nickel tak bisa diandalkan. Michael langsung melempar satu kartu dan melipatgandakannya menggunakan sihir. Puluhan anak panah muncul, menusuk langsung tubuh ulat-ulat besar menggelikan yang menggeliat pelan di dalam lingkaran pengunci yang Garry buat.

Bersamaan dengan mantra Garry yang hilang, kumpulan ulat itu sirna, berubah menjadi asap yang beterbangan disusul sebuah permata merah kecil yang melayang di udara.

Garry langsung meraihnya, memperhatikan setiap sisi permata dan dinding gua yang menghalangi di depannya secara bergantian. Salah satu sisi yang terdapat lobang cukup dalam menarik perhatian Garry. Pria itu langsung mendekat, meletakkan permata merah yang ukurannya pas dengan lobang. Setelahnya, getaran kuat bagai hendak meruntuhkan gua terasa, membuat Nickel dan yang lainnya berpegangan agar tak terjatuh.

Dinding di hadapan terbuka lebar, lorong panjang yang terlihat sedikit lebih gelap tampak di depan mata. Nickel langsung menelan ludah, sekali lagi menoleh ke belakang. Lorong yang lebih terang saja dia merasa diperhatikan selama berjalan, bagaimana jika yang lebih gelap?

Menyenggol lengan Ken sambil berjalan, Nickel berbisik, "Kau merasakan ada yang memantau tidak?"

Paham dengan arah pembicaraan Nickel, Ken menoleh ke belakang setelah mengangguk. "Sejak pertama masuk ke lorong ini. Aku juga merasakannya. Tidak jauh di belakang, beberapa pasang mata mengawasi."

"Di mana?"

"Kau tak akan bisa melihatnya." Ken langsung memutar kepala Nickel untuk kembali menghadap ke depan, mengabaikan hal-hal yang membuat tak nyaman. Yang terpenting mereka sampai di tujuan. Soal yang di belakang, tinggal menunggu mereka bertindak.

The Fog WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang