Bab 9 | Yakinkan Hati

27 9 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Noah Band - Kupeluk Hatimu

***

Bab 9 | Yakinkan Hati

Hati ini belum yakin karena masih banyak pertimbangkan yang harus di pikiran nanti ke depan

***

Petra berlari menuju tempat tadi dimana Naga dan teman-teman yang lain. Setelah sampai ternyata mereka masih disana dan yang membuat Petra terkejut ternyata mereka sedang melakukan semedi dan pedang mereka di tinggalkan begitu jauh dari tempat mereka sekarang. Ternyata area ini adalah area di larang berisik dan Petra tidak peduli akan hal itu karena saat ini Adhan dalam bahaya.

"Teman-teman!" panggil Petra.

Merasa ada gangguan mereka menghentikan aksinya dan melihat seseorang yang ngacaukan kegiatan mereka. "Ada apa Tra. Kenapa gangguin kita sih katanya tadi pergi!?" sentak Gege dengan dingin.

"Adhan. Adhan dalam bahaya." hanya itu yang bisa dikatakan Petra kalau ia basa basi maka mereka akan kalah.

"Yang bener lo?" Angga terperanjat.

"Bener. Masa gue bohong lihat toh, pedang kalian bunyi terus menandakan ada monster," tunjuk Petra kepada mereka semua.

Mereka bangkit lalu mengambil pedang itu. Segeralah mereka bergegas ke tempat Dimana Adhan berada sekarang.  Setelah sampai rupanya Adhan masih bertahan walaupun sudah kelihatan akan kalah, sebenarnya mereka siap melawan tapi Cakra mencegah mereka.

"Kita harus selamatkan Adhan dulu. Lalu kita lawan monster itu," sahut Cakra.

"Caranya?" Gege bertanya.

Cakra membisikan strategi mereka. Setelah mereka paham lalu bergegas menuju tempat sesuai formasi tadi. Mereka sudah berubah ke mode sentai jadi mereka tinggal langsung mengeluarkan kekuatan mereka saja. Angga sudah berada di depan monster itu berniat menjadi tameng bagi Adhan.

"Angga," pekik Adhan.

Sementara itu Gege sudah ada di belakang monster itu dan bersiap mengeluarkan kekuatan yang di milikinya.  Dengan mengayunkan pedang sambil menekan sedikit tombol pada pedang disana.

Dark black hole mode

Sekeliling tempat itu mendadak gelap karena kekuatan yang baru saja di keluarkan oleh Gege. Menyadari bahwa mereka memiliki kesempatan jadi Angga langsung berlari menyelamatkan Adhan untuk menepi sejenak. Monster Lintar tidak bisa melihat apa-apa karena jarak pandang yang begitu minim bahkan ia melemparkan serangan ke sembarang arah membuat Cakra dan Petra beraksi berdua, dengan menebas masing-masing lalu di akhiri dengan berbarengan.

Kekuatan gelap akhirnya hilang bersamaan dengan monster Lintar yang berguling-guling terkapar disana setelah menerima serangan dari sentai tipe sama-sama sinar itu. Sementara itu para sentai sudah siap dalam formasi untuk melakukan serangan terakhir. Di angkatlah Pedang itu di langit dan ambil card itu lalu scan ke bagian bawah pada pedang.

Giri giri Tiger!

Giri giri Dragon!

Giri giri Eagle!

Giri giri Phoenix!

Giri giri Snack!

Hissatsu Giri Warrior!

Kekuatan mereka beradu. Kekuatan kejahatan beradu dengan kekuatan kebaikan. Dan sesuai kehendak dunia bahwa yang baik akan selalu menang. Monster Lintar menerima serangan pamungkas itu dan langsung meledak saat itu juga.

Setelah mengalahkan monster itu. Mereka kembali ke mode manusia, Adhan langsung limbung tapi untungnya masih di tahan Petra. Kayaknya Adhan mengalami kelelahan akan tetapi waktu di dunia mimpi sudah habis karena sebentar lagi mereka akan kembali ke dunia nyata.

***

Di sekolah, mereka sama-sama tidak bersemangat seolah tidak gairah dalam hidup ini. Sebenarnya bukan itu alasanya mereka sangat kelelahan habis bertarung tadi, akan tetapi sebagai pelajar mereka harus tetap semangat contohnya Cakra ia masih sibuk membaca buku yang baru saja di pelajari.

"Cak, lo gak cape napa rehatlah dulu sebentar,"  ucap Angga memberitahu.

Cakra masih membaca tidak peduli panggilan dari Angga tadi. Merasa tidak di anggap ia memandang Petra yang kayaknya tampak berpikir keras, Angga bangkit membiarkan Cakra yang kosentrasinya sendiri.

"Tra? Petra?" panggil Angga.

Akan tetapi Petra masih berkutat dengan pikiran nya bahkan Angga yang ada di depannya seolah tidak terlihat.

"Petra, Petra," lanjut lagi Angga.

Namun masih tidak di gubris lagi. Hingga akhirnya Angga mendekatkan wajahnya di depan wajah Petra sambil berkata "Ba!"

"Astaga," kejut Petra.

"Lo kenapa sih? Tadi Cakra gue panggil gak sahut, sekarang lo? Lo kenapa sih?" kesal Angga.

"Gue gapapa kok," gugup Petra.

Angga bangkit "Bohong!"

"Gue cuma kepikiran. Setelah kemarin malam kita sudah mengalahkan 3 monster dan tinggal 2 monster, kan kata pak Naga katanya gerbang dunia nyata dan dunia mimpi akan bersatu setelah kita mengalahkan 5 monster. Kita harus pilih yang mana," jelas Petra.

Mendengar penjelasan Petra, Cakra sedikit tersentak ternyata ini yang di pikirkan Petra dari tadi. Memang kita harus memilih jalan mana yang akan kita pilih di kemudian hari, kalau mereka memilih pilihan yang pertama jadi mungkin di dunia nyata mereka akan tertidur sementara kalau mereka memilih pilihan kedua mereka akan mati secara perlahan-lahan otomatis menghilang dari dunia ini.

"Apapun yang kita pilih itu adalah jalan kita, tapi untuk saat ini kita nikmati waktu ini dulu untuk masalah nanti kita pikirkan," ucap Angga mengalihkan pikiran Petra untuk ini.

"Angga! Yakinkan hatimu!" Petra bangkit dan membuat Angga terkejut setengah mati

***

Tbc.

Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi. Bagaimana dengan bab ini apakah kalian suka atau justru malah gak suka karena monoton. Sebenarnya mereka masih dalam tahap belajar dalam berpedang, jadi mereka belum pandai dan lihai. Doakan mereka bisa menentukan jalan mereka sendiri.

Jangan lupa vote and coment👧
Tinggalkan Jejak👣

Lis_author

PSS [4] Samurai Sentai Warrioranger | UN1TY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang