3.

54 8 15
                                    

Selamat membaca!!
Jangan lupa difollow akunnya!

Selamat membaca!!Jangan lupa difollow akunnya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menyebalkan! Apa susahnya berkata jujur." Haura

****

"Mama! Anakmu yang cantik ini pulang!" Haura berteriak sambil memasuki rumahnya, ia berjalan sembari menjilati eskrim yang berada ditangannya.

Setelah melewati delapan jam disekolah, dengan berbagai peristiwa yang melelahkan, akhirnya ia bisa mengistirahatkan badan dan pikirannya.

Sadar bahwa tidak ada yang menyahuti teriakannya, Haura kembali berteriak memanggil mamanya.

"Ma?!" teriaknya.

Senyap.

"Mama kemana yah? Satria masih disekolah ikut kegiatan OSIS, Papa juga masih diluar kota, bi inem juga belum balik dari kampungnya." monolog Haura.

"Sepi banget. Nanti kalo Papa pulang mau minta adik baru, ah! Ga enak kalo cuman berdua sama Satria,"

Haura menyelesaikan acara makan eskrim-nya, kemudian ia berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya.

Kamar dengan pintu cokelat. Dan terdapat gantungan yang bertuliskan 'KAMAR ISTRI LEVI DAN SEHUN!'

Ia membuka pintu kamarnya, terpampang kamar dengan cat warna biru gelap, serta tergantung bermacam-macam printilan-printilan anime dan K-Pop.

Haura mulai mengganti seragamnya menjadi pakaian santai, ia berjalan menuju tempat tidurnya dan membaringkan badannya di sana.

"Seharian beraktifitas bikin kepala ku sakit." ia menatap langit-langit kamarnya. "Ugh! Rasanya pengen tinggal di rumah aja, ga mau keluar-keluar lagi, terlalu banyak orang di luar, pusing liatnya." dasar nolep

Ia menggulingkan badannya, sekarang posisinya menjadi tengkurap. Ingat bahwa ia memiliki ponsel, dengan segera ia mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dekat kasurnya.

Saat menyalakan ponselnya, terlihat 25 notifikasi dari aplikasi WhatsApp.

Haura mulai membuka satu persatu chat di aplikasi tersebut, mulai dari chat Satria dua hari yang lalu, chat Zulfa teman onlinenya, chat Chelsea tetangga sebelah, chat dari grup kelas, dan chat dari grup gibahnya.

Perhatiannya teralihkan kembali ke chat nomor dua, chat dari nomor tidak dikenal.
Ia membuka chat tersebut.

Chat.
-------

Tidak dikenal:
"Ra, nanti di save yah nomorku,"

Haura:
"Siapa yah?"

Menunggu beberapa menit, Haura belum juga mendapatkan balasan. Ia menatap chat tersebut lamat.

Haura berbalik, kemudian menaruh ponsel diperutnya.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang